Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ASPEK HUKUM PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK PELAKU TINDAK PIDANA YANG DIJATUHI SANKSI PIDANA Antoni Simanjuntak; Nurmala Waty; Marlina Marlina
Jurnal Mahupiki Vol 1, No 01 (2017)
Publisher : Jurnal Mahupiki

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.073 KB)

Abstract

ABSTRAKSIAnthoni Agung Pratama Simanjuntak¹Nurmalawaty²Marlina³Children are a part of the youth of a nation that has the potential to advance the nation if it had grown.  In Indonesia real situation of children is very alarming. Evidenced by the many children who commit criminal acts. The sanctions measures adopted against children committed a crime, it is more focused on the welfare of the child rather than the interests o f society as a whole. Thus the punishment meant as retaliation dideritakan to a child. The impact of imposition of penalties on child will greatly affect a child's behavior and or physical, mental child that would impose itself as the future generation.The method used in this thesis is the study yuridisnormatif with the approach used is the approach of legislation relating to child protection, juvenile justice system in Indonesia. The material was taken from the writing of primary legal materials, secondary law, and tertiary legal materials.Based on this research can disimpulkanpenjatuhan criminal sanctions against children perpetrators of criminal acts according to Law No. 23 of 2002 Juncto Act No. 35 of 2014adalah requires states particularly on special  protection for children in conflict with the law are implemented through treatment humanly appropriate rights children, providing officers escort a special early on, providing facilities specifically, the application of sanctions appropriate to the best interests of the child, monitoring and recording constantly on the development of children in conflict with the law, guarantee to maintain relationships with their parents or relatives and protection from mass media overload and labeling in society. In Law No. 11 year 2012 has also been set up measures to protect children during the trial, among others the protection of children's rights under investigation, arrest or detention, and prosecution to prevent children perpetrator of that offense of inhuman treatment and protecting children and their rights in order to grow and develop optimally without violence and discrimination.
UJI EKSPERIMENTAL MODUL SURYA 130 WP UNTUK SUPLAI LISTRIK LEMARI PENDINGIN VAKSIN DI DAERAH TERPENCIL Akmal Akmal; Antoni Simanjuntak; Jandri Louhenapessy; Isak Aponno
Jurnal ISOMETRI Vol 1 No 1 (2022): Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Mesin
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4567.631 KB) | DOI: 10.30598/isometri.2022.1.1.16-22

Abstract

Menurut Depkes RI dan WHO, bahwa sebagian besar vaksin harus didinginkan pada temperatur 2oC – 8°C. Penyimpanan vaksin pada umumnya menggunakan lemari pendingin dengan kompresor bertenaga listrik, sehingga tidak dapat dilakukan di daerah terpencil yang belum mendapat akses listrik. Dari potensi energi surya di kawasan Timur Indonesia sekitar 5,1 kWh/m2/hari, maka penggunaan modul surya untuk suplai listrik lemari pendingin vaksin perlu dipertimbangkan. Penelitian ini merupakan pengujian eksperimental terhadap modul surya monocrystalline 130 Wp dan lemari pendingin daya 74 watt. Permasalahannya adalah berapa energi listrik yang dihasilkan photovoltaic 130 Wp dan durasi waktu maksimum pengoperasian lemari pendingin vaksin. Penelitian bertujuan untuk menentukan energi listrik yang dihasilkan dan durasi waktu maksimum pengoperasian lemari pendingin vaksin. Penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu eksperimen dan perhitungan. Eksperimen dilakukan untuk mengukur intensitas matahari (E), tegangan open circuit (VOC) dan arus short circuit (ISC) panel surya, sedangkan perhitungan dilakukan untuk menentukan energi listrik yang dihasilkan panel surya (Wh), konsumsi energi listrik lemari pendingin vaksin (Wh) dan durasi waktu maksimum pengoperasian lemari pendingin vaksin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan photovoltaic 130 Wp dengan rata – rata intensitas matahari sebesar 4.971,14 Wh/m2/hari, dapat menghasilkan energi listrik sebesar 1.061 Wh/hari dan durasi waktu pengoperasian lemari pendingin vaksin maksimum selama 12,5 jam
ANALISIS KINERJA PANEL SURYAAKIBAT PENDINGINAN AKTIF Natalio S. F. Syatauw; Antoni Simanjuntak; N. Titahelu
Jurnal ISOMETRI Vol 2 No 1 (2023): Jurnal Penelitian Jurusan Teknik Mesin
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/isometri.2023.2.1.60-67

Abstract

Energi surya dapat menghasilkan dua jenis energi yaitu energi cahaya dan energi panas. Kedua energi tersebut dapat dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas manusia, salah satunya untuk menghasilkan energi listrik. Kajian awal menyimpulkan bahwa kenaikan temperatur permukaan sebesar 1oC akan menurunkan daya keluaran dan efisiensi panel surya sebesar 0,5%. Peningkatan efisiensi panel surya dapat dilakukan dengan menurunkan atau mempertahankan temperatur panel surya pada kondisi mendekati 25oC dengan sistem pendinginan aktif maupun pasif. Maka itu pada penelitian ini akan melihat kinerja panel surya akibat adanya pendinginan aktif dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh perbandingan watercoolant dan air murni sebagai pendingin aktif pada panel surya 130 Wp untuk memperoleh nilai efisiensi panel surya yang optimum. Sudut kemiringan panel surya adalah 10o serta Kecepatan aliran fluida konstan 100 L/Jam. Perbandingan campuran antara watercoolant dan air murni adalah sebagai berikut; 0:1 (air murni saja), 1:20, 1:40, 1:60, 1:80, 1:100. Pada perbandingan air murni, efisiensi meningkat sebesar 16,27%. Perbandingan 1:20, efisiensi meningkat sebesar 16,96%. Perbandingan 1:40, efisiensi meningkat sebesar 17,69%. Perbandingan 1:60, efisiensi meningkat sebesar 17,93%. Perbandingan 1:80, efisiensi meningkat sebesar 22,99%. Perbandingan 1:100, efisiensi meningkat sebesar 16,14%. Dari hasil pengolahan data dan pembahasan, dapat diperoleh bahwa peningkatan efisiensi yang optimal terdapat pada perbandingan 1:80.