Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KOBUNG (Bangunan Tradisional Pewaris Nilai Masyarakat Madura Tempo Dulu) Nor Hasan
Karsa: Journal of Social and Islamic Culture MADUROLOGI 3
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/karsa.v13i1.134

Abstract

Abstrak:Dalam tatanan bangunan Madura, Kobung menempati posisi penting. Bangunan ini menjadi pusat taneyan. Hampir semua bangunan keluarga di Madura memiliki kobung. Inilah yang unik di Madura. Letaknya rata-rata di sebelah Barat, selain menandakan arah kiblat juga gampang mengawasi keamanan lingkungan keluarga. Diantara fungsi kobung, selain sebagai tempat peristirahatan dan berkumpulnya keluarga dan kerabat, juga sebagai tempat menerima tamu dan tempat beribadah keluarga. Yang terpenting –dari sekian banyak fungsi kobung-- adalah sebagai pewaris nilai-nilai tradisi luhur masyarakat Madura. Nilai luhur yang selalu ditekankan berupa kesopanan, kehormatan, dan agama. Dalam tulisan ini, kobung diasumsikan mampu membentuk generasi Madura yang kokoh pada tradisi, memiliki jiwa luhur, hormat dan sopan, serta rasa memiliki yang kuat dan tanggung jawab terhadap tanah air.Kata kunci:Kobung, Bangunan Tradisional, Nilai-Nilai Luhur
Analysis Of Construction Services Income Tax Law Nor Hasan; Heru Tjaraka
Syariah: Jurnal Hukum dan Pemikiran Vol 19, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (80.794 KB) | DOI: 10.18592/sjhp.v19i1.2709

Abstract

Penelitian ini menganalisis kepastian hukum pengenaan pajak penghasilan atas jasa konstruksi yang dikenai Pajak Penghasilan bersifat Final dan Pajak Penghasilan bersifat Tidak Final serta menganalisis bentuk penyelesaian konflik hukum atas pengenaan Pajak Penghasilan pada sektor jasa konstruksi yang dapat memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha jasa konstruksi, terutama dalam hal penentuan kualifikasi usaha. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian hukum normatif dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach) dan pendekatan konseptual (conceptual approach). Analisis bahan hukum yang digunakan adalah dengan analisis sistematika hukum dengan menggunakan asas hukum dan ketentuan hukum yang berkaitan erat dengan pengenaan pajak atas jasa konstruksi, yang diperoleh melalui studi dokumentasi untuk mengidentifikasi pengertian pokok dan/atau dasar hak dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum, dan objek hukum. Konflik hukum pada sektor pajak penghasilan jasa konstruksi dapat diselesaikam dengan interpretasi yang telah memenuhi 3 (tiga) asas dalam contextualism dan asas preferensi hukum, yaitu asas lex superiori derogat legi inferiori. Dengan asas lex superiori derogat legi inferiori tersebut, Pasal 23 Undang – Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) lebih unggul dari pada Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2008 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009. Pengenaan pajak dengan Pasal 4 Ayat (2) huruf d UU PPh yang bersifat final dikenakan pada Jasa Konstruksi yang memiliki kualifikasi usaha. Namun apabila tidak memiliki kualifikasi usaha, maka tidak dikenai Pasal 4 Ayat (2) huruf d UU PPh, melainkan dikenai Pasal 23 UU PPh. ABSTRACTThis study aims to analyze the characteristics of construction services subject to Final Income Tax and Non-Final Income Tax as well as to analyze the form of conflict of the rules on the imposition of Income Tax on construction service sector that can provide legal certainty, especially in the case of business qualification determination. This research is a normative legal research with statute approach and conceptual approach. The types of materials used are primary legal materials, secondary legal materials, and non-legal materials. Technique of trace material technique is library study and internet access. The analysis of legal materials used is with legal systematic analysis using legal principles and legal provisions relating to the imposition of taxes on construction services, obtained through documentation studies to identify basic understanding of rights and obligations, legal events, legal relations, and the object of law. Conflict of rules in the income tax of construction services can be answered by interpretation that has fulfilled 3 (three) principles in contextualism and the principle of legal preferences, that is namely the principle of lex superiori derogat legi inferiori then Article 23 of the Income Tax Law is superior to Article 3 PP. 51 Year 2008 juncto PP. 40 Year 2009. So Article 4 Paragraph (2) Sub-Paragraph d of the Income Tax Law which is finalized shall be Construction Services which have business qualification and if not have business qualification then not subject to Article 4 Paragraph (2) Sub-Paragraph d of Income Tax Law, seafarers shall be subject to Article 23 of the Income Tax Law. 
DHAMMONG : A RAIN RITUAL IN MADURA (A STUDY ON ITS HISTORY, FUNCTION, AND HISTOR ORY SIMBOLIC MEANING) Nor Hasan; Edi Susanto
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 18 No 2 (2020): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.213 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v18i2.4036

Abstract

This article attempted to trace the existence of Dhâmmong tradition in the following scopes, namely: (1) Madurese perception against Dhâmmong , (2) the function and symbolic meaning of Dhâmmong in human life, and (3) the efforts of the Madurese community to preserve the Dhâmmong tradition. Through a descriptive phenomenological analysis, this study revealed that Dhâmmong is a hereditary tradition carried out by the Madurese community, it is urged by the community’s anxiety caused by the long dry season (némor lanjheng). Dhâmmong functionsas a means for salametan, paying respect for the ancestors, strengthening human relations (silaturrahim ), Bhek Rembhek, and nguri berkah (the fertility of the earth). The offerings and mouth-music by imitating the sounds of animals represent a strong desire and wishof the community for the immediate rainfall that could pour out blessings for the community. Hence, the community’s efforts to preserve Dhâmmong are: (1) introducing and involving the younger generation in the ritual, and (2) setting and changing the time sequence of Dhâmmong implementation from night to daytime.
MELACAK PERAN ELIT NU DALAM PERTEMUAN ISLAM DAN TRADISI LOKAL DI PAMEKASAN Nor Hasan
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol. 8 No. 2 (2011)
Publisher : Research Institute and Community Engagement of IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/nuansa.v8i2.13

Abstract

Islam attends not in the centre of culture vacuous society, but attends to find local traditions which expands and goes in the middle of plural society. that Local traditions remain to be defended, come up with next process coloured by Islami values. Among local traditions which still expand in society is “pelet kandung and sarwah”, representing circular ceremony of life and death.This research leaves from two elementary problems that is; society perception about local tradition and role of NU elite in Islam meeting with local tradition. NU Elite meant in this article is figure – Kiai and Nyai Langgar or Kiai and Nyai Pesantren- owning influence at society, they are merged into NU, either through cultural or structural. Research result indicate that the society comprehends local tradition as a syariat which must be done, in consequence represents bengatoh lalampan ( ancestors sunnah), even if they do not comprehend the synbolic meaning of the tradition. Whereas NU elites (Kiai and Nyai) play its role by the way: first, giving the understanding about tradition meaning to society. second, giving set an example in executing tradition. Third, Preserving the tradition which is still thought well by straightening and changing the tradition assumed digress from Islamic dogma. Method is performed within that tradition change is al muhafadah ala al qodim al shaleh wa al ahdu bi al jadid al ashlah.
KERUKUNAN INTERN UMAT BERAGAMA DI KOTA GERBANG SALAM (Melacak Peran Forum Komunikasi ORMAS Islam [FOKUS] Pamekasan) Nor Hasan
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol. 11 No. 2 (2014)
Publisher : Research Institute and Community Engagement of IAIN MADURA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/nuansa.v11i2.534

Abstract

Mewujudkan kerukunan hidup baik antar maupun intern umat beragama, dalam masyarakat plural  bukan suatu yang mudah. Karena disamping kerukunan hidup antar umat beragama bukanlah hal yang given, melainkan butuh proses, pun juga karena banyak faktor yang terkait, misalnya faktor sosial, pendidikan, ekonomi, politik terutama ideologi (baca madzhab) dari masing-masing pemeluk agama yang berbeda. Oleh karena itu membutuhkan perhatian serius dan kepiawaian semua pihak:  pemerintah, tokoh agama dan masyarakat baik secara individual maupun secara kelompok. Forum Komunikasi ORMAS Islam (FOKUS) lahir sebagai wadah silat al-rahῑm ORMAS Islam di Pamekasan memiliki komitment dalam mewujudkan kerukunan hidup khususnya intern umat beragama. Melalui kegiatan-kegiatan social yang dilakukannya FOKUS telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan kerukunan intern umat beragama (Islam) di Pamekasan.
THE CONCEPT OF TARETAN DHIBI’ IN THE FRAME OF MADURESE RELIGIOUS MODERATION Nor Hasan; Nurul Qomariyah
Islamuna: Jurnal Studi Islam Vol. 10 No. 2 (2023)
Publisher : Madura State Islamic Institute (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/islamuna.v10i2.8146

Abstract

Taretan dhibi' is one of the cultural enculturations of the Madurese people. This study attempts to investigate the Madurese people's cultural concept of the taretan dhibi’. The term taretan for Madurese people is the concept of relatives with the ideology of Madurese people who have a cultural obligation to maintain emotional interactions and kinship ties between one another. It is quite fascinating to study the concept of religious moderation due to the social style of Madurese society itself which is different from other regions. therefore, despite all of their distinctions in terms of religion, customs, and traditions, the author will look at how the Madurese people carry out the concept of taretan dhibi. Through descriptive phenomenological analysis, this research reveals that taretan dhibi' is a manifestation of the emotional ties between Madurese people. Thus, the form of religious moderation in the cultural concept of taretan dhibi' is firstly respecting brothers and sisters (mentioned in Madura as taretan) by allowig any kind of differences and providing space for self-expression. The concept of "taretan dhibi," which is entwined with Madurese society's religious moderation, is essentially the fundamental ideology of the Madurese people, which regards sincerity as the foundation of brotherhood. Second, appreciate and respect the part of the taretan concept that can equalize social positions among Madurese people. Third, the city of Pamekasan is a ideal example of the strength of the concept of taretan dhibi' within the framework of religious moderation in Madurese society. ABSTRAK Taretan dhibi’ adalah salah satu enkulturasi budaya masyarakat Madura. Tulisan ini mencoba menelusuri konsep budaya taretan dhibi’ dalam kehidupan masyarakat Madura. Istilah taretan bagi masyarakat Madura adalah konsep kerabat dengan ideologi masyarakat Madura yang memiliki kewajiban kultural untuk menjaga dan memelihara hubungan emosional dan silaturahmi ikatan kekerabatan antara yang satu dengan yang lainnya. Tergolong menarik untuk dikaji dengan konsep moderasi beragama, karena corak bersosial masyarakat Madura sendiri berbeda dengan daerah yang lainnya. Oleh karena itu, penulis akan mengkaji bagaimana Masyarakat Madura menjalankan konsep taretan dhibi’' dengan semua perbedaan yang ada di antara mereka, baik agama, kebiasaan dan tradisi. Melalui analisis fenomenologi deskriptif, penelitian ini mengungkapkan bahwa taretan dhibi’ adalah wujud dari adanya ikatan emosional antar masyarakat Madura. Oleh karena itu, wujud moderasi beragama dalam konsep budaya taretan dhibi’ adalah Pertama menghormati antar saudara (taretan) dengan mengakomodir segala bentuk perbedaan dan memberi ruang untuk mengekspresikan diri. Konsep taretan dhibi’ yang terjalin dalam moderasi beragama masyarakat Madura yakni pertama, ideology dasar masyarakat Madura yang menjadikan keikhlasan dan ketulusan sebagai dasar bersaudara. Kedua, menghargai dan menghormati bagian dari konsep taretan yang dapat menyamaratakan kedudukan dalam bersosial antar masyarakat Madura. Ketiga, kota Pamekasan menjadi contoh nyata kuatnya konsep taretan dhibi’ dalam bingkai moderasi beragama masyarakat Madura.
Sistem Informasi Arsip Surat Masuk Berbasis Web Di Kantor Fakultas Sains Dan Tekhnologi Universitas Ibrahimy Nor Hasan; Firman Santoso
Gudang Jurnal Multidisiplin Ilmu Vol. 3 No. 1 (2025): GJMI - JANUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjmi.v3i1.1376

Abstract

Sistem Informasi Arsip Surat Masuk adalah suatu rekaman informasi berupa surat yang sangat berguna bagi suatu instansi, ada juga yang belum menggunakan sistem informasi sebagai pengelolaan surat masuk, di dalam pegarsipan surat masih menggunakan cara manual dan disimpan dalam suatu map besar/stanbook, Namun saat ini dalam pelaksanaannya pengelolaan arsip surat banyak mengalami kendala, seperti pada saat pengagendaan surat masuk yang diterima, penomoran surat sulit dilakukan karena surat dicatat pada buku agenda konvensional faktor lain yang bisa menyebabkan kerusakan bahkan kehilangan surat yang berharga. Penelitian ini guna merancang sistem informasi pengarsipan surat masuk secara terkomputriasi di Kantor Fakultas Sain & Tekhnologi. Penelitian ini memakai dua metode ialah metode pengumpulan data juga metode Waterfall. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan sistem informasi arsip surat msuk berbasis web, meliputi halaman login, halaman beranda, halaman tampilan surat masuk, halaman tambah surat masuk. Mengingat pentingnya peranan pengelolaan arsip surat, sudah seharusnya surat tersebut dikelola dengan baik sejak surat itu diterima. Oleh karena itu diperlukan adanya sebuah sistem yang dapat digunakan untuk mengelola kegitan surat menyurat secara terpadu. Diharapkan sistem ini bisa membantu khususnya pada Kantor Fakultas Sains & Tekhnologi
Revitalisasi Pendidikan Islam Tradisional Dalam Era Transformasi Digital Mulyadi; Inayati, Mahfida; Nor Hasan
Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan Vol. 20 No. 3 (2022): Al Qodiri : Jurnal Pendidikan, Sosial dan Keagamaan
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Publikasi Ilmiah (LP3M) Institut Agama Islam (IAI) Al-Qodiri Jember, Jawa Timur Indonesia bekerjasama dengan Kopertais Wilayah 4 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53515/qodiri.2023.20.3.486-500

Abstract

This research aims to find out about the revitalization of traditional education in the era of digital transformation. This research uses qualitative research with an observation method carried out at one of the Islamic boarding schools, namely pp ummul quro plakpak pegantenan pamekasan. Thus, the results of the study can be seen that the revitalization of traditional Islamic education can be carried out in the era of digital transformation even though there are some disadvantages and advantages in its implementation. Traditional Islamic education at this Islamic boarding school began to revitalize learning media that used to use a whiteboard as a learning tool but with the existence of Digital Transformation, the media of strengthening in learning the yellow book uses a projector or LCD. So that in learning it is easy to give understanding to students. Not only that, traditional Islamic education can also be known to the public with the existence of social media that makes it easier.