Lutfatul Fitriana
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Prosedur Pemeriksaan Multislice Computed Tomography Urografi pada Pasien dengan Klinis Urolithiasis Fani Susanto; Hernastiti Sedya Utami; Lutfatul Fitriana
Jurnal Imejing Diagnostik (JImeD) Vol 8, No 1: JANUARY 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31983/jimed.v8i1.7451

Abstract

Backgroud: Urolithiasis is the formation of crystalline mineral deposits in the urinary system. Examination of MSCT Urographic with and without administration of intravenous contrast media is used to detect various abnormalities in the urinary tract area. This study aims to analyze MSCT Urographic examination procedures in patients with clinical Urolithiasis at the Radiology Unit of Premier Bintaro Hospital.Methods: Type of study is qualitative with a case study approach. Collection data was conducted at the Radiology Unit of Premier Bintaro Hospital with specialists and documentation observation methods, interviews with radiographers and radiology. Data processing and analysis are carried out descriptively related to the results of observation, interviews and documentation so that conclusions and suggestions can be drawn.Results: Urographic MSCT examination in patients with clinical Urolithiasis performed with patient preparation by laboratory check to check kidney function (urea and creatinine), examination was performed using the MSCT rutine protocol with the addition of contrast media by scanning the unenhance phase, enhance phase includes arterial phase, phase portal vein and delay phase which is 7 minutes and 15 minutes with prone patients in the kidney vesica urinaria area, and post void. The addition of contrast media is intended to show enhancement and narrowing of the urinary tract.Conclusion: Examination of MSCT Urography in patients with clinical Urolithiasis in the Radiology Unit of Premier Bintaro Hospital is done with patient preparation laboratory check, the protocol is done by scanning the unenhance and enhance phases.
PERBEDAAN NILAI IMAGE NOISE DAN DOSIS RADIASI DENGAN MENGGUNAKAN AUTOMATIC EXPOSURE CONTROL (AEC) PADA PEMERIKSAAN CT SCAN Lutfatul Fitriana; Hernastiti Sedya Utami
Jurnal Kesehatan Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38165/jk.v12i2.259

Abstract

Dosis radiasi merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan CT scan. Pada pesawat CT scan terdapat software automatic exposure control yang berfungsi menentukan nilai mAs secara otomatis yang disesuaikan dengan ketebalan objek, sehingga diharapkan dapat mengurangi dosis radiasi yang diterima oleh objek. Penelitian ekperimen ini menggunakan 3 variasi kV yaitu 80 kV, 110 kV dan 130 kV, masing-masing nilai kV diberi perlakuan menggunakan automatic exposure control dan tanpa menggunakan automatic exposure control. Hasil penelitian yang didapat yaitu ada perbedaan nilai dosis radiasi dan image noise anatar penggunaan automatic exposure control dan tanpa penggunaan automatic exposure control, dimana penggunaan automatic exposure control dosis radiasi yang dihasilkan jauh lebih rendah dibandingkan tanpa penggunaan automatic exposure control. Sedangkan untuk nilai image noisenya, penggunaan automatic exposure control menghasilkan nilai image noise lebih tinggi dibandingkan tanpa penggunaan automatic exposure control. Sehingga penggunaan automatic exposure control ini dapat menurunkan dosis radiasi yang diterima objek tetapi juga meningkatkan image noiseKata kunci: Image Noise, Dosis Radiasi, AEC  Abstract Radiation dose is something that needs to be considered in a CT scan. On the CT Scan aircraft there is automatic exposure control software that functions to determine the mAs value automatically which is adjusted to the thickness of the object, so that it is expected to reduce the radiation dose received by the object. This experimental study uses 3 variations of kV, namely 80 kV, 110 kV and 130 kV , each kV value was treated using automatic exposure control and without using automatic exposure control. The results obtained are that there are differences in the value of radiation dose and image noise between the use of automatic exposure control and without the use of automatic exposure control, where the use of automatic exposure control produces a much lower radiation dose than without the use of automatic exposure control. As for the image noise value, the use of automatic exposure control results in a higher image noise value than without the use of automatic exposure control. So that the use of automatic exposure control can reduce the radiation dose received by the object but also increase image noiseKeywords: Image Noise, Radiation Dose, AEC
UJI KEBOCORAN ALAT PROTEKSI DIRI (LEAD APRON ) DENGAN MENGGUNAKAN IMAGING PLAT (IP) DI INSTALASI RADIOLOGI KLINIK PRATAMA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO Lutfatul Fitriana; Tati Hardiyani; Muhamad Andi Maulana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 4 No. 3 (2023): SEPTEMBER 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v4i3.18654

Abstract

Tindakan proteksi radiasi yang harus dilakukan oleh pekerja radiasi adalah penggunaan alat pelindung diri untuk menahan radiasi mengenai tubuh dan masuk kedalam tubuh sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan radiasi, salah satu alat proteksi radiasi yaitu Lead Apron. Sehingga perawatan Lead apron juga sangat penting dilakukan untuk menjaga keadaan fisik dari Lead apron itu sendiri agar tetap terjaga dengan baik. Inspeksi rutin tahunan, merupakan cara yang efektif dan penting untuk menggunakan peralatan pelindung diri. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang mana nantinya akan dilakukan eksposi pada 1 buah lead apron, teknik analisis data pada penelitian ini merujuk pada penelitian Lambert dan McKeon (2001), jika pada saat pengujian terlihat adanya lubang atau robekan pada Lead apron lebih dari 15 mm2 pada daerah sensitif misalnya gonad, maka Lead apron tidak dapat digunakan lagi. Hasil dari penelitian ini yaitu kondisi fisik dari Lead apron sudah terlihat lusuh dan terdapat banyak bercak pada pembungkus lead apron, setelah diraba menggunakan tangan terasa ada retakan dan gumpalan-gumpalan besi di dalam Lead apron pada semua area kuadran. Sedangkan berdasarkan hasil pengujian Lead apron dengan metode radiografi mendapatkan hasil terdapat banyak area yang terjadi patahan sehingga banyak timbal (pb) yang menumpuk menjadi satu pada area tertentu. Dari hasil perhitungan luas kerusakan pada daerah vital seluas 14.517,36 mm2, dan luas kerusakan pada daerah non vital seluas 4.037,77 mm2. Dari hasil uji tersebut dapat diartikah bahwa Lead apron mengalami kerusakan yang cukup parah sehingga tidak layak untuk digunakan lagi.
ANALISA PERBEDAAN VARIASI RECON TYPE TERHADAP INFORMASI CITRA PADA PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA KASUS STROKE ISKEMIK Festiana Fillauhid Idris; Lutfatul Fitriana
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 1 (2024): MARET 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i1.25986

Abstract

Stroke merupakan salah satu disfungsi otak yang muncul secara tiba-tiba, dengan tanda dan gejala yang berlangsung selama periode 24 jam. Stroke iskemik merupakan suatu kondisi medis yang timbul akibat penyumbatan aliran darah dalam otak. Salah satu pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosa stroke iskemik yaitu pemeriksaan CT Scan Kepala. Pada CT Scan ada beberapa parameter salah satunya yakni rekontruksi algorithma yang berupa filter kernel tetapi pada alat GE disebut Recon type, Filter kernel merupakan salah satu parameter CT Scan, penelitian ini fokus pada pengaruh pada Informasi Citra dalam CT scan dengan peningkatan kontras resolusi, resolusi spasial, serta pengurangan noise. Pemilihan filter kernel yang tepat dapat sangat mempengaruhi kualitas gambar yang dihasilkan. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk membandingkan dan menegetahui informasi citra dihasilkan dengan recon type yang berbeda. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif melalui metode eksperimen. Sampel terdiri 10 pasien yang mengalami stroke iskemik, dan subjek penelitian  gambar CT Scan kepala. Variasi dilakukan pada setiap pasien dengan 3 jenis filter kernel untuk melihat efeknya. Hasil uji statistik menyatakan bahwa p value <0.05 maka variasi recon type filter smooth 1, smooth 2 dan smooth 3 menunjukkan perbedaan informasi citra CT Scan kepala pada kasus stroke iskemik. Variasi recon type smooth 3 disarankan untuk pemeriksaan CT Scan kepala kasus stroke karena hasil uji statistik menunjukkan bahwa itu memberikan informasi citra yang paling optimal.