Peni Lestari
SMP Wiradesa Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Harmonia: Journal of Research and Education

MAKNA SIMBOLIK SENI BEGALAN BAGI PENDIDIKAN ETIKA MASYARAKAT Lestari, Peni
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 13, No 2 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, December 2013)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v13i2.2782

Abstract

Kesenian Begalan merupakan seni pertunjukan yang memberi keuntungan pada masyarakat karena di dalam acara inti seni hiburan tersebut mengandung nasehat perkawinan dengan mengungkapkan arti simbolik tersirat yang ditunjukkan dalam bentuk properti, seperti ian, ilir, kukusan, pedaringan, layah, muthu, irus, siwur, beras, wangkring, sapu sada, suket, cething, daun salam, dan tampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan: (1) bentuk seni pertunjukan Begalan, (2) arti simbol-simbol yang terkandung dalam brenong kepang (properti pertunjukan), (3) nilai etika masyarakat Begalan yang terkandung dalam seni pertunjukan. Digunakannya metode kualitatif dalam penelitian adalah agar terdapat diskusi dengan mengekspos subyek dan obyek penelitian sesuai dengan fakta-fakta yang ditemui di lapangan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Sarannya adalah agar pemerintah Banyumas perlu membuat kebijakan untuk mengembangkan seni Begalan, nilai-nilai pendidikan etika dapat diterapkan dalam kehidupan. Seni Begalan dapat dimasukkan sebagai materi subjek seni dan budaya di sekolah, khususnya di Banyumas. Begalan is an art performance that gives benefits to the community because the essence of the show contains the advice of marriage by breaking the symbolic meanings implied in the form of show properties, such as ian, ilir, kukusan, pedaringan, layah, muthu, irus, siwur, rice, wangkring, sada broom, suket, cething, laurellike leaves, and tampah. The study aims to determine: (1) the forms of Begalan performance, (2) the meaning of the symbols contained in brenong kepang (the properties of the performance), (3) the value of ethics for Begalan people reflected in the performing arts. The use of qualitative method in research intend to get the discussion of the issue conducted by exposing a state subject and object of research in accordance with the facts encountered in the field. The collection of data uses observation techniques, interviews, and documentation. The suggestion is that Banyumas government should create policies to preserve and develop Begalan performing arts in which ethical values can be applied in life. Begalan performing arts can be included as a subject of art and culture in schools, especially in Banyumas.
MAKNA SIMBOLIK SENI BEGALAN BAGI PENDIDIKAN ETIKA MASYARAKAT Lestari, Peni
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 13, No 2 (2013): December 2013
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v13i2.2782

Abstract

Kesenian Begalan merupakan seni pertunjukan yang memberi keuntungan pada masyarakat karena di dalam acara inti seni hiburan tersebut mengandung nasehat perkawinan dengan mengungkapkan arti simbolik tersirat yang ditunjukkan dalam bentuk properti, seperti ian, ilir, kukusan, pedaringan, layah, muthu, irus, siwur, beras, wangkring, sapu sada, suket, cething, daun salam, dan tampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan: (1) bentuk seni pertunjukan Begalan, (2) arti simbol-simbol yang terkandung dalam brenong kepang (properti pertunjukan), (3) nilai etika masyarakat Begalan yang terkandung dalam seni pertunjukan. Digunakannya metode kualitatif dalam penelitian adalah agar terdapat diskusi dengan mengekspos subyek dan obyek penelitian sesuai dengan fakta-fakta yang ditemui di lapangan. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Sarannya adalah agar pemerintah Banyumas perlu membuat kebijakan untuk mengembangkan seni Begalan, nilai-nilai pendidikan etika dapat diterapkan dalam kehidupan. Seni Begalan dapat dimasukkan sebagai materi subjek seni dan budaya di sekolah, khususnya di Banyumas. Begalan is an art performance that gives benefits to the community because the essence of the show contains the advice of marriage by breaking the symbolic meanings implied in the form of show properties, such as ian, ilir, kukusan, pedaringan, layah, muthu, irus, siwur, rice, wangkring, sada broom, suket, cething, laurellike leaves, and tampah. The study aims to determine: (1) the forms of Begalan performance, (2) the meaning of the symbols contained in brenong kepang (the properties of the performance), (3) the value of ethics for Begalan people reflected in the performing arts. The use of qualitative method in research intend to get the discussion of the issue conducted by exposing a state subject and object of research in accordance with the facts encountered in the field. The collection of data uses observation techniques, interviews, and documentation. The suggestion is that Banyumas government should create policies to preserve and develop Begalan performing arts in which ethical values can be applied in life. Begalan performing arts can be included as a subject of art and culture in schools, especially in Banyumas.