p-Index From 2020 - 2025
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Kelautan Tropis
Agus Indardjo
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kontaminasi Kerang Filter Feeder Perna viridis Linnaeus, 1758 (Bivalvia: Mytilidae) oleh Pestisida Organofosfat di Perairan Laut Brebes Jawa Tengah Indonesia Chrisna Adhi Suryono; Irwani Irwani; Baskoro Rochaddi; Wilis Ari Setyati; Agus Indardjo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 2 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i2.11013

Abstract

In the last five years, organophosphate pesticides has been introduced in red onions fields in Brebes.  This will broadbly impact to the ecosystem, including the filter feeder marine organisms such as green mussel P. viridis. This article presents the occurrence level of organophosphate pesticides residues in marine waters and green mussel which has collected on Brebes marine areas. Some selected organophosphate pesticides compounds (Chlorpyrifos, Profenofos, Diazinon, Fenitrothion, Malation and Methidathion) of contaminant have been determined. The samples were then analyzed by using gas chromatography and followed by using the method of Standard Method Examination. The results showed that average of six residues (Chlorpyrifos, Profenofos, Diazinon, Fenitrothion, and Malation) in marine water were undetected (bd) (<0.0004 ppm). The merely concentration of PPOs detected was Chlorpyrifos 0.31 µg/L detected in green mussel. The concentration of organophosphate pesticides in these areas might contribute by the usage of organophosphate pesticide from red onion fields Dalam lima tahun terakhir, pestisida organofosfat mulai diperkenalkan di ladang bawang merah di Brebes.  Hal ini secara luas akan berdampak pada ekosistem, termasuk organisme laut filter feeder seperti kerang hijau P. viridis.  Artikel ini menyajikan tingkat residu pestisida organofosfat di perairan laut dan kerang hijau yang terkumpul di wilayah perairan Brebes. Beberapa senyawa pestisida organofosfat terpilih (Klorpirifos, Profenofos, Diazinon, Fenitrothion dan Malation) untuk dianilisa.  Sampel kemudian dianalisis dengan menggunakan kromatografi gas dan dilanjutkan dengan metode Pemeriksaan Metode Standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata enam residu (Klorpirifos, Profenofos, Diazinon, Fenitrothion, dan Malation) di perairan laut tidak terdeteksi (bd) (<0,0004 ppm). Konsentrasi OPP yang terdeteksi hanyalah Klorpirifos 0,31 µg/L yang terdeteksi pada kerang hijau. Konsentrasi pestisida organofosfat di daerah tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh penggunaan pestisida organofosfat dari ladang bawang merah.
Logam Berat Mercury (Hg) dan Arsen (As) pada Hasil Tangkapan Nelayan Pesisir Semarang dan Tegal Jawa Tengah Chrisna Adhi Suryono; Agus Indardjo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 25, No 3 (2022): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v25i3.16279

Abstract

The Semarang and Tegal coastal waters are traditional fishing ground areas. However, the increasing use of coastal areas for various activities will increase pollutants in the coastal waters.  Heavy metals are pollutants that always appear in waters and accumulate in marine organisms. These study aims to determine As and Hg metals contained in the tissues of several marine organisms caught on the coast of Semarang and Tegal, Central Java. The analysis of As and Hg concentrations in organismal tissues using ICPMS.  The results showed that As and Hg were found in biota such as white shrimp (P. merguensis), blue crab (P. pelagicus), shellfish (A. inaequivalvis) and gastropods (H. ternatanus). Arsenic concentrations in the four biotas caught in Tegal (1.6 – 5.3 ppm) and Semarang (2.58 – 4.9 ppm). Meanwhile, Hg metal (0.02 – 0.15 ppm) in Tegal and (0.034 – 0.15 ppm) in Semarang.  The concentration level of As based on the biota caught in the Tegal waters are sequentially Shellfish > White shrimp > Gastropods > Blue swimming crab.  Meanwhile, the concentration of Arsenic in the biotas in Semarang waters are sequentially shellfish > white shrimp > blue crab > gastropods. However, Hg metal in the biota obtained in these two areas is very low  Pesisir Semarang dan Tegal merupakan daerah penangkapan perikanan tradisional.  Namun dengan semakin meningkatnya pemamnfaatan wilayah pesisir untuk berbagai kegiatan akan meningkatkan polutan dalam perairan.  Logam berat merupakan polutan yang selalu muncul dalam perairan dan terakumulasi organisme laut.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui logam As dan Hg yang terdapat dalam jaringan beberapa biota yang ditangkap pesisir Semarang dan Tegal Jawa Tengah.  Analisa konsentrasi As dan Hg dalam jaringan organisme menguunakan ICPMS.  Hasil penelitian menunjukan logam As dan Hg ditemukan dalam biota seperti udang putih (P. Merguensis), rajungan (P. pelagicus), kerang bulu (A. inaequivalvis) dan gastropoda (H. ternatanus).  Konsentrasi Arsen di keempat biota yang ditangkap di Tegal (1,6 – 5,3 ppm) dan Semarang (2,58 – 4,9 ppm).  Sedangkan logam Hg (0,02 – 0,15 ppm) di Tegal dan (0,034 – 0,15 ppm) Semarang.  Tingkat konsentrasi logam As berdasarkan biota yang tertangkap di perairan Tegal secara berurutan Kerang bulu > Udang putih > Gastropoda > Rajungan.  Sedangkan konsentrasi Arsen dalam biota di perairan Semarang secara berurutan Kerang bulu > Udang putih > Rajungan > Gastropoda.  Namun logam Hg dalam biota yang didapat di kedua daerah tersebut sangat rendah. 
Konsentrasi Logam Berat Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Hasil Tangkapan Nelayan Pesisir Semarang dan Tegal Jawa Tengah Chrisna Adhi Suryono; Agus Indardjo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 26, No 1 (2023): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v26i1.17321

Abstract

Coastal areas of Semarang and Tegal are the fishing ground area of traditional fishermen. But with the increasing activity in coastal and marine areas it will increase heavy metal contaminants in these waters which are allegedly contaminating existing biota. Heavy metals are pollutants that can accumulate in marine life. This study aims to know the concentration of lead metals (Pb) and copper (Cu) on the catch of the coastal fishermen of Semarang and Tegal, Central Java. Analysis of Pb and Cu concentration in tissue organisms using ICPMS. The results of the analysis showed that Pb and Cu metals were found in biota such as white shrimp (P. merguensis), crab (P. pelagicus), coocle (A. inaequivalvalvis) and gastropods (H. ternatanus). The highest concentration of Pb in the four biota captured in Semarang (4.48-5.76 ppm) and Tegal (0.53-3,055 ppm). Whereas the highest Cu metal in the biota argued in the Tegal waters (0.16 - 0.197ppm) while in Semarang (0.03-0.177 ppm) Semarang. The highest concentration of Pb (3,055-5.58 ppm) is found in gastropods both in Semarang and Tegal.  Thus, the metal Cu (0.177-0.197 ppm) in gastropods from Tegal and Semarang. Gastropods accumulate the highest Pb and Cu metal in the two regions of the fishing ground.  Pesisir Semarang dan Tegal merupakan daerah fishing ground nelayan tradisional.  Namun dengan semakin meningkatnya aktifitas di wilayah pesisir dan laut tersebut akan meningkatkan kontaminan logam berat di perairan tersebut yang diduga akan mengkontaminasi biota yang ada.  Logam berat merupakan polutan yang dapat terakumulasi dalam biota laut.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam Timbal (Pb) dan Tembaga (Cu) pada Hasil Tangkapan Nelayan Pesisir Semarang dan Tegal Jawa Tengah.  Analisa konsentrasi Pb dan Cu dalam jaringan organisme menguunakan ICPMS.  Hasil analisa menunjukkan logam Pb dan Cu ditemukan dalam biota seperti udang putih (P. Merguensis), rajungan (P. pelagicus), kerang bulu (A. inaequivalvis) dan gastropoda (H. ternatanus).  Konsentrasi tertinggi Pb di keempat biota yang ditangkap di Semarang (4,48–5,76 ppm) dan Tegal (0,53– 3,055 ppm).  Sedangkan logam Cu tertinggi pada biota yang ditangkap di perairan Tegal (0.16– 0.197ppm) sedangkan di Semarang (0.03–0.177 ppm) Semarang.  Konsentrasi tertinggi Pb (3,055–5,58 ppm) terdapat dalam gastropoda baik di Semarang maupun Tegal.  Demikian logam Cu tertingggi (0,177 - 0,197 ppm) pada gastropoda dari Tegal dan Semarang.  Gastropoda mengakumulasi logam Pb dan Cu tertinggi di kedua daerah fishing ground tersebut.
Kontaminasi Logam Cr dan Fe pada Organisme Benthik Laut yang Ditangkap di Perairan Jawa Tengah Chrisna Adhi Suryono; Agus Indardjo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 26, No 3 (2023): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v26i3.18165

Abstract

Coastal areas of Semarang and Tegal, there are several industries that use metal materials. These activities will have an impact on the marine ecosystem, especially the biota that lives in it. The research aims to determine the metal contamination of Chromium (Cr) and Iron (Fe) in benthic biota in the waters of Semarang and Tegal, Central Java. Analysis of Cr and Fe concentrations in biota tissues using ICPMS. The results of analysis of Cr and Fe metals in the biota tissues of white shrimp (P. Merguensis), crab (P. pelagicus), coocle (A. inaequivalvis) and gastropods (H. ternatanus) found Cr and Fe metals in the biota tissues. The concentration of Cr metal in biota found in Semarang ranges from 0.211– 0.235 ppm, while in Tegal it ranges from 0.1–0.218 ppm. Fe metal concentrations from Semarang biota ranged from 0.718 – 0.909 ppm, while those from Tegal were 0.733 – 1.429 ppm. The concentrations of Cr and Fe metals in each biota and research location showed no differences, while Fe metals showed differences.  Pesisir kota Semarang dan Tegal terdapat beberapa industri yang menggunakan bahan logam.  Aktifitas tersebut akan berdampak pada ekosistem laut terutama biota yang hidup didalamya.  Penelitian bertujuan mengethui kontaminansi logam Kromium (Cr) dan Besi (Fe) pada biota benthik di perairan Semarang dan Tegal Jawa Tengah.  Analisa konsentrasi Cr dan Fe dalam jaringan biota menguunakan ICPMS.  Hasil analisa logam Cr dan Fe dalam jaringan biota udang putih (P. Merguensis), rajungan (P. pelagicus), kerang bulu (A. inaequivalvis) dan gastropoda (H. ternatanus) ditemukan logam Cr dan Fe dalam jaringan biota.  Konsentrasi logam Cr pada biota yang ditemukan di Semarang berkisar 0,211 – 0,235 ppm, sedangkan di Tegal berkisar 0,1 – 0,218 ppm.  Konsentrasi logam Fe dari biota Semarang berkisar antara 0,718 – 0,909 ppm, sedangkan yang berasal dari Tegal 0,733 – 1,429 ppm.  Konsentrasi logam Cr dan Fe pada setiap biota dan lokasi penelitian menunjukan tidak adanya perbedaan sedangkan logam Fe menunjuakn adanya perbedaan.