Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBEDAAN HARGA PASAR LAHAN DAN KETETAPAN HARGA LAHAN OLEH PEMERINTAH (NJOP) DI KECAMATAN SIDOARJO Abdul Wahid Hasyim; Ardi Bakhtiar Pandiangan; Wisnu Sasongko
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 8, No 1 (2020): APRIL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v8i1.2270

Abstract

Abstrak: Lahan menjadi tempat aktivitas bagi makhluk hidup, dan akan berubah sesuai dengan bentuk adaptasi serta kegiatan di masa yang datang. Sisi demand lahan yang selalu meningkat akibat peningkatan dan perubahan aktivitas sementara supply lahan yang yang tetap membuat persaingan untuk mendapatkan lahan yang menciptakan kelangkaan terhadap masing-masing aktivitas lahan tersebut. Semakin tinggi intensitas kegiatan pada lahan tersebut, maka semakin tinggi pula nilai lahannya. Dengan kondisi normal pun harga lahan akan terus meningkat, karena populasi manusia semakin pesat, pertumbuhan ekonomi serta investasi yang memerlukan lahan. Besar nilai dan harga lahan dapat dilihat dari dua sudut pandang, yang pertama adalah pemilik lahan dan pemerintah dalam NJOP(Nilai Jual Objek Pajak). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis interpolasi kriging untuk mengetahui pola persebaran harga lahan dan NJOP serta analisis deskriptif statistik berupa Assessment Ratio (AR) untuk mengetahui level perbandingan NJOP dan harga lahan di Kecamatan Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan harga lahan dibanding NJOP menggunakan AR yang mengacu pada standar penilaian properti dari Dirjen Pajak dan IAAO (International Association of Assessing Officers). Diketahui bahwa setiap desa/kelurahan di Kecamatan Sidoarjo berada pada level Under Assessment, artinya NJOP berada dibawah harga pasar dari standar yang digunakan.Kata Kunci: Harga Lahan; NJOP; Assessment Ratio Abstract:  Land will become a place of activity for living things and will change depending on the form of adaptation and future activities. The land demand side continues to grow due to the increase and change in activities, while the supply of land that maintains competition for land leads to a shortage of each of these land activities. The higher the intensity of activities in the country, the higher the value of the country. Even under normal conditions, land prices will continue to rise due to the rapidly growing human population, economic growth, and investments that require land. The value and price of land can be viewed from two perspectives: the first is the landowner and the government(Tax Object Sale Value). This study uses a quantitative approach with kriging interpolation analysis to determine patterns of distribution of land prices and NJOP and descriptive statistical analysis in the form of Assessment Ratio (AR) to determine the comparative level of NJOP and land prices in Kecamatan Sidoarjo. This study aims to determine how much the difference in land prices compared to NJOP uses the Assessment Ratio (AR) which refers to the property valuation standards of the Director General of Taxes and the IAAO (International Association of Assessing Officers). It is known that every village in Kecamatan Sidoarjo is at the Under Assessment level, meaning that NJOP is below the market price of the standard used.Keywords: Land Prices; NJOP; Assessment Ratio
KONVERSI LAHAN PERTANIAN PRODUKTIF AKIBAT PERTUMBUHAN LAHAN TERBANGUN DI KECAMATAN KOTA SUMENEP Wisnu Sasongko; Ilham Akbar Safari; Kartika Eka Sari
Plano Madani : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jpm.v6i1.2520

Abstract

Penelitian tentang konversi lahan pertanian produktif akibat pertumbuhan lahan terbangun di Kota Sumenep bertujuan untuk mengetahui karakteristik perubahan tutupan lahan, faktor-faktor yang menyebabkan konversi lahan pertanian produktif, faktor-faktor yang menyebabkan petani menjual lahannya, serta dampak konversi lahan pertanian produktif terhadap nilai ekonomi produksi tanaman pangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan alat analisis berupa analisis tutupan lahan, analisis perubahan tutupan lahan, analisis faktor dan analisis produktifitas yang hilang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara pertumbuhan luas lahan terbangun dan penurunan luas lahan tidak terbangun. Semakin tinggi pertumbuhan luas lahan terbangun, maka semakin menyusut luas lahan tidak terbangun yang tersedia. Dari data klasifikasi tutupan lahan terlihat bahwa lahan terbangun mengalami peningkatan luas sekitar 9,15 Ha setiap tahunnya dan sebaliknya lahan tidak terbangun mengalami penurunan luas sekitar 9,15 Ha setiap tahunnya. Dari hasil analisis faktor-faktor yang menyebabkan konversi lahan diperoleh enam variabel yang berpengaruh, yaitu lokasi lahan, saluran irigasi, himpitan ekonomi, pertambahan penduduk, kebutuhan tempat tinggal. Sedangkan hasil dari analisis faktor-faktor yang menyebabkan petani menjual lahannya diperoleh enam variabel yang berpengaruh, yaitu luas lahan, pengaruh pihak swasta, generasi muda, tuntutan kebutuhan hidup, tanggungan keluarga, serta kebijakan dan peraturan pemerintah. Untuk dampak konversi lahan terhadap nilai ekonomi produksi tanaman pangan diketahui bahwa selama kurun waktu 5 tahun (2010-2014) diperkirakan telah terjadi perubahan guna lahan pertanian produktif menjadi lahan non pertanian dan berdampak terhadap hilangnya penerimaan dari usaha tani padi sebesar Rp 799.839.797.
KAJIAN TINGKAT WALKABILITY JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN CBD BINTARO JAYA, KOTA TANGERANG SELATAN Wisnu Sasongko; Nadiva Azzahra Ramadhani; Eddi Basuki Kurniawan
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol. 14 No. 2 (2022): Jurnal Tata Kota dan Daerah
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2022.014.02.9

Abstract

Walkability is carried out to measure the feasibility of the pedestrian path in the Bintaro Jaya CBD Area, South Tangerang City. According to the RTRW of South Tangerang City in 2011-2031, the Bintaro Jaya CBD area is a strategic area from the point of view of the importance of economic growth and in providing pedestrian paths, it considers aspects of safety, comfort, and security as well as taking into account pedestrian paths with special needs. In the existing condition, it has not been implemented according to the RTRW of South Tangerang City in 2011-2031, namely there are still infrastructure and facilities for pedestrian paths and pedestrian paths with special needs that are uneven, as well as side obstacles and damage to pedestrian paths. The aim of this study is to determine the level of walkability of pedestrian paths in the CBD area of Bintaro Jaya and the type of study is quantitative with the method of analyzing the level of walkability of pedestrian paths using 9 parameters based on Leather et all in 2011. The results of the walkability level analysis show that the lowest walkability score is in segment 3A with a value of 37.0 or not walkable and the highest walkability score is in segment 5A with a value of 74.2 or highly walkable, while the walkability score for one area is 51.7 or waiting to walk. Keywords: Pedestrian Paths, Walkability, Bintaro Jaya CBD Area.