M Madlazim
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ESTIMASI DURASI, ARAH DAN PANJANG RUPTURE SERTA LOKASI-LOKASI GEMPA SUSULAN MENGGUNAKAN PERHITUNGAN CEPAT M Madlazim
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol. 1 No. 2 (2011)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpfa.v1n2.p8-18

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk mengestimasi durasi rupture gempabumi yang terjadi dilautan Hindia (Aceh, Mentawai dan Jawa) yang selama ini dikenal rawan terjadi tsunami yang diakibatkan gempabumi. Kedua, untuk mengestimasi arah rupture dan lokasi-lokasi terjadinya gempa susulan. Estimasi durasi rupture gempabumi dikerjakan dengan menggunakan prosedur langsung, yaitu (1) memfilter seismogram kecepatan komponen vertikal yang direkam oleh jaringan IRIS-DMC dengan menggunakan filter Butterworth pada frekuensi tinggi (1 5 Hz), (2) melakukan picking waktu kedatangan gelombang P secara otomatis, (3) menentukan root mean square (RMS) dari amplitudo, (4) mengukur keterlambatan waktu kedatangan gelombang P pada 90% (T0,9), pada 80% (T0,8), pada 50% (T0,5) dan pada 20% amplitude (T0,2), dan (5) menghitung dan menampilkan hasil perhitungan durasi rupture secara cepat. Berdasarkan hasil analisis dalam riset ini dapat diketahui banwa durasi rupture gempabumi dapat diestimasi secara cepat (± 0,5 menit setelah gempa bumi terjadi) dan akurat. Selain itu, didapatkan informasi bahwa durasi rupture gempabumi memberikan informasi ekstra, yaitu jika durasi rupture gempabumi lebih besar atau sama dengan 50 detik, gempabumi tersebut berpotensi menimbulkan gempa bumi. Bahkan untuk gempabumi dengan tipe faulting-nya strike-slip bisa berpotensi menimbulkan tsunami jika durasi rupture-nya lebih besar dari 50 detik. Durasi rupture juga memberi informasi tentang arah dan panjang rupture, sehingga lokasi-lokasi yang berpeluang terjadi gempa bumi susulan dapat diestimasi.
Computational physics Using Python: Implementing Maxwell Equation for Circle Polarization M Madlazim; Bagus Jaya Santosa
Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA) Vol. 1 No. 1 (2011)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpfa.v1n1.p1-7

Abstract

Python is a relatively new computing language, created by Guido van Rossum [A.S. Tanenbaum, R. van Renesse, H. van Staveren, G.J. Sharp, S.J. Mullender, A.J. Jansen, G. van Rossum, Experiences with the Amoeba distributed operating system, Communications of the ACM 33 (1990) 4663; also on-line at http://www.cs.vu.nl/pub/amoeba/, which is particularly suitable for teaching a course in computational physics. There are two questions to be considered: (i) For whom is the course intended? (ii) What are the criteria for a suitable language, and why choose Python? The criteria include the nature of the application. High performance computing requires a compiled language, e.g., FORTRAN. For some applications a computer algebra, e.g., Maple, is appropriate. For teaching, and for program development, an interpreted language has considerable advantages: Python appears particularly suitable. PythonŸs attractions include (i) its system of modules which makes it easy to extend, (ii) its excellent graphics (VPython module), (iii) its excellent on line documentation, (iv) it is free and can be downloaded from the web. Python and VPython will be described briefly, and some programs demonstrated numerical and animation of some phenomenal physics. In this article, we gave solution of circle polarization by solving Maxwell equation.