Laboratorium merupakan sarana dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang keilmuan dalam menunjang keberhasilan penemuan hal-hal baru melalui penelitian. Mengingat banyaknya jenis limbah lab FMIPA UII yang berbahaya, termasuk juga limbah cair dari laboratorium yang bersifat toksik yang memiliki unsur logam berat sehingga mencemari lingkungan serta bepengaruh pada kesehatan manusia. Maka diperlukan upaya untuk pengatasan serta memberikan inovasi baru dari limbah cair kimia. Salah satunya dilakukan pengelolaan menggunakan teknik fuel cell yang merupakan energi masa depan yaitu sistem elektrokimia yang dapat mengubah energi kimia dari hidrogen dan oksigen yang langsung menjadi energi listrik. Keuntungannya pembakaran lebih konvensional yang berbasis teknologi dan tidak memancarkan emisi pada saat operasi, merupakan green house gases mengatasi polusi udara. Pemanfaatan limbah laboratorium dengan metode fuel cel ini bertujuan agar pencemaran lingkungan oleh zat kimia dapat diminimalkan dan dapat mengubahnya menjadi daya energi listrik. Untuk mendukung gagasan ini, maka perlu dilakukannya studi lebih lanjut mengenai proses pemanfaatan limbah menjadi energi listrik menggunakan metode fuel cell. Dimana dengan menggunakan fuel cell, satu kg H2 dapat menghasilkan 33,9 kWh energi listrik atau sama dengan 33.900 watt per jam. Prediksi hasil dari pemanfaatan limbah ini yaitu terbentuknya kemandirian untuk memenuhi kebutuhan listrik terutama di laboratorium hingga dapat memberikan solusi untuk menghasilkan energi yang terbarukan.