Sugeng Hadinoto
Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon - Kementerian Perindustrian

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISASI KOLAGEN GELEMBUNG RENANG TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares) DARI PERAIRAN MALUKU MENGGUNAKAN EKSTRAKSI ASAM (Collagen Characterization from Swim Bladder of Yellowfin Tuna (Thunnus albacares) from Maluku using Acid Extraction) Syarifuddin Idrus; Sugeng Hadinoto; Joice Kolanus
Biopropal Industri Vol 9, No 2 (2018)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.747 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v9i2.4020

Abstract

Swim bladders is part of byproduct from fish processing industry that contain high collagen protein. One effort to increase the added value of swim bladders is to process them into collagen extracts. The swim bladders was derived from yellowfin tuna (Thunnus albacares) as the dominant catch in Maluku. This research aimed to determine the characteristics of collagen extracts from the waste of swim bladders of yellowfin tuna which included proportion, chemical composition, amino acids and molecular weight. Swim bladders were extracted using 0.5 M and 0.75 M acetic acid. Waste swim bladders of yellowfin tuna has 0.35% of fish weights with 20.27% protein content. The acid extraction yielded collagen that identified as type I collagen with molecular weight between 130-145 kDa. Collagen extraction from swim bladders of yellowfin tuna gave best result using 0.5 M acetic acid which contains 456.40 mg/g proline, glycine 1175.05 mg/g and alanine 338.66 mg/g.Keywords: acetic acid, collagen, swim bladder, yellowfin tuna ABSTRAKGelembung renang merupakan bagian dari limbah hasil samping industri pengolahan ikan yang mengandung protein kolagen tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah pada gelembung renang adalah dengan mengolahnya menjadi ekstrak kolagen. Gelembung renang yang diteliti berasal dari ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares) sebagai hasil tangkapan dominan di Maluku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ekstrak kolagen dari limbah gelembung renang ikan tuna sirip kuning yang meliputi proporsi, komposisi kimia, asam amino dan berat molekul. Gelembung renang diekstraksi menggunakan asam asetat 0,5 M dan 0,75 M. Limbah gelembung renang ikan tuna sirip kuning memiliki proporsi 0,35% dari seluruh bobot ikan dengan kandungan protein 20,27%. Proses ekstraksi asam menghasilkan kolagen yang teridentifikasi sebagai kolagen tipe I dengan berat molekul antara 130-145 kDa. Ekstraksi kolagen dari gelembung renang ikan tuna sirip kuning memberikan hasil terbaik pada ekstraksi menggunakan asam asetat 0,5 M dimana kandungan prolin 456,40 mg/g, glisin 1175,05 mg/g dan alanin 338,66 mg/g.Kata kunci: asam asetat, gelembung renang, ikan tuna sirip kuning, kolagen
Proporsi dan Kadar Proksimat Bagian Tubuh Ikan Tuna Ekor Kuning (Thunnus albacares) Dari Perairan Maluku Sugeng Hadinoto; Syarifuddin Idrus
Majalah BIAM Vol 14, No 2 (2018): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.825 KB) | DOI: 10.29360/mb.v14i2.4212

Abstract

Setiap perkembangan industri pengolahan perikanan, termasuk pengolahan ikan tuna pasti akan menyisakan hasil samping berupa kulit, kepala, tulang ataupun isi perut ikan. Hasil samping tersebut tersebut dapat dimanfaatkan menjadi produk lain yang bernilai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jumlah proporsi bagian tubuh ikan tuna dan mengetahui kandungan gizi pada daging, telur, kulit dan gelembung renang ikan tuna. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu pengambilan sampel dipasar tradisional Mardika Ambon; preparasi dan mengukuran berat bagian tubuh ikan tuna; analisis proksimat bagian tubuh ikan tuna. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Proporsi bagian tubuh ikan dari berat total ikan tuna 20 kg, yaitu daging 59%; kepala 17,5%; kulit 3,25%; tulang 13,75%; jeroan 6,07% dan gelembung renang 0,43%. Pengukuran kadar proksimat terhadap bagian tubuh ikan tuna diperoeh hasil: kadar air (daging 71,73%, telur 72,02%, kulit 59,31%, gelembung renang 79,74%); kadar abu (daging 1,48%, telur 1,46%, kulit 5,73%, gelembung renang 0,81%); kadar protein (daging 28,34%, telur 22,83%, kulit 37,32%, gelembung renang 17,52%); kadar lemak (daging 0,51%, telur 0,63%, kulit 9,17%, gelembung renang 1,64%). Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa selain daging, bagian tubuh ikan tuna yang lain juga memiliki potensi gizi yang baik. Kulit ikan tuna mengandung protein yang lebih banyak dibandingkan dengan daging.
PENGUKURAN PROTEIN TERLARUT AIR CUCIAN GELEMBUNG RENANG DAN KULIT IKAN TUNA MENGGUNAKAN METODE BRADFORD Sugeng Hadinoto; Ikbal Syukroni
Majalah BIAM Vol 15, No 1 (2019): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.864 KB) | DOI: 10.29360/mb.v15i1.5247

Abstract

Salah satu tahapan pada proses ekstraksi kolagen menggunakan bahan baku gelembung renang dan kulit ikan tuna adalah pretreatment, yaitu tahapan eliminasi substansi non-kolagen (deproteinase) menggunakan NaOH. Untuk melanjutkan proses ekstraksi bahan baku tersebut harus dinetralisasi hingga pH netral. Pada proses netralisasi inilah diduga adanya protein terlarut yang ikut terbuang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui protein terlarut dari air cucian gelembung renang dan kulit ikan tuna pada proses netralisasi pada proses ekstraksi kolagen. Pengukuran kadar protein terlarut air cucian gelembung renang dan kulit ikan tuna menggunakan metode Bradford. Penelitian ini dilakukan melalui 4 tahap yaitu pembuatan BSA sebagai protein standar, pembuatan reagen Bradford, pembuatan kurva standar, dan pengukuran kadar protein yang diperoleh dari perhitungan nilai absorbansi yang dimasukkan kedalam persamaan liner. Kadar protein yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu 0,272 mg/mL dan 0,270 mg/mL pada proses netralisasi I dan II gelembung renang ikan tuna menggunakan NaOH 0,1 M dan ekstraksi asam asetat 0,2 M; 0,060 mg/mL dan 0,033 mg/mL pada proses netralisasi I dan II kulit ikan tuna menggunakan NaOH 0,2 M dan ekstraksi asam asetat 0,1 M; 0,149 mg/mL dan 0,048 mg/mL pada proses netralisasi I dan II kulit ikan tuna menggunakan NaOH 0,2 M dan ekstraksi asam asetat 0,05 M.
KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA IKAN DI TELUK AMBON DALAM DAN PERHITUNGAN MAXIMUM TOLERABLE INTAKE Sugeng Hadinoto; Noor M. Setyadewi
Majalah BIAM Vol 16, No 1 (2020): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29360/mb.v16i1.5778

Abstract

Ikan sebagai salah satu biota air dapat dijadikan sebagai salah satu indikator tingkat pencemaran oleh logam berat yang terjadi di dalam perairan. Tubuh ikan dapat berfungsi sebagai indikator terjadinya suatu pencemaran dalam lingkungan, jika dalam tubuh ikan tersebut terkandung kadar logam berat yang tinggi dan melebihi batas normal yang telah ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi logam berat Pb dan Cd pada ikan di Teluk Ambon Dalam serta mengetahui batas maksimum konsumsi mingguan pada ikan yang terpapar logam berat Pb dan Cd. Sampel ikan diambil dari perairan Desa Galala, Teluk Ambon Dalam. Sampel yang diperoleh dianalisis menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam berat Pb pada ikan berkisar antara 0,0252-0,0826 ppm; Cd berkisar antara 0,0001-0,0041 ppm. Perhitungan nilai BCF menunjukkan akumulasi logam berat Pb dan Cd pada ikan masih tergolong rendah, yaitu antara 9,33-30,59 untuk logam berat Pb dan 0,25-10,25 untuk logam berat Cd. Batas maksimum toleransi logam berat Pb dan Cd dalam daging ikan yang dikonsumsi selama satu minggu untuk orang dewasa (berat badan 60 kg) masing-masing 18,16-59,52 kg/minggu (Pb) dan 102,44-4200 kg/minggu (Cd). Sedangkan konsumsi daging ikan untuk anak-anak (berat badan 15 kg) adalah 4,54-14,88 kg/minggu (Pb) dan 25,61-1050,00 kg/minggu (Cd). Nilai konsentrasi logam berat Pb dan Cd pada ikan masih berada di bawah standar yang sudah ditetapkan berdasarkan SNI 7387:2009.