Mangara M. Tambunan
Universitas Sumatera Utara (USU)

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERANCANGAN ALAT PEMERAS KELAPA PARUT MENJADI SANTAN DENGAN CARA PENGEPRESAN MANUAL YANG ERGONOMIS Imam Ghazali; Mangara M. Tambunan; Nazlina MT
Jurnal Teknik Industri USU Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1057.647 KB)

Abstract

Sering ditemukan mesin atau alat pemeras kelapa parut dipasar tradisional dikota Medan. Mesin atau alat tersebut dijual dengan harga yang relatif mahal, kurang ergonomis dan dengan kapasitas input yang kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan rancangan mesin pemeras kelapa parut yang ergonomis, input besar dan murah. Tahapan yang digunakan adalah mendeteksi keluhan musculoskeletal yang diakibatkan oleh pemakaian alat yang sudah ada. Dengan menggunakan Standard Nordic Questionnairre (SNQ) dengan cara menyebarkan kuisioner. Hasil penilaian kuisioner digunakan sebagai dasar untuk merubah dimensi alat agar sesuai dengan anthropometri operator yang akan menggunakan. Setelah rancangan dimensi alat sesuai dengan konsep ergonomi maka dilakukan penyebaran kuisioner terbuka dan kuisioner tertutup untuk pembuatan Quality Function Deployment (QFD). Kemudian diukur waktu siklus untuk menentukan waktu pemerasan alat pemeras kelapa parut. Berdasarkan perancangan alat kelapa parut yang baru maka diusulkan metode kerja baru yang telah distandarkan berupa standard operation procedure (SOP) alat Pemeras kelapa parut. Dari hasil pengolahan data dan analisis pemecahan masalah dapat diambil kesimpulan bahwa perancangan alat pemeras kelapa parut usulan dapat meminimalkan keluhan Muscoluskeletal pada operator. Hasil santan alat pemeras kelapa parut usulan memberikan hasil lebih banyak 20% dari alat yg lama, alat kelapa parut usulan lebih murah harganya dibandingkan dengan alat pemeras kelapa parut yang ada dipasaran dan waktu siklus dari alat pemeras kelapa parut usulan lebih cepat 5% dibandingkan dengan alat pemeras kelapa parut yang lama. Dengan syarat harus menggunakan SOP yang sudah dibuat
PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI 360° FEEDBACK DAN AHP DI PT. S Jhonli Pardosi; Mangara M. Tambunan; Khalida Syahputri
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 2 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.034 KB)

Abstract

PT. S adalah perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan sirup. Perusahaan ini telah melakukan penilaian kinerja dengan menggunakan metode rating scale.  Penilaian dengan metode ini, kurang objektif karena penilaian kinerja hanya dilakukan oleh atasan sebagai bahan pertimbangan untuk analisis jabatan saja. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diterapkan penilaian kinerja yang lebih objektif dengan tujuan mengetahui gambaran kinerja karyawan secara objektif. Pengukuran kinerja karyawan dilakukan terhadap level manajer dengan menggunakan integrasi 360º feedback dan AHP. Dari hasil penelitian, diperoleh prioritas variabel kinerja adalah kompetensi kerja. Prioritas subvariabel adalah kepemimpinan, keterampilan komunikatif dan tingkat komitmen bekerja. Nilai kinerja manajer pemasaran adalah 3,95 dengan bobot subvariabel  tertinggi adalah kepemimpinan, akurasi dalam bekerja dan komitmen bekerja. Nilai kinerja manajer produksi adalah 3,89 dengan bobot subvariabel  tertinggi adalah akurasi dalam bekerja dan komitmen bekerja. Nilai kinerja manajer humas adalah 3,65 dengan bobot subvariabel  tertinggi adalah keterampilan komunikatif dan komitmen bekerja. Nilai kinerja manajer keuangan adalah 3,90 dengan bobot subvariabel  tertinggi adalah kepemimpinan dan keterampilan komunikatif. Metode penilaian kinerja integrasi 360º feedback dan AHP lebih efektif dan menggambarkan kinerja karyawan secara objektif dari beberapa sumber penilai serta memperoleh variabel prioritas yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan karir karyawan.
PENILAIAN DIMENSI INTERNAL SERVICE QUALITY DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS UNTUK PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN DI RS XYZ Malahayati Malahayati; Mangara M. Tambunan; Khalida Syahputr
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 4 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.165 KB)

Abstract

RS XYZ merupakan salah satu perusahaan penyedia pelayanan kesehatan. Dalam hal ini pihakrumah sakit memiliki beberapa permasalahan berkaitan dengan dimensi kualitas layanan internalseperti sikap, perilaku dan keramahan pihak rumah sakit, waktu tanggap dokter yang lambat, kuranginisiatif dalam membantu pasien, kerjasama dan job desk yang kurang jelas, pelayanan yang kurangakurat dan tidak sesuai standar, serta jam pelayanan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan solusi ideal terhadap peningkatan kualitas layananberdasarkan penilaian dimensi kualitas layanan internal. Penilaian dimensi kualitas layanan internalkesehatan (Internal Health Care Service Quality) dilakukan dengan menggunakan metode TOPSIS(Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution). Hasil yang diperoleh dengan metodeTOPSIS kemudian akan dianalisis dengan menggunakan Importance-Performance Analysis (IPA) untukmenentukan dimensi yang perlu ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanandengan nilai preferensi yang paling rendah adalah unit layanan rawat inap yaitu 0,3884. Sedangkandimensi kualitas yang perlu ditingkatkan pada unit layanan rawat inap adalah responsiveness,collaboration, access, dan equity. Adapun upaya yang dilakukan untuk peningkatan kualitas adalahmeminimalkan waktu menunggu dengan standarisasi waktu pelayanan, serta meningkatkan komitmenstaf dalam menangani pasien, menerapkan sistem atau kebijakan yang mengatur interaksi diantaraberbagai profesi kesehatan, serta meningkatkan komunikasi yang efektif guna menghasilkan kerjasamayang baik antar staf, meningkatkan ketersediaan sumber daya baik ketersediaan tenaga, ketersediaanfasilitas, maupun alokasi waktu untuk kelancaran pelayanan, dan menciptakan kesetaraan danketerbukaan di lingkungan rumah sakit.