Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Dakwah dan Politik: Menakar Kontribusi Organisasi Islam Sayap Partai Politik Bagi Masyarakat Muslim Yogyakarta Ahmad Asroni; Muhammad Yusup; Adib Sofia
Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan Dakwah Vol 14, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3086.172 KB) | DOI: 10.14421/jd.2013.14102

Abstract

Seperti telah menjadi tradisi, menjelang Pemilu tak sedikit partai politik di Indonesia ramai-ramai mendirikan organisasi Islam. Dua dari sekian banyak partai politik yang mendirikan organisasi Islam sayap partai politik (parpol) adalah Partai Golkar dengan mendirikan Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) dan Pengajian Al-Hidayah serta PDI-P dengan membentuk Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi). Setidaknya ada lima kontribusi organisasi Islam sayap parpol bagi masyarakat, yaitu: menambah pengetahuan keagamaan masyarakat, menggerakkan masyarakat untuk senantiasa berbuat baik, menambah ketrampilan, melatih dan memberi kesempatan berorganisasi, serta memperkuat rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Sementara dalam konteks parpol, berbagai pro-gram kerja dan aktivitas keagamaan yang organisasi Islam sayapnya berfungsi untuk menjaga loyalitas simpatisan kepada parpol, mengukur kekuatan parpol dari segi perkembangan jumlah simpatisan, menjaga citra baik parpol, dan menepis stigma parpol non-religius. Selain itu, keberadaan organisasi Islam sayap parpol acapkali dimanfaatkan secara personal oleh fungsionaris partai politik yang hendak men-calonkan diri sebagai anggota legislatif dan pimpinan eksekutif. Penelitian ini menemukan bahwa dakwah yang dilakukan organisasi sayap parpol dilakukan dengan setengah hati. Kegiatan-kegiatan mereka tampak semarak hanya menjelang Pemilu. Hal ini mengindikasikan bahwa fungsi utama organisasi Islam sayap parpol hanya untuk membentuk pencitraan guna meraih simpati umat Muslim.
PARALEL, TRANSFORMASI DAN HAPLOLOGI TAFSIR TUJUH SURAH KARYA MUHAMMAD BASIUNI IMRAN DENGAN KARYA TAFSIR MUHAMMAD RASYID RIDHA: KAJIAN INTERTEKSTUALITAS Ihsan Nurmansyah; Adib Sofia
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 2 (2021): Al-Bayan : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1908.437 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v6i2.14685

Abstract

Dari penelusuran awal, penafsiran Muhammad Basiuni Imran dalam Tafsir Tujuh Surah cenderung berkutat pada ranah teks dan tidak menghubungkan dengan ranah konteks, sehingga penafsirannya lebih cenderung mirip dengan karya tafsir Muḥammad Rashīd Riḍā. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan keterpengaruhan tersebut. Penelitian ini menggunakan teori intertekstualitas yang diperkenalkan oleh Julia Kristeva. Penelitian ini menemukan bahwa bentuk-bentuk intertekstualitas yang digunakan dalam Tafsir Tujuh Surah adalah 1) paralel, adanya kesamaan antara fenoteks dan genoteks mengenai alasan dan tujuh pilihan surah yang ditafsirkan beserta penafsirannya; 2) transformasi, genoteks mengalami alih bahasa di dalam fenoteks, yakni dari bahasa Arab ke bahasa Melayu-Jawi; 3) haplologi, genoteks mengalami pengurangan di dalam fenoteks dengan hanya mengambil penafsiran di bagian pendahuluan saja. Dari ketiga bentuk intertekstualitas ini membuktikan bahwa Tafsir Tujuh Surah karya Muhammad Basiuni Imran merupakan terjemahan dari Tafsir al-Fa>tih}ah wa Sittu Suwar min Khawatim al-Qur’an karya Muḥammad Rashīd Riḍā. Penemuan ini mematahkan penelitian Tesis dari Wendi Parwanto dan Ica Fauziah Husnaini yang menyebutkan sumber penafsiran Muhammad Basiuni Imran yang berasal dari penafsiran Muḥammad Rashīd Riḍā, adalah hanya Surah al-Fa>tih}ah dan al-‘As}r. Namun, penemuan ini membuktikan bahwa ketujuh surah yang ditafsirkan Muhammad Basiuni Imran seluruhnya bersumber dari penafsiran Muḥammad Rashīd Riḍā.
RETORIKA IMAJI FILANTROPI ISLAM MODERN DALAM PRANGKO AMAL MUHAMMADIYAH Adib Sofia
Jurnal Sosiologi Agama Vol 15, No 2 (2021)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsa.2021.152-01

Abstract

In pre-independence era until several decades after, stamps become very precious things either functionally or conceptually. At that time stamps functioned not only as the proof of payment for sending letters or documents but also as the fundraising tool or usually called charity stamps. Muhammadiyah charity stamps issued in Dutch East Indies period have become the modern Islamic philanthropic icons. Until their 80 years of existence in 2021, these stamps are still being discussed and performed in various media. Therefore, this writing is trying to reveal the meaning of stamps in several stages and in various contexts. First, in terms of denotative image, it can find the detailed description of visual and textual form of the charity stamps. Second, in terms of connotative rhetoric, it can find the meaning of stamps as (i) the confession of Dutch East Indies Government to Islamic movement; (ii) the professionalism of Islamic philanthropy; (iii) humanitarian actions from general public for general public; and (iv) a form of spirituality and social worship. Third, on the mystical stage it can find the meaning of (i) collective culture of sustainability to manage the philanthropy in organized manner and (ii) collective culture of sustainability to live religion happily. These three of meanings have answered why the existence of Muhammadiyah charity stamps is still being appreciated until today.
IDENTITAS DAN INTERAKSI SOSIAL-KEAGAMAAN MASYARAKAT BELITUNG: TINJAUAN ATAS DAMPAK TOURISM PASCA-MELEDAKNYA LASKAR PELANGI Adib Sofia
Jurnal Sosiologi Agama Vol 9, No 1 (2015)
Publisher : Program Studi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.319 KB) | DOI: 10.14421/jsa.2015.091-01

Abstract

Masyarakat Pulau Belitung mengalami akselerasi di bidang ekonomi sejak meledaknya Laskar Pelangi. Akan tetapi, di luar persoalan ekonomi terdapat persoalan identitas dan interaksi sosial keagamaan yang berubah. Masyarakat Belitung yang cenderung toleran, ramah, dan terbuka dengan non-muslim maupun wisatawan dari luar Pulau Belitung ini tidak dapat menolak pengaruh wisatawan. Sebagian fungsi masjid menjadi menurun dan terdapat budaya baru seperti bikini, minumminuman keras, penginapan, gaya hidup bersosial media, informasi mode gadget terbaru, dan sebagainya. Ibadah sebagian mereka yang terlibat dalam kegiatan pariwisata juga menjadi minimalis, cenderung konsumtif, dan individualis. Namun, ada upaya dari pemerintah desa, pemuka masyarakat, dan kesadaran warga untuk membentengi dan mengantisipasi pengaruh meledaknya jumlah wisatawan di Pulau tersebut.
KONSEP AWAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH ‘AISYIYAH Adib Sofia
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama Vol. 21 No. 1 (2021)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/aplikasia.v21i1.2492

Abstract

One of the social capital that the Indonesian nation has to conduct community empowerment since the pre-independence era until today is ‘Aisyiyah. Since its establishment in 1917, ‘Aisyiyah has owned many models of social empowerment through its movements spread throughout Indonesia and abroad. ‘Aisyiyah has also conducted the community empowerment through a media, Suara ‘Aisyiyah. The initial concept of community empowerment by ‘Aisyiyah needs to be revealed because it is the basic identification conducted by ‘Aisyiyah as a whole until today. This writing reveals two things. First, the initial concept of community empowerment by ‘Aisyiyah contained in Suara ‘Aisyiyah in the era of national movement. Second, the community empowerment sectors conducted by Suara ‘Aisyiyah in the era of national movement. As a whole this writing reveals a phenomenon that is different from a description happening in the colonial era. Generally in the pre-independence era women were described as the members of society who were uneducated, backward, and had no actions in public domain. This writing reveals that women in the pre-independence era had the concept of community empowerment complete with its sectors
PEMBAGIAN KERJA DALAM KELUARGA DIFABEL MUSLIM: TINJAUAN SOSIOLOGI KELUARGA TERHADAP DIFABEL DI KELURAHAN COMONGAN, KABUPATEN SUKOHARJO, JAWA TENGAH Kresna Wahyu Nugraha; Adib Sofia
DIALEKTIKA Vol 14, No 2 (2021): Pemikiran Sosial Keagamaan
Publisher : IAIN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33477/dj.v14i2.2564

Abstract

Disabled family problem has been studied a lot so far, particularly family role in supporting the lives of family members with disabilities. However, aside from that, the other side of the lives of family members with disabilities needs to be studied, which is gender relation in disabled family life. This article studies the division of labor pattern of the disabled family based on the institutional and companionship families in Comongan District, Sukoharjo Regency, Central Java. There are two domains analyzed in this article. First, division of labor in domestic domain covering the fulfillment of food, clothing, and shelter needs, the decision making of children education, asset purchase, and health. Second, division of labor in public domain including economy, social, and religion. This article finds that the division of labor and the relationship pattern in disabled family are quite diverse. Some disabled families are able to build balanced relationship  because they have independent life, either from financial perspective or from extended family intervension. Meanwhile, other disabled families still have less balanced patterns because their living conditions demand hard works or are not enough yet. The relationship built is not literally in accordance with the view of family relationship pattern in general.  There are pattern modifications due to the disability experienced by disabled family members. Religious understanding participates in modifying the pattern and family relationship. Key words: division of work, relationship pattern, family, disabled
Enriching Socioreligious Dynamics: A Macrostructural Analysis on Publications of the Indonesian Association for the Sociology of Religion (ASAGI) Adib Sofia
ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/esensia.v22i1.2415

Abstract

Indonesian Association for the Sociology of Religion (ASAGI, abbrivated from Indonesian) accomodates 15 Study Programs of Sociology of Religion within the state Islamic universities of Indonesia. The association have had a deal in vision, mission, scientific development, curriculum design, compulsory courses and others. However, each of the fifteen study programs has its own scientific characteristics due to the differences from its history, background, and developmental direction. Academic journals, the output and the media that are directly related to the intellectual society, should be able to reveal the scientific characteristics of each institution. However, the characteristics is not necessarily easy to carry out. This writing reveals two premises, namely; First, differentiating each institution's idiosyncratical theme through its journal's macrostructure; Second, the suitability of discourses published by a ASAGI associated-journal with the identity and narative expectation of each institution concerned
HEGEMONI KRITERIA ESTETIK: Tinjauan Sosiologi Sastra Atas Cerpen Pilihan Kompas dan Cerpen Kompas Pilihan Adib Sofia
Jurnal Sosiologi Reflektif Vol 9, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hegemony is a concept introduced by Gramsci which has been widely used to examine political, cultural, and ideological forms His fundamental assertion is that there are complex and non mechanical links between culture and politics. He persistently questions what makes a certain cultural form become a common sense and valued ”high” or “low”, the effects of this division, and how such division is contemporarily reproduced CerpenKompasPilihan (Selected KompasShort Stories) and Cerpen Pilihan Kompas (Kompas Selected Short Stories) are selections of best short stories published by Kompas, a mainstream media corporation. They have been published periodically since 1970 and therefore considered an outstanding cultural form in the society. By employing Gramsci’s six key concepts, i.e culture, hegemony, ideology, popular beliefs, the intellectuals, and the state, this paper is aimed at examining (1) the selection process which involves valuing some of those pieces of writing as aesthetically “high” and some others as aesthetically “low”; and (2) the involvement of some elements of the society in the production process as well as in appreciating the best stories
Dakwah dan Politik: Menakar Kontribusi Organisasi Islam Sayap Partai Politik Bagi Masyarakat Muslim Yogyakarta Asroni, Ahmad; Yusup, Muhammad; Sofia, Adib
Jurnal Dakwah Vol. 14 No. 1 (2013)
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jd.2013.14102

Abstract

Seperti telah menjadi tradisi, menjelang Pemilu tak sedikit partai politik di Indonesia ramai-ramai mendirikan organisasi Islam. Dua dari sekian banyak partai politik yang mendirikan organisasi Islam sayap partai politik (parpol) adalah Partai Golkar dengan mendirikan Majelis Dakwah Islamiyah (MDI) dan Pengajian Al-Hidayah serta PDI-P dengan membentuk Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi). Setidaknya ada lima kontribusi organisasi Islam sayap parpol bagi masyarakat, yaitu: menambah pengetahuan keagamaan masyarakat, menggerakkan masyarakat untuk senantiasa berbuat baik, menambah ketrampilan, melatih dan memberi kesempatan berorganisasi, serta memperkuat rasa kebersamaan dan kekeluargaan. Sementara dalam konteks parpol, berbagai pro-gram kerja dan aktivitas keagamaan yang organisasi Islam sayapnya berfungsi untuk menjaga loyalitas simpatisan kepada parpol, mengukur kekuatan parpol dari segi perkembangan jumlah simpatisan, menjaga citra baik parpol, dan menepis stigma parpol non-religius. Selain itu, keberadaan organisasi Islam sayap parpol acapkali dimanfaatkan secara personal oleh fungsionaris partai politik yang hendak men-calonkan diri sebagai anggota legislatif dan pimpinan eksekutif. Penelitian ini menemukan bahwa dakwah yang dilakukan organisasi sayap parpol dilakukan dengan setengah hati. Kegiatan-kegiatan mereka tampak semarak hanya menjelang Pemilu. Hal ini mengindikasikan bahwa fungsi utama organisasi Islam sayap parpol hanya untuk membentuk pencitraan guna meraih simpati umat Muslim.
Ekspresi Kebahasaan terhadap Liyan pada Portal Hidayatullah.com: Critical Discourse Analysis Hatta, Juparno; Sofia, Adib
Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : LP2M UIN Sunan Kalijaga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/panangkaran.v8i1.3595

Abstract

Discourse in the media is always interesting to observe because it is produced by members of society, contains people's lives, and is enjoyed by society. This paper sees discourse not just as an arrangement of ideas in letters, phrases, sentences and paragraphs, but as a form of linguistic expression of writers or media managers who have backgrounds and perspectives. The Hidayatullah.com portal is the discourse observed in this paper, especially in linguistic expressions regarding parties or figures that are considered the other. This paper, which is library research with an interpretative descriptive mechanism, uses critical discourse analysis conceptualized by Norman Fairclough. This paper sees that Hidayatullah.com contains linguistic expressions that form demarcations through certain stereotypes of the other. Judging from linguistic expression, this portal builds social categories in the form of in-group-love and out-group-hate and in the context of talking about others and constructing other's identities in the second category. Furthermore, this paper reveals the background and perspective built through discourse in the media. [Wacana dalam media selalu menarik untuk diamati karena diproduksi oleh anggota masyarakat, memuat kehidupan masyarakat, serta dinikmati oleh masyarakat. Tulisan ini melihat wacana bukan sekadar susunan ide dalam huruf, frasa, kalimat dan paragraf, melainkan sebagai wujud ekspresi kebahasaan penulis atau pengelola media yang memiliki latar belakang dan perspektif. Portal Hidayatullah.com merupakan wacana yang diamati dalam tulisan ini, khususnya dalam ekspresi kebahasaan mengenai pihak atau figur yang dianggap the other atau liyan. Tulisan yang bersifat library research dengan mekanisme deskriptif interpretatif ini menggunakan critical discourse analysis atau analisis wacana kritis yang dikonsep oleh Norman Fairclough. Tulisan ini melihat Hidayatullah.com memuat ekspresi kebahasaan yang membentuk demarkasi melalui stereotipe tertentu kepada liyan. Dilihat dari ekspresi kebahasaan, portal ini membangun kategori sosial dalam bentuk in group-love dan out group-hate dan dalam konteks pembicaraan tentang liyan serta mengkonstruksi identitas liyan dalam kategori yang kedua. Selanjutnya, tulisan ini mengungkap latar belakang dan perspektif yang dibangun melalui wacana dalam media tersebut.]