Mohamad Iwan Fitriani
Universitas Islam Negeri Mataram

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : eL-HIKMAH: Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam

Local Tradition Based-Multicultural Education Management: A case sudy of Perang Topat Festival in Lingsar Temple, West Lombok-Indonesia Mohamad Iwan Fitriani
eL-HIKMAH: Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam Vol. 17 No. 1 (2023): June
Publisher : UIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/elhikmah.v17i1.8503

Abstract

This study was conducted in the sacred places located in the Lingsar village, West Lombok, Indonesia, and focused on (1) the process of the Perang Topat (Topat war) festival; (2) the multicultural behaviors manifested in the Perang Topat festival; (3) strategy to manage educational curriculum based on local tradition. Data were gathered through in-depth interviews, observation, and documentation using a qualitative technique with a case study design. Braun and Clarke's theme analysis was used to analyze the data in six steps. This study discovered, multicultural education perspectives, that (1) the Perang Topat is a unique war because it changes a sign of enmity into a symbol of harmony between Muslims, Hindus and other participants; (2) the war of peace provides six dominant multicultural behaviors that contribute to multicultural education development; and (3) to manage education curriculum based on local tradition, there are two main steps taken, namely, the contribution and the additive approach. The second step is the best way to build interreligious practices-based multicultural education. Abstrak: Penelitian ini dilakukan di tempat keramat yang terletak di Desa Lingsar, Lombok Barat, Indonesia. Penelitian difokuskan pada tiga aspek utama: (1) proses pelaksanaan festival Perang Topat, (2) perilaku multikultural yang termanifastasi dalam festival Perang Topat, dan (3) strategi pengelolaan kurikulum pendidikan berbasis tradisi lokal. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi dengan menggunakan teknik kualitatif dengan desain studi kasus. Analisis tema dari Braun dan Clarke digunakan untuk menganalisis data dalam enam langkah. Hasil penelitian ini mengungkapkan, dalam konteks pendidikan multikultural bahwa: (1) Festival Perang Topat memiliki karakteristik unik karena mampu mengubah simbol permusuhan menjadi simbol kerukunan antara umat Islam, Hindu, dan partisipan dari latar belakang agama lain; (2) Festival Perang Topat sebagai bentuk "perang damai" menunjukkan adanya enam perilaku multikultural dominan yang memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan pendidikan multikultural; dan (3) Untuk mengelola kurikulum pendidikan yang berbasis pada tradisi lokal, ditemukan dua langkah utama yang diambil, yaitu pendekatan kontribusi dan pendekatan aditif. Pendekatan kedua ini dianggap sebagai pendekatan terbaik untuk membangun pendidikan multikultural yang berlandaskan pada praktik-praktik antar agama.