This Author published in this journals
All Journal JURNAL ILMIAH PLATAX
Lawrence J. L Lumingas
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Diversity, Distribution Pattern, Morphometric of Box Mussel Septifer bilocularis (Linnaeus, 1758) on the Reef Flat in Cape Lampangi, South Minahasa Grace Mustamu; Lawrence J. L Lumingas; Anneke V. Lohoo
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 2 No. 1 (2014): Edisi Januari - April 2014
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.2.1.2014.4402

Abstract

Septifer bilocularis (Linnaeus, 1758) is a suspension feeder organisms which are found live clustered on dead coral . This study aims to estimate the average density, analyzes the distribution patterns and analyze morphometric aspects of a long-high (thick) relation, length-total weight relation and length-weight index without shell  relation of S. bilocularis at that location. Sampling method using transect squares method, with the length of each line is 50m, on each transect placed 10 squares (measuring 1m x 1m). Based on the data analysis of the average density in both transect was 214 individuals with a clustered deployment pattern, with a maximum shell length of 29,64mm. The relation between length and high of shell shows that the growth is allometri negative, length and total weight shell relationships is allometri negative, where the contents of the weight index does not increase with increasing length but declined. Box mussel Septifier bilocularis live clustered with very dense aggregations in intertidal reef flat area on the intertidal zone are exposed at the lowest tide at Cape Lampangi.   Keywords : box mussel, morphometric, Cape Lampangi, South Minahasa   ABSTRAK Septifer bilocularis (Linnaeus, 1758) merupakan organisme pemakan suspensi yang banyak ditemukan hidup secara mengelompok pada rataan terumbu karang mati. Penelitian ini bertujuan untuk menduga kepadatan rata-rata, menganalisis indeks dispersi atau pola sebaran dan menganalisis aspek morfometrik berupa hubungan panjang-tinggi (tebal), panjang-berat dan panjang-indeks berat tubuh tanpa cangkang dari S. bilocularis di lokasi tersebut. Pengambilan sampel menggunakan metode transek kuadrat, dengan panjang setiap garis 50 meter, pada masing-masing transek diletakkan 10 kuadrat (berukuran 1m x 1m). Berdasarkan analisis data kepadatan rata-rata secara keseluruhan (kedua transek) adalah 214 individu dengan pola penyebaran mengelompok, dengan panjang cangkang maksimum 29,64mm. Hubungan pertumbuhan panjang dan tinggi cangkang ‘allometri negatif’, hubungan panjang cangkang dan berat total ‘allometri negatif’, di mana pertambahan indeks isi tidak sejalan dengan pertambahan panjang tetapi menurun. Kerang kotak Septifier bilocularis hidup mengelompok dengan agregasi yang sangat padat di daerah intertidal rataan terumbu pada zona intertidal yang terekspos pada saat surut terendah di Tanjung Lampangi.   Kata kunci : karang kotak, morfometrik, Tanjung Lampangi, Minahasa Selatan
The inventory of macroalgae in the Mantehage Island waters, Wori sub-district, North Minahasa district in North Sulawesi Province Preisy Meicy Meriam Watung; Rene Charles Kepel; lawrence J. L Lumingas
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 4 No. 2 (2016): EDISI JULI-DESEMBER 2016
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.4.2.2016.14077

Abstract

This study was carried out in Mantehage Island waters, covering Bango, Tinongko, Buhias, and Tangkasi, with an objective of knowing the taxa composition of macroalgae through morphological studies. Data collection  used  Line Transect method with quadrat. Three 100 m-transect line were placed perpendicular to the coastline. Distance between transects was 50 m, and the quadrat used was 1 x 1 m². Results found 44 species of microalgae, consisting of 3 divisions, 3 classes, 10 orders, 18 families, and 26 genera. Green algae comprised 3 orders, 6 families, 11 genera, and 23 species. Brown algae consisted of 3 orders, 3 families, 5 genera, and 5 species. Red algae had 4 orders, 8 families, 10 genera and 16 species. Keyword : Macroalga, species, Mantehage Island. Abstrak Penelitian ini dilakukan di pulau Mantehage, yakni Desa Bango, Tinongko, Buhias, dan Desa Tangkasi,  dengan tujuan untuk mengetahui komposisi taksa makroalga melalui pendekatan morfologi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode Line Transect kuadrat. Tiga garis transek sepanjang 100 m diletakkan tegak lurus garis pantai dengan jarak antar transek 50 m dan jarak antar kuadrat 10 m. Ukuran kuadrat yang dipakai adalah 1 x 1 m². Hasil penelitian menemukan 44 spesies, yang terdiri dari 3 divisi, 3 kelas, 10 ordo, 18 famili dan 26 genera. Alga hijau terdiri atas 3 ordo, 6 famili, 11 genera dan 23 spesies. Alga cokelat terdiri atas 3 ordo, 3 famili, 5 genera dan 5 spesies. Adapun alga merah terdiri atas 4 ordo, 8 famili, 10 genera dan 16 spesies. Kata Kunci : makroalga, species, Pulau Mantehage   2Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
Identification of Bioactive Compounds and Antibacterial Activity of Sea Cucumber, Holothuria (Halodeima) atra Jaeger 1833 Flesh Extract from Kalasey Coastal Waters, Minahasa District Mewengkang, Theresia Tessa; Lintang, Rosita Anggreiny; Losung, Fitje; Sumilat, Deiske Adeliene; Lumingas, Lawrence J. L
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 10 No. 2 (2022): ISSUE JULY-DECEMBER 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v10i2.42271

Abstract

Sea cucumbers are one of the marine biotas that contain bioactive compounds that have the potential as antibacterial ingredients. The purpose of this study was to perform antibacterial testing on fractions of the extract of the sea cucumber H. atra meat and to conduct a zoochemical analysis to determine the content of bioactive compounds that can inhibit bacterial growth. Antibacterial testing using disc diffusion method against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The results showed that the methanol extract of sea cucumber flesh could inhibit the growth of both types of test bacteria. In antibacterial testing for S. aureus, the ethyl acetate fraction was 11.8 mm, the n-hexane fraction was 7 mm, and the methanol fraction was 8.6 mm, while for E. coli the ethyl acetate fraction was 10.88 mm, the n-hexane fraction was 7 mm, and 8.6 mm methanol fraction. The compounds contained in the ethyl acetate fraction of sea cucumber H. atra flesh extract are alkaloids, flavonoids, steroids, and saponins which are compounds that can inhibit bacterial growth with their respective working mechanisms.Keywords: Disc diffusion, Extraction, Fractionation, Sea cucumber (H.atra), Zoo-chemical, AbstrakTeripang merupakan salah satu biota laut yang memiliki kandungan senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai bahan antibakteri. Tujuan penelitian ini melakukan pengujian antibakteri pada fraksi-fraksi dari ekstrak daging teripang H. atra dan melakukan analisis zookimia untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pengujian antibakteri menggunakan metode difusi cakram terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daging teripang memiliki dapat menghambat pertumbuhan kedua jenis bakteri uji. Pengujian antibakteri terhadap S. aureus fraksi etil asetat sebesar 11,8 mm, fraksi n-heksan 7 mm, dan fraksi metanol 8,6 mm sedangkan untuk bakteri E. coli fraksi etil asetat sebesar 10,88 mm, fraksi n heksana 7 mm, dan fraksi metanol 8,6 mm. Kandungan senyawa yang yang terkandung dalam fraksi etil asetat ekstrak daging teripang H. atra yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, dan saponin yang merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan mekanisme kerja masing-masing.Kata Kunci  : Difusi cakram, Ekstraksi, Fraksinasi , Teripang (H. atra), Zoo-kimia,