Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Stabilitas pada Perbaikan Tanah Lunak Metode Preloading dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga Erdina Tyagita Utami; Indra Noer Hamdhan; Kabul Suwitaatmadja
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 3: September 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i3.1

Abstract

ABSTRAKTanah lunak merupakan tanah dengan stabilitas rendah yang dapat mengalami penurunan yang besar saat diberi beban. Preloading adalah salah satu cara memperbaiki tanah lunak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas tanah lunak akibat perbaikan tanah menggunakan preloading. Pemodelan dilakukan dengan cara menghitung kenaikan kuat geser tanah. Untuk mencari faktor keamanan dan bidang longsor dilakukan pemodelan dengan menggunakan Metode Elemen Hingga Plaxis 2D dengan pembebanan 2 tahap. Pembebanan pertama yang dilakukan adalah setinggi 5 meter dan pembebanan ke dua yaitu setinggi 1-2 meter. Jarak perbaikan tanah juga dimodelkan dalam penelitian ini sejauh 5 meter, 10 meter, dan 15 meter dari sisi lokasi  timbunan batu bara. Batasan faktor keamanan (SF) minimum terhadap keruntuhan adalah 1,5. Perbaikan tanah dengan metode preloading menyebabkan tanah akan memampat dan dapat stabil dalam menerima beban.Kata kunci: tanah lunak, stabilitas tanah, preloading, faktor keamanan, metode elemen hingga ABSTRACTSoft soils are soils with low stability which can experience a large settlement under loading process. Preloading is one of the ways to improve the soft soil. This study aims to determine the stability of soft soils due to soil improvement using preloading. Modeling is done by calculating the increase in soil shear. To find the safety factor and the landslide field, modeling is done using Finite Element Method 2D Plaxis by two stages of loading. The first loading is 5 meters high and the second loading is 1-2 meters. Ground improvement distances are also modeled in this study as far as 5 meters, 10 meters and 15 meters from the side of the location of the coal emankment. The minimum safety factor (SF) limit to collapse is 1.5. Improvement of the soil using the preloading method causes the soil to compress and can be stable in receiving loads.Keywords: soft soil, soil stability, preloading, safety factor, finite elemen method
ANALISIS MODEL ELEMEN HINGGA PERKUATAN LERENG MENGGUNAKAN SOIL NAILING (STUDI KASUS : LERENG DAERAH LAHAT, SUMATERA SELATAN) Syahidus Syuhada; Zakaria Zakaria; Rahmat Kurniawan; Erdina Tyagita Utami
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 8 No 1 (2020): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (797.566 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v8i1.1721

Abstract

ntuk menghadapi masalah kelongsoran lereng, banyak metoda yang digunakan, misalnya mengubah geometri dari lereng, membuat perkuatan dinding penahan tanah, vegetasi, dan masih banyak lainnya. Salah satu ,metoda yang banyak digunakan adalah soil nailing. Perkuatan lereng dengan menggunakan soil nailing yaitu dengan memanfaatkan tiang beton bertulang yang dimasukkan ke tanah. Tanah dan beton bertulang diharapkan membentuk suatu struktur yang kuat di depan lereng, seperti prinsip perkuatan dengan timbunan dengan geosintetik. Seiring dengan berkembangnya metoda komputasi, dapat digunakan program komputer dengan basis perhitungan metoda elemen hingga. Untuk memodelkan perkuatan soil nailng tidak tersedia di dalam program elemen hingga, sehingga digunakan pendekatan material untuk memodelkan hasil perkuatan yang mendekati perilaku dari soil naling. Telah banyak dimodelkan struktur perkuatan lereng soil nailing dengan model plate dan geogrid. Untuk perilaku dari soil nailing cenderung menyerupai elemen node to node pada program FEM tersebut, sehingga patut untuk diketahui perilaku soil nailing ketika dimodelkan dengan node to node. Analisis model dilakukan dengan variasi panjang penanaman soil nailing dan kemiringan soil nailing. Dari hasil permodelan dapat dilihat perilaku material node to node mendekati hasil SF dengan material set geogrid. Semakin besar sudut pemasangan, hasil SF relatif sama. Perbedaan antara hasil SF dari material set geogrid / node to node dengan plate adalah sebesar 0.02 % - 5.12%.