M Taufiq Rahman
UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pluralism in the Light of Islam M Taufiq Rahman; Paelani Setia
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 1, No 2 (2021): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v1i2.12269

Abstract

Kemajemukan tidak bisa dihindari, seolah-olah itu adalah takdir manusia. Tetapi manusia sendiri seringkali tidak dapat mentolerir pluralitas ini. Karena intoleransi semacam inilah perang, intimidasi, pengusiran, konflik, dan kekacauan terjadi sepanjang waktu. Padahal, kemajemukan ini merupakan fenomena yang tak terbantahkan. Kita hidup dalam kemajemukan dan kita secara aktif atau pasif terlibat dalam dan bagian dari kemajemukan ini. Kemajemukan melekat pada semua gerakan spasial kita. Oleh karena itu, penerimaan dan eksistensi dengan orang lain atau hidup berdampingan dengan asumsi kesetaraan dalam bingkai kemajemukan adalah kebutuhan yang sangat penting. Karena kemajemukan ini selayaknya menjadi alat relasi bagi manusia untuk hidup damai dengan sesamanya. Namun demikian, agama dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya bisa menjadi fenomena yang sepenuhnya saling bertentangan. Seperti banyak agama lain, Islam juga sering menjadi penyebab konflik. Oleh karena itu, penting untuk melihat lagi apa pandangan Islam yang sebenarnya tentang pluralisme ini langsung dari sumbernya yang sah (yaitu, Al-Qur'an dan Sunnah). Kajian analisis tekstual ini dapat dijadikan pegangan bagi para tokoh Islam yang bergulat sehari-harinya dengan permasalahan kemajemukan di berbagai level pergaulan masyarakat.
Kondisi Kegiatan Keagamaan Muslim Perempuan pada Masa Pandemi Covid-19 di Wilayah Suburban Rina Febriyani; M Taufiq Rahman; M Yusuf Wibisono
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 1, No 3 (2021): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v1i3.13122

Abstract

This study aims to explain the differences in the religious attitudes of Muslim women before and during the Covid-19 pandemic and to explain the various challenges faced by Muslim women in dealing with the Covid-19 pandemic in Cinanjung Tanjungsari Village, Sumedang, West Java. The method used in this paper is descriptive-analytical with a qualitative approach. The process of data collection is done through observation, interviews, and documentation. This study uses the Adaptation, Goal Attainment, Integration, and Latency (AGIL) theory from Talcott Parsons. The findings of this study are, first, the adaptation process carried out by Muslim women when carrying out religious routines during the Covid-19 pandemic is by implementing health protocols following the recommendations of the local government. Second, the challenges that some Muslim women face during the Covid-19 pandemic are the limited ability to operate technology as a medium for worship activities, work, and study. However, the 'force' to master technology has caused Muslim women to slowly get to know social media and start to be able to operate it. Third, the impact of the Covid-19 pandemic has caused changes to the religious diversity of Muslim women who are increasingly diligent and obedient in carrying out worship because of the unfavorable situation and conditions due to the pandemic. This study can provide insight into the extent of adaptation of society, especially women, to the Covid-19 outbreak in a suburban area.
Prinsip-prinsip Keadilan Distributif dalam Pemikiran Sayyid Qutb M Taufiq Rahman
Jurnal Iman dan Spiritualitas Vol 2, No 2 (2022): Jurnal Iman dan Spiritualitas
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jis.v2i2.17779

Abstract

Kajian ini merupakan kajian literatur atas pemikiran Sayyid Qutb, seorang pemikir Muslim modern, terhadap permasalahan keadilan ekonomi. Menurut Qutb, Islam mendukung kepemilikan pribadi, sebagai keseimbangan yang adil antara ganjaran dan usaha dan untuk alasan-alasan lain, tetapi hak ini berasal dari komunitas dan kemudian dari Tuhan, Yang Maha Memiliki. Islam menentang konsentrasi kekayaan; sebagian kepemilikan harus bersifat publik dan sebagian harus ditransfer untuk si miskin. Kepemilikan itu biasanya didapat dengan kerja tetapi juga boleh sebagai hadiah seperti wasiat, yang dikontrol. Terdapat kebebasan untuk meningkatkan kekayaan, tetapi hanya di dalam batas-batas legal, sedangkan yang bersifat riba itu ditolak dalam Islam. Orang boleh menghabiskan jumlah tertentu yang rasional untuk dirinya tetapi harus menghindari kemewahan. Diskusi Qutb tentang zakat telah membawa pada diskusi tentang al-masalih al-mursalah (keuntungan yang tak terbatas) dan kutipan yang panjang dari buku al-Imam Malik karya Abu Zahra dalam prinsip distribusi ekonomi ini.