Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KUALITAS MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH YANG DIHASILKAN DARI BERBAGAI WAKTU PENYULINGAN Justus Elisa Loppies; Rahmad Wahyudi; Ardiansyah Ardiansyah; Endang Sri Rejeki; Aulia Winaldi
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 16, No 2 (2021): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v16i2.7489

Abstract

Kualitas minyak atsiri daun cengkih merupakan indikator keberhasilan dalam proses penyulingan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas minyak atsiri daun cengkih yang dihasilkan dari berbagai waktu penyulingan. Metode observasi digunakan untuk menjelaskan spesifikasi minyak atsiri daun cengkih yang dihasilkan selama penyulingan 2, 4, 6 dan 8 jam. Spesifikasi yang diukur meliputi: warna, bau, kelarutan dalam etanol, kadar eugenol, dan ß-caryophyllene. Hasil penelitian menunjukkan minyak atsiri yang dihasilkan pada penyulingan dengan waktu 2 jam sesuai SNI 06-2387-2006. Waktu optimum untuk pelepasan minyak atsiri dari simplisia daun cengkih adalah 2–4 jam, dengan kadar eugenol 34,01–86,33%. Kriteria atsiri yang diperoleh yaitu berwarna kuning, bau khas minyak cengkih, kelarutan dalam etanol 1:2, eugenol 34,01–86,33% dan ß-caryophyllene 8,15–46,58%. Pelepasan eugenol dari simplisia bahan menjadi berkurang dan tidak efektif pada penyulingan 6–8 jam. Hasil penelitian ini menjadi rujukan untuk penggolongan kualitas minyak atsiri berdasarkan lama waktu penyulingan.  
KARAKTERISTIK OLEOGEL DARI MINYAK NABATI MENGGUNAKAN LILIN LEBAH DAN LEMAK KAKAO SEBAGAI OLEOGATOR justus elisa loppies; Eky Yenita Ristanti; Sitti Ramlah; Alfrida Lullung; Andi Amalia
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5552

Abstract

Abstrak: Pengembangan oleogel dapat dilakukan melalui rekayasa strukur molekul minyak atau lemak sehingga diperoleh karakteristik tertentu sesuai peruntukannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap karakteristik oleogel yang dibentuk dari bahan minyak nabati (minyak sawit dan kedelai) dan lilin lebah dan lemak kakao sebagai oleogator. Karakteristik yang diukur meliputi; tekstur, titik leleh, viskositas dan kandungan lemak padat. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratorium dengan membandingkan proses oleogelasi menggunakan dua jenis minyak nabati yaitu: minyak sawit dan minyak kedelai dan dua jenis komposisi oleogator yaitu lemak kakao 1% + lilin lebah 9% dan lemak kakao 3 % + lilin lebah 7 %. Proses oleogelasi dilakukan dengan cara mencampurkan massa minyak dengan oleogator pada putaran 15.000 dan 25.000 rpm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Oleogel dengan karakteristik terbaik diperoleh dari proses oleogelasi minyak sawit dengan oleogator (1% lemak kakao dan 9% lilin lebah) pada kecepatan pengadukan 25.000 rpm. Karakteristik yang diperoleh adalah; memiliki titik leleh dan viskositas yang tinggi yaitu 43,72 – 45,53 oC dan 161 x 103 centipoise, mempunyai struktur yang lebih padat dan homogen dengan kandungan lemak padat yang lebih rendah (83,33 %) dibanding produk pembanding (mentega putih). Kata Kunci: karakteristik, oleogel, oleogator, oleogelasi, minyak nabati, lilin lebah, lemak kakao    
STABILITAS ZAT WARNA ANTOSIANIN BIJI KAKAO PADA BERBAGAI KONDISI KOPIGMENTASI justus elisa loppies; Medan Yumas; Endang Sri Rejeki; Alfrida Lullung Sampebara; Kaherunnisa Kaherunnisa
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 15, No 2 (2020): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v15i2.6611

Abstract

Antosianin  tergolong senyawa berpigmen yang banyak terkandung dalam biji kakao. Senyawa ini memiliki warna yang tidak stabil dan mudah terdegradasi oleh faktor keasaman, pencahayaan, suhu, oksidasi maupun proses penanganan.Untuk mencapai kestabilan, antosinanin perlu dikendalikan dengan metode kopigmentasi yaitu dengan mereaksikan bahan penguat sebagai kopigmen dengan antosianin agar tidak mudah terdegradasi. Bahan kopigmen yang digunakan adalah asam galat dengan rasio perbandingan 1:0 -1:3 yang diberi perlakuan suhu 60 – 90 0C selama 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak antosinin yang dikopigmen dengan asam galat 1:2 – 1:3 dapat mengatasi instabilitas warna pada suhu 60 - 70 0C. Efek kopigmentasi menghasilkan warna dengan intensitas yang tinggi dan stabil dibanding dengan antosianin yang tidak dikopigmentasi. Intensitas tertinggi adalah 0,336 – 0,387 pada suhu 60-70 0C dengan kecerahan (L*) 22,63 pada rasio 1:1. Warna dominan adalah kemerahan (a*) melebihi kekuningan (b*) terjadi pada rasio 1:2 dengan nilai 12,37 dan 8,6. Pergeseran warna terkecil (ΔE) adalah 66,93 – 67,15 pada rasio 1:1 dan 1:2.            
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI RUMPUT LAUT SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK TANAMAN PERTANIAN. (Utilization of Liquid Waste from Seaweed Industry as Organic Liquid Fertilizer for Crops) Justus Elisa Loppies; Medan Yumas
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 12, No 2 (2017): Jurnal Industri Hasil Perkebunan Volume 12 No. 2 Desember 2017
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.393 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v12i2.3453

Abstract

Utilization of liquid waste from seaweed processing industry to produce organic liquid fertilizer for crops was studied. The liquid waste was taken for both before and after filtration to the waste outlet. Fertilizer was formulated in 60 %, 70 % and 80 % liquid waste and the rest portion as the mixture of banana hump, water hyacinth and seaweed thallus. Fermentation took place unaerobically for 15 days using EM4  microorganisms. Composition of 60 % liquid waste taken before the filtration to the outlet and 40 % of the mixture in the formula showed a fertilizer with the higest auxin, gibberelins cytokinin and ethylen contents of 131.210; 149.550; 183.378 and 18.01 ppm, respectively. In this composition obtained the highest value for phosphate soluble bacteria and Nitrogen fixing bacteria were 7,5 x 104 CFU/ml and 160.000 APM/ml. In fact, in an application test for chili, this formula resulted in the highest growing effects for the crop, in terms of crop height and length, width and number of leaves, compared to other formulas. Moreover, fertilizers formulated from the 70 % and 80 % liquid waste taken before the filtration to the outlet had higher K2O compound, compared to other formulas, while N, Mg, and Ca were found higher in the fertilizer, formulated from the liquid waste taken after the filtration to the outlet.Keywords:     liquid waste, seaweed, fertilizer, crops, fermentation, plant growth regulator (PGR). ABSTRAK. Pemanfaatan limbah cair industri pengolahan rumput laut untuk memproduksi pupuk cair organik untuk tanaman pertanian telah diteliti. Limbah cair diambil masing- masing dari sebelum dan sesudah penyaringan ke outlet limbah. Pupuk diformulasi dari 60 %, 70 % dan 80 % limbah cair ditambah sisanya berupa campuran bonggol pisang, enceng gondok, dan thallus hasil sortiran rumput laut. Fermentasi berlangsung secara anaerob selama 15 hari dengan menggunakan mikroorganisme EM4. Komposisi 60 % limbah cair yang diambil sebelum outlet penyaringan dan 40 % campuran bahan- bahan lainnya tersebut, pada formula pupuk menghasilkan kandungan zat pengatur tumbuh auksin, giberelin, sitokinin dan etilen tertinggi dengan kadar masing-masing 131,210; 149,550; 183,378 dan 18,01 ppm. Pada komposisi ini juga diperoleh nilai tertinggi untuk mikroba pelarut fosfat dan mikroba menambat nitrogen adalah 7,5 x 104 CFU/ml dan 160.000 APM/ml. Pada kenyataannya, uji aplikasi formula ini pada tanaman cabe menghasilkan efek pertumbuhan tanaman tertinggi, dalam hal tinggi tanaman dan panjang, lebar dan jumlah daun, dibandingkan dengan formula lainnya. Selanjutnya, pupuk yang diformulasi dari 70 % dan 80  % limbah cair yang diambil sebelum outlet penyaringan memiliki kandungan senyawa K2O lebih tinggi dibanding dengan yang lainnya, sedangkan unsur-unsur N, Mg dan Ca ditemukan pada pupuk yang diformulasi dari limbah cair yang diambil sesudah outlet penyaringan. Kata Kunci:      limbah cair, rumput laut, pupuk, tanaman pertanian, fermentasi, zat pengatur tumbuh (ZPT)
RANCANGAN INSTALASI REGULATOR OTOMATIS UNTUK TUNGKU PENYANGRAIAN KOPI DAN KAKAO Justus Elisa Loppies; Medan Yumas; Endang Sri Rejeki
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.206 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v13i2.4337

Abstract

Ringkasan.  Penyangraian  merupakan salah satu tahapan dalam proses pengolahan kopi dan kakao, tujuannya adalah untuk memperoleh hasil sangrai bji kopi dan kakao dengan citarasa dan aroma khas. Umumnya proses penyangraian menggunakan sistem pembakaran onvensional yang tidak efisien dan tidak terkontrol sehingga berdampak pada produk akhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instalasi regulator otomatis untuk tungku penyangraian biji-bijian khusus untuk kopi dan kakao. Model tungku bakar yang dikembangkan terdiri dari tiga bagian utama yaitu sistem perapian, sistem pengendali bahan bakar dan sistem pengendali suhu. Ketiga bagian ini terkonstruksi dalam suatu sistem dan bekerja secara terintegrasi untuk menghasilkan suatu sistem pembakaran yang terkontrol pada berbagai level suhu dalam suatu proses penyangraian. Hasil percobaan  tanpa bahan penyangrai menunjukkan bahwa tungku penyangraian dengan sistem regulator otomatis dapat beroperasi secara konsisten pada suhu 100 – 220 0C dengan bias suhu 1 – 3 0C. Aplikasi pada proses penyangraian biji kopi 10 kg selama 9 – 40 menit menunjukkan stabilitas dan konsistensi pada suhu 160, 180, 200 dan  220 0C (bias 2 – 3 0C) dengan kadar air masing-masing 4,15 ; 2,31; 1,86 dan 1,27 % . Penyangraian biji kakao selama 45 menit pada suhu 120 dan 140 0C (bias 1 0C)  memiliki kadar air masing-masing 3,15 dan 2,89 % . Hasil sangrai memiliki warna, citarasa dan aroma khas. Efisiensi energi sekitar 50 % dibanding konsumsi energi pada proses penyangraian konvensional..Kata Kunci : istalasi regulator otomatis, tungku penyangraian, sistem kontrol, biji kopi dan  kakao.
APLIKASI OLEOGEL DENGAN OLEOGATOR LEMAK KAKAO PADA PEMBUATAN COKELAT Sitti Ramlah; Eky Yenita Ristanti; Justus Elisa Loppies; Dyah Wuri Asriati; Endang Sri Rejeki
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5479

Abstract

Oleogel didefinisikan sebagai lemak lipofilik dan campuran padat, dimana material lemak padat (oleogator) dengan konsentrasi yang lebih rendah (<10%) dapat menjerap dengan cara membentuk jejaring oleogator pada minyak curah. Oleogel digunakan untuk menghasilkan lemak dengan sifat struktur yang diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengaplikasikan oleogel dari minyak sawit dan minyak kedelai dengan oleogator lemak kakao  pada pembuatan cokelat. Penelitian ini dilakukan 2 tahap yaitu pembuatan oleogel dan pembuatan cokelat. Pembuatan cokelat dibuat dengan 10 formula yaitu F1 - F10, dimana F1 - F8 menggunakan oleogel sebagai pengganti lemak, sedangkan F9 dan F10 merupakan pembanding dimana pengganti lemak digunakan CBS. Parameter uji  adalah kadar air,  gula,  lemak, protein, kandungan logam dan uji organoleptik.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa oleogel dari minyak sawit dan minyak kedelai dengan oleogelator lemak kakao dapat digunakan sebagai pengganti lemak pada pembuatan cokelat. Cokelat  dengan penggunaan lemak oleogel mempunyai karakteristik mutu yaitu; kadar air 1,04 % - 1,94 %,  gula 35,61 % - 42,19 %, lemak 40,01 % - 48,25 %, protein 9,64 % - 11,03 %,  kadar logam As  (< 0.007 ppm), Sn (<1.5 ppm), Cd (<0.08 ppm), Hg  (<0.003 ppm).. Kata kunci : Oleogel, cokelat, minyak sawit, minyak kedelei.