Ahmad Asroni
Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

BEREBUT LADANG DAKWAH PADA MASYARAKAT MUSLIM JAWA: (Studi Kasus terhadap Konflik Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) dan Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Purworejo Indriyani Ma'rifah; Ahmad Asroni
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol 14, No 2 (2013)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1590.306 KB) | DOI: 10.14421/jd.2013.14204

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menganalisis konflik antara warga Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) dan Nahdlatul Ulama (NU) di berbagai daerah seperti di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Konflik ini berlangsung pada tahun 2011 dan terjadi antara lain di Kelurahan Pangenjurutengah Kabupaten Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Pengumpulan data lapangan menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara.Penelitian ini menghasilkan: Pertama, konflik antara warga MTA dan NU di Kabupaten Purworejo dilatarbelakangi oleh perbedaan pandangan teologis, terutama menyangkut tradisi lokal. Orang-orang MTA menganggap bahwasannya upacara-upacara keagamaan yang dilakukan orang-orang NU sebagai perbuatan bid’ah yang tidak ada tuntunannya dalam Al-Qur’an dan Hadis. Warga NU merasa keberatan dengan materi dan metode pendekatan yang dilakukan MTA dalam melakukan dakwah karena MTA tidak menghormati perbedaan fiqhiyah, cenderung melecehkan ajaran kelompok lain, provokatif, menyebarkan kebencian, dan permusuhan di kalangan umat Islam. Kedua, resolusi konflik MTA dan NU di Purworejo dilakukan melalui dialog. Dialog difasilitasi oleh Pemkab Purworejo mengundang pihak-pihak yang berkonflik, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), berbagai ormas keagamaan, dan sejumlah stakeholders. Kesepakatan damai akhirnya tercapai melalui dialog. Pihak MTA meminta maaf dan berjanji akan mengevaluasi metode-metode dakwah supaya tidak provokatif, menyebarkan kebencian, dan mencela ‘amaliyah kelompok Islam lainnya.
Dakwah dan Politik: Menakar Kontribusi Organisasi Islam Sayap Partai Politik Bagi Masyarakat Muslim Yogyakarta Ahmad Asroni; Muhammad Yusup; Adib Sofia
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol 14, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3086.172 KB) | DOI: 10.14421/jd.2013.14102

Abstract

Seperti telah menjadi tradisi, menjelang Pemilu tak sedikit partai politik di Indonesia ramai-ramai mendirikan organisasi Islam. Dua dari sekian banyak partai politik yang mendirikan organisasi Islam sayap partai politik (parpol) adalah Partai Golkar dengan mendirikan Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) dan Pengajian Al-Hidayah serta PDI-P dengan membentuk Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi). Setidaknya ada lima kontribusi organisasi Islam sayap parpol bagi masyarakat, yaitu: menambah pengetahuan keagamaan masyarakat, menggerakkan masyarakat untuk senantiasa berbuat baik, menambah ketrampilan, melatih dan memberi kesempatan berorganisasi, serta memperkuat rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Sementara dalam konteks parpol, berbagai pro-gram kerja dan aktivitas keagamaan yang organisasi Islam sayapnya berfungsi untuk menjaga loyalitas simpatisan kepada parpol, mengukur kekuatan parpol dari segi perkembangan jumlah simpatisan, menjaga citra baik parpol, dan menepis stigma parpol non-religius. Selain itu, keberadaan organisasi Islam sayap parpol acapkali dimanfaatkan secara personal oleh fungsionaris partai politik yang hendak men-calonkan diri sebagai anggota legislatif dan pimpinan eksekutif. Penelitian ini menemukan bahwa dakwah yang dilakukan organisasi sayap parpol dilakukan dengan setengah hati. Kegiatan-kegiatan mereka tampak semarak hanya menjelang Pemilu. Hal ini mengindikasikan bahwa fungsi utama organisasi Islam sayap parpol hanya untuk membentuk pencitraan guna meraih simpati umat Muslim.