Ipranta Ipranta
Pusat Survey Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisa Hasil Pengolahan Citra Terrasar-X dan Landsat 8 untuk Pemetaan Geologi Lembar Mojokerto (1508-62) Jawa Timur Yulianti Puspitasari; Bangun Muljo Sukojo; Ipranta Ipranta
Jurnal Geosaintek Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (944.248 KB) | DOI: 10.12962/j25023659.v2i1.1231

Abstract

Peta geologi merupakan peta yang sangat dibutuhkan dalam berbagai hal seperti perencanaan dan pembangunan contohnya waduk, jembatan, jalan, terowongan dan lainnya. Peta yang dibutuhkan dalam hal ini tentunya adalah peta dengan skala menengah yaitu skala 1:50.000 (Noor,2011). Namun karena saat ini peta geologi yang tersedia masih skala kecil yaitu skala 1:250.000 sampai 1:100.000, tentu harus dilaksanakan proses pemetaan untuk menghasilkan skala menengah. Jika pemetaan geologi dilakukan secara manual untuk memetakan dengan skala 1:50.000, bukan hanya membutuhkan waktu yang sangat lama namun juga membutuhkan sumber daya manusia yang banyak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memetakan geologi menggunakan metode dan data penginderaan jauh. Data yang digunakan adalah citra Landsat 8 yang memiliki resolusi spektral sedang, citra TerraSAR-X Ortho Rectifiied Radar Image dan Digital Surface Model yang memiliki resolusi spasial tinggi. Data tersebut dilakukan proses pengabungan dan dilakukan analisis untuk mendapatkan formasi batuan di wilayah penelitian. Analisa tersebut menggunakan unsur interpretasi citra (rona/warna, tekstur, pola, bentuk) ditambah dengan unsur morfologi dan pola aliran sungai. Analisa ini juga membutuhkan data tambahan berupa peta geologi 1:100.000 dan data lapangan berupa titik pengamatan. Hasil dari penelitian ini berupa peta geologi hasil interpretasi citra skala 1:50.000 yang berisi formasi batuan. Hasil interpretasi dari citra Landsat dan citra TerraSAR-X menghasilkan formasi-formasi batuan di antaranya: Formasi Ledok (Tml), Formasi Lidah (Qtl), Formasi Mundu (Tpm), Formasi Kabuh (Qpk), Endapan Aluvium (Qa), Formasi Notopuro (Qpn), Formasi Sonde (Tpso), Formasi Kalibeng (Tmpk), Formasi Pucangan (Qtp). Peta geologi merupakan peta yang sangat dibutuhkan dalam berbagai hal seperti perencanaan dan pembangunan contohnya waduk, jembatan, jalan, terowongan dan lainnya. Peta yang dibutuhkan dalam hal ini tentunya adalah peta dengan skala menengah yaitu skala 1:50.000 (Noor,2011). Namun karena saat ini peta geologi yang tersedia masih skala kecil yaitu skala 1:250.000 sampai 1:100.000, tentu harus dilaksanakan proses pemetaan untuk menghasilkan skala menengah. Jika pemetaan geologi dilakukan secara manual untuk memetakan dengan skala 1:50.000, bukan hanya membutuhkan waktu yang sangat lama namun juga membutuhkan sumber daya manusia yang banyak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memetakan geologi menggunakan metode dan data penginderaan jauh. Data yang digunakan adalah citra Landsat 8 yang memiliki resolusi spektral sedang, citra TerraSAR-X Ortho Rectifiied Radar Image dan Digital Surface Model yang memiliki resolusi spasial tinggi. Data tersebut dilakukan proses pengabungan dan dilakukan analisis untuk mendapatkan formasi batuan di wilayah penelitian. Analisa tersebut menggunakan unsur interpretasi citra (rona/warna, tekstur, pola, bentuk) ditambah dengan unsur morfologi dan pola aliran sungai. Analisa ini juga membutuhkan data tambahan berupa peta geologi 1:100.000 dan data lapangan berupa titik pengamatan. Hasil dari penelitian ini berupa peta geologi hasil interpretasi citra skala 1:50.000 yang berisi formasi batuan. Hasil interpretasi dari citra Landsat dan citra TerraSAR-X menghasilkan formasi-formasi batuan di antaranya: Formasi Ledok (Tml), Formasi Lidah (Qtl), Formasi Mundu (Tpm), Formasi Kabuh (Qpk), Endapan Aluvium (Qa), Formasi Notopuro (Qpn), Formasi Sonde (Tpso), Formasi Kalibeng (Tmpk), Formasi Pucangan (Qtp).
Analisa Hasil Pengolahan Citra Terrasar-X dan Landsat 8 untuk Pemetaan Geologi Lembar Mojokerto (1508-62) Jawa Timur Bangun Muljo Sukojo; Ipranta Ipranta
Jurnal Geosaintek Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v2i1.1219

Abstract

Peta geologi merupakan peta yang sangat dibutuhkan dalam berbagai hal seperti perencanaan dan pembangunan contohnya waduk, jembatan, jalan, terowongan dan lainnya. Peta yang dibutuhkan dalam hal ini tentunya adalah peta dengan skala menengah yaitu skala 1:50.000 (Noor,2011). Namun karena saat ini peta geologi yang tersedia masih skala kecil yaitu skala 1:250.000 sampai 1:100.000, tentu harus dilaksanakan proses pemetaan untuk menghasilkan skala menengah. Jika pemetaan geologi dilakukan secara manual untuk memetakan dengan skala 1:50.000, bukan hanya membutuhkan waktu yang sangat lama namun juga membutuhkan sumberdaya manusia yang banyak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memetakan geologi menggunakan metode dan data penginderaan jauh. Data yang digunakan adalah citra Landsat 8 yang memiliki resolusi spektral sedang, citra TerraSAR-X Ortho Rectifiied Radar Image dan Digital Surface Model yang memiliki resolusi spasial tinggi. Data tersebut dilakukan proses pengabungan dan dilakukan analisis untuk mendapatkan formasi batuan di wilayah penelitian. Analisa tersebut menggunakan unsur interpretasi citra (rona/warna, tekstur, pola, bentuk) ditambah dengan unsur morfologi dan pola aliran sungai. Analisa ini juga membutuhkan data tambahan berupa peta geologi 1:100.000 dan data lapangan berupa titik pengamatan. Hasil dari penelitian ini berupa peta geologi hasil interpretasi citra skala 1:50.000 yang berisi formasi batuan. Hasil interpretasi dari citra Landsat dan citra TerraSAR-X menghasilkan formasi-formasi batuan di antaranya: Formasi Ledok (Tml), formasi Lidah (Qtl), Formasi Mundu (Tpm), formasi Kabuh (Qpk), Endapan Aluvium (Qa), formasi Notopuro (Qpn), formasi Sonde (Tpso), formasi Kalibeng (Tmpk), formasi Pucangan (Qtp).