Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PENYANGRAIAN BIJI KAKAO NON FERMENTASI DENGAN SISTEM UAP PANAS TERHADAP KANDUNGAN POLIFENOL, KATEKIN, DAN RESIDU PESTISIDA KAKAO BUBUK wahyuni wahyuni; Rosniati Kasim; Medan Yumas; Melia Ariyanti; Dwi Indriana
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 14, No 2 (2019): Jurnal industri Hasil Perkebunan
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v14i2.5537

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan polifenol, katekin, dan residu pestisida pada kakao bubuk. Biji kakao basah diblanching menggunakan air panas, kemudian dikeringkan dengan cara  dijemur pada sinar matahari terlindung.  Biji kakao kering disangrai dengan metode uap air panas menggunakan waterbath pada suhu 80°C selama 30 menit.  Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu Biji Kakao Sangrai (BS) dan Biji Kakao Tanpa Sangrai (BTS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kakao bubuk yang dihasilkan dari biji kakao sangrai (BS) mempunyai kandungan senyawa total polifenol 6,89% sedangkan kakao bubuk tanpa sangrai (BTS) mempunyai kandungan total polifenol 9,42%. Senyawa katekin pada  kakao bubuk dari biji kakao sangrai (BS) 6,335 g/100g, sedangkan biji kakao tidak sangrai (BTS) 6,626 g/100g. Residu pestisida dari semua kakao bubuk yang dianalisis tidak ada yang terdeteksi, sehingga kakao bubuk yang dihasilkan dari penelitian ini aman dari pestisida.
KARAKTERISTIK MUTU BIJI KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PERLAKUAN WAKTU FERMENTASI BERDASAR SNI 2323-2008. (Quality Characteristics Of CocoaBeans (Theobroma cacao L) WithTime FermentationTreatment Based on ISO 2323-2008) Melia Ariyanti
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 12, No 1 (2017): Jurnal Industri Hasil Perkebunan Volume 12 No. 1 Juni 2017
Publisher : Balai Besar Industri Hasil Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.108 KB) | DOI: 10.33104/jihp.v12i1.2757

Abstract

The aim of this research was to determine the quality of 5 and 6 days fermented cocoa beans in Belopa, LuwuDistrict, South Sulawesi by ISO 2323-2008. Raw materials used in the study was the cocoa beans from farmers in Batu Titik Village Batu Lappa subdistrict,Belopa, Luwu Districts. Cocoa beans fermented for 5 and 6 days dried in the sun, then analyzed in the laboratory testing BBIHP Makassar. Test parameters based on the quality requirements of ISO 2323-2008 cocoa beans include general conditions and special requirements. The results showedthat the cocoa bean fermentation for 5 and 6 days measuring 94 and 95 seeds per 100 grams, including class A. Based on the general requirements ISO 2323-2008, fermented cocoa beans 5 and 6 days not yet meet the quality requirements for water content, while the special requirements seeds not meet the quality requirements for the levels of impurities. Based on the special requirements, fermented cocoa beans 5 and 6 days of research result fromLuwu Districts including quality III. Keywords: cacao beans, fermentation, quality, ISO 2323-2008.ABSTRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu biji kakao yang difermentasi 5 dan 6 hari di Belopa, Kab. Luwu Sulawesi Selatan berdasarkan SNI 2323-2008. Bahan baku yang digunakan dalam penelitian adalah biji kakao dari petani di Dusun Batu Titik Desa Batu Lappa, Belopa Kab. Luwu. Biji kakao yang telah difermentasi selama 5 dan 6 hari kemudian dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari, selanjutnya dianalisa di Laboratorium Pengujian BBIHP Makassar. Parameter uji berdasarkan syarat mutu biji kakao SNI 2323-2008 meliputi syarat umum dan syarat khusus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji kakao fermentasi 5 dan 6 hari berukuran 94 dan 95 biji per 100 gram, termasuk golongan A. Berdasarkan syarat umum SNI 2323-2008, biji kakao fermentasi 5 dan 6 hari belum memenuhi syarat mutu untuk kadar air, sedangkan syarat khusus biji belum memenuhi syarat mutu untuk kadar kotoran. Berdasar syarat khusus, biji kakao fermentasi 5 dan 6 hari hasil penelitian dari Kab. Luwu termasuk mutu III. Kata kunci: biji kakao,fermentasi, mutu, SNI 2323-2008.
KRITERIA PARAMETER MUTU GREEN COFFEE POWDER UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN STANDAR PRODUK KOPI (ULASAN) Hari Purwanto; Melia Ariyanti; Asma Assa; Tri Muhadi Rahman
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol 17, No 1 (2022): Jurnal Industri hasil Perkebunan
Publisher : BBSPJI Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33104/jihp.v17i1.7712

Abstract

Green coffee powder (GCP) adalah produk kopi yang tidak melalui proses sangrai dan tanpa penambahan bahan lain. GCP tergolong produk pangan segar asal tumbuhan (PSAT). Produk ini sudah dikomersilkan melalui e-commerce baik dalam bentuk powder maupun kapsul, namun belum didukung dengan standar yang menjadi syarat mutu. Kajian ini bertujuan untuk menentukan kritera mutu GCP sekaligus untuk mendukung pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kajian dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi observasi ke IKM penggiat kopi antara lain IKM Kopi Puncak Malino dan IKM Kopi Turaya. Selain itu, telah dilaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dengan melibatkan berbagai stakeholder yang bertindak sebagai narasumber dan peserta baik dari kalangan pemerintah, akademisi, asosiasi dan industri. Hasil dari kegiatan observasi dan FGD menjadi bahan masukan penulis dalam menentukan kriteria mutu GCP berdasarkan aspek kualitas, keaslian produk, aktivitas dan keamanan pangan. Kriteria mutu tersebut antara lain keadaan produk, kadar air, kadar dan kealkalian abu, ukuran partikel, kadar kafein, sari kopi, asam klorogenat, cemaran mikroba, dan cemaran logam. Kajian ini belum menetapkan syarat nilai dari tiap kriteria mutu yang direkomendasikan. Seluruh kriteria mutu mengacu pada SNI 8964:2021 Kopi Sangrai dan Kopi Bubuk