Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGKAJIAN POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENGEMBANGAN PALAWIJA DI PAPUA Malik, Afrizal; Limbongan, Jermia
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 11, No 3 (2008): November 2008
Publisher : Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In general the assessment aims to investigate the development potency, threat and opportunity of secondary crops especially of corn, soybeans and groundnut in Papua. In particular, the research is to study to what extent the existing technology can be applied by farmers and its probability to the future development. The assessment was conducted in 2006, covering two regions of secondary crops namely Jayapura and Keeroms regency. Data collection was conducted through a survey by involving 190 farmers of corn, soybeans and groundnut which were chosen by simple random design method. Qualitative and quantitative approach were used for data analyses and the results were: (1) The performance of farming systems of corn, soybeans and groundnut in Papua is relatively low due to the low technology adoption, (2) The potency for secondary crops development in Papua still growing up, based on economic, natural resource and conducive agro-climate. The use of such relatively small potency lead to a wide open of opportunity to increase productivity performance of secondary crops i.e. corn, soybeans and groundnut in Papua, (3) the constraint in developing secondary crops is not only caused by economic aspect of farmers but also by low ability and skill of farmers as well as insufficient number of agricultural manpower. To increase productivity and secondary crop products in Papua we need to establish steps to increase the land optimalisation, the introduction of cultivation technology, the improvement of agricultural extension worker and the initiation of micro financial institution growth to accommodate farmers need i.e. Agricultural Micro Financial Institute Key words: Secondary crops, potency, opportunity, threats, Papua   Pengkajian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui potensi, kendala dan peluang pengembangan palawija di Papua. Secara khusus, mempelajari sejauhmana teknologi yang telah diterapkan petani saat ini dan kemungkinan pengembangannya ke depan. Pengkajian dilakukan pada bulan Juni-September 2006 di dua kabupaten sentra palawija yaitu Kabupaten Jayapura dan Keerom Provinsi Papua. Pengumpulan data dilakukan melalui survai terhadap 190 petani jagung, kedelai dan kacang tanah yang terpilih secara acak sederhana sebagai responden. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil kajian menunjukkan: (1) Kinerja usahatani palawija khususnya jagung, kedelai dan kacang tanah di Papua masih relatif rendah, karena penerapan teknologinya rendah. Kendalanya bermuara pada kemampuan modal petani yang lemah, (2) Potensi pengembangan palawija di Papua masih besar, baik ditinjau dan aspek ekonomi maupun ketersediaan sumberdaya alam dan dukungan agroklimat yang kondusif. Pemanfaatan potensi tersebut masih relatif kecil, sehingga terdapat peluang yang besar untuk meningkatkan kinerja produksi pertanian di wilayah ini khususnya jagung, kedelai dan kacang tanah, (3) Kendala pengembangan palawija selain faktor ekonomi, juga rendahnya tingkat pengetahuan petani dan kekurangan tenaga kerja pada saat diperlukan. Untuk lebih meningkatkan produktivitas dan produksi palawija di Papua diperlukan langkah peningkatan optimalisasi pemanfaatan lahan potensial dan introduksi inovasi teknologi budidaya, peningkatan kinerja penyuluh pertanian dan inisiasi tumbuhnya kelembagaan jasa keuangan yang dapat mengakomodasi kebutuhan petani, yaitu Lembaga Keuangan Mikro (LKM) pertanian. Kata kunci: Palawija, potensi, peluang, kendala, Papua
Karakteristik morfologis dan anatomis klon harapan tahan penggerek buah kakao sebagai sumber bahan tanam Limbongan, Jermia
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 31, No 1 (2012): Maret 2012
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hama penggerek buah kakao (PBK, Conopomorpha cramerella Snell.) merupakan hama penting yang dapat menyebabkan kehilangan hasil kakao hingga 90%. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara menanam klon kakao tahan hama PBK yang dihasilkan melalui perbanyakan secara generatif atau vegetatif (okulasi, sambung) dengan entres maupun teknik somatic embryogenesis (SE) dengan bahan tanam sel somatik. Untuk memenuhi permintaan bibit kakao yang terus meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya, pemahaman tentang karakter morfologis dan anatomi klon tahan hama menjadi penting untuk menentukan klon harapan tahan hama PBK sebagai sumber bahan tanam. Karakter morfologi yang penting sebagai petunjuk untuk memilih klon harapan tahan PBK antara lain adalah bentuk buah elips dan oblong, kulit buah tebal dan permukaan halus, konstriksi buah tidak berlekuk, dan apeks buah tumpul. Karakter anatomis yang penting adalah volume plasenta besar, lapisan sklerotik tebal, persen biji lengket sedikit, jumlah lubang masuk dan keluar sedikit, lapisan perikarp tebal, lapisan endokarp keras, dan adanya kandungan inhibitor proteinase dalam buah.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK SEBAGAI ALTERNATIF PILIHAN PERBANYAKAN BIBIT KAKAO Limbongan, Jermia
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 32, No 4 (2013): Desember 2013
Publisher : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan area kakao di Indonesia terus meningkat dari tahunke tahun. Produktivitas rata-rata mencapai 625 kg/ha/tahun,meskipun potensinya lebih dari 2.000 kg/ha/tahun. Salah satukendala dalam program revitalisasi perkebunan kakao adalahkekurangan bibit sebanyak 18 juta bibit per tahun. Bibit tanamankakao dapat diperbanyak secara generatif maupun vegetatif.Perbanyakan bibit kakao secara vegetatif bertujuan untuk memperolehbibit yang bermutu tinggi, baik kuantitas maupunkualitasnya. Pemilihan teknologi perbanyakan bibit kakao secaravegetatif perlu mempertimbangkan ketersediaan entres, kemampuansumber daya manusia, tingkat keberhasilan sambungan, jumlahkebutuhan bibit, dan ketersediaan fasilitas penunjang. Beberapaalternatif pilihan yang tersedia antara lain teknologi setek, okulasi,sambung pucuk, sambung samping, dan somatik embriogenesis.Teknologi perbanyakan vegetatif yang paling banyak diterapkanpetani kakao adalah sambung pucuk. Teknologi ini mudahdilakukan, bahan-bahan yang digunakan mudah didapat, danbiayanya murah. Keuntungan yang diperoleh dari usaha perbenihankakao mencapai Rp26.250.500 per 10.000 bibit dengan tingkatkelayakan usaha (B/C) 1,4.
Model Pastoral Konseling Persahabatan bagi Anak Sebagai Bagian Pelayanan Gereja Panuntun, Daniel Fajar; Sirupa, Silvia; Limbongan, Jermia
SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol. 2 No. 1 (2021): SOPHIA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Toraja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/sophia.v2i1.18

Abstract

Abtract-The world of children was a world that needs the attention of adults and the Church. The problems experienced by children were rarely noticed and not handled professionally. However, problems in the world of children that were not handled professionally can have an impact on their mental health. The research objective was to find a pastoral model of friendship counseling for church ministry to children. The research was conducted through a qualitative method approach with a descriptive social research type. The results of this study found a friendship counseling model for children based on the spiritual companionship theory. This model is described in three ways, namely: First, the counselor becomes a friend of the children who are the counselees. Second, the principle of the relationship between counselor and counselee (children) is in an atmosphere of friendship. This shows the principle of equality so that counselors are accepted in the world of children. Third, the friendship counseling method for children consists of playing, doing art activities, and telling stories. Key words: Pastoral Counseling, Children, Comanionship, Church. Abstrak-Dunia anak-anak merupakan dunia yang perlu mendapat perhatian dari orang dewasa dan Gereja. Permasalahan yang dialami oleh anak-anak jarang diperhatikan dan tidak ditangani secara professional. Tentunya permasalahan dalam dunia anak yang tidak ditangani secara professional dapat berimbas pada kesehatan mental mereka. Tujuan penelitian adalah untuk menemukan model pastoral konseling persahabatan bagi pelayanan gereja terhadap anak-anak. Penelitian dilakukan melalui pendekatan metode kualitatif dengan jenis penelitian secara deskriptif sosial. Hasil dari penelitian ini menemukan model konseling persahabatan bagi anak berdasarkan teori spiritual companionship. Model ini diuraikan dalam tiga hal yaitu: Pertama, konselor menjadi sahabat anak-anak yang merupakan konseli. Kedua, prinsip hubungan konselor dan konseli (anak-anak) adalah dalam suasana atmosfer persahabatan. Hal ini menunjukan prinsip kesetaraan sehingga konselor diterima di dunia anak. Ketiga, metode konseling persahabatan bagi anak-anak yang terdirti atas bermain, melakukan kegiatan karya seni dan bercerita. Kata kunci: Pastoral Konseling , Anak-Anak, Persahabatan, Gereja.