Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL PADI DILAHAN SAWAH IRIGASI , DI KOTA JAYAPURA, PAPUA Rohimah Handayani Sri Lestari; Fransiskus Palobo; Petrus Alexander Beding; Batseba M.W. Tiro
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 24, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v24n1.2021.p27-36

Abstract

Adaptation Test of High Yielding Rice Variety Seeds in Irrigated Rice Lands in Jayapura City, Papua. One of the factors influencing the increase in rice production is the use of location-specific new high yielding varieties (HYV) seeds. Farmers in Papua still often use rice seeds repeatedly without paying attention to the purity of the seeds, which can cause low productivity of rice in Papua, namely 4.35 t/ha when compared to national productivity of 5.11 t/ha. The research was conducted from April to August 2019 in district Muara Tami, Jayapura City. The treatments were arranged in Randomized Block Design (RBD) with one factor consisted of 5 varieties. The varietas used were high yielding varietas (Inpari 34, Inpari 43, Inpara 8, Inpago 8) and Mekongga variety as a comparison. All treatments were repeated 4 times. The result showed that the HYV productivity was influenced by yield components such as number of productive tillers, panicle lenght, 1000 grain weight and percentage of filled grain. The Inpari 34 and Inpago 8 varieties are more recommended to farmers due to a higher productivity compared to Inpari 43, Inpara 8 and Mekongga varieties by 7.74 t/ha and 7.22 t/ha respectively or an increase of 91.63% and 78.75% above the existing production (4.04 t/ha). Keywords: rice, adaptation, new high yielding varieties, productivity, irrigated land ABSTRAK Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan produksi padi adalah penggunaan benih varietas unggul baru (VUB) spesifik lokasi. Petani Papua masih sering menggunakan benih padi berulang kali tanpa memperhatikan kemurnian benih sehingga dapat menyebabkan rendahnya produktivitas padi hanya 4,35 t/ha atau lebih rendah dibandingkan produktivitas nasional (5,11 t/ha). Tujuan penelitian adalah memperoleh benih VUB padi yang adaptif di lahan sawah beririgasi berdasarkan keragaan tananaman dan produktivitas. Penelitian dilakukan pada bulan April-Agustus 2019 di Koya Barat Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan varietas sebagai perlakuan. Varietas padi yang digunakan yaitu Inpari 34, Inpari 43, Inpara 8, Inpago 8, dan Mekongga varietas yang digunakan sebagai pembanding. Semua perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas VUB padi dipengaruhi oleh komponen hasil seperti jumlah anakan produktif, panjang malai, berat 1000 gabah, dan persentase gabah isi. Varietas padi Inpari 34 dan Inpago 8 direkomendasikan untuk digunakan oleh petani karena produktivitasnya lebih tinggi, dibandingkan varietas Inpari 43, Inpara 8 dan Mekongga yaitu 7,74 t/ha dan 7,22 t/ha atau meningkat 91,63% dan 78,75% dibandingkan produksi eksisting (4,04 t/ha).Kata kunci: padi, adaptasi, varietas unggul baru, produktivitas, lahan sawah
KAJIAN DINAMIKA BOBOT BADAN SAPI POTONG DAN POTENSI PAKAN DI KABUPATEN MERAUKE, PAPUA Batseba M.W. Tiro; Fransiskus Palobo; Petrus A. Beding; Muhammad Thamrin
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 2 (2020): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.495 KB) | DOI: 10.37159/jpa.v22i2.1120

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji dan mengevaluasi dinamika bobot badan sapi potong serta potensi ketersediaan pakan pada musim kemarau di Kabupaten Merauke. Lokasi yang dipilih adalah tiga distrik yang mewakili pusat pengembangan sapi potong di Merauke dan distrik tersebut memiliki kepadatan ternak atau populasi yang tinggi dan dibandingkan antar-luas wilayah, sehingga yang mewakili populasi tinggi (Distrik Merauke), sedang (Distrik Tanah Miring), dan rendah (Distrik Kurik). Metoda menggunakan survei melalui penimbangan ternak sapi yang dipelihara petani/peternak dengan jumlah ternak 50 hingga 100 ekor, terdiri jantan dewasa, induk, muda, dan anak. Untuk mengukur produksi hijauan pakan dibuat kurungan terbuat dari kayu ukuran 1,5 x 1,5 meter sebanyak 15 buah terbagi dalam tiga lokasi, masing-masing lokasi terdapat lima kurungan. Hasil: rataan bobot badan ternak sapi di ketiga Distrik (Merauke, Kurik dan Tanah Miring), sangat rendah baik itu pedet (< 0,3 kg/ekor), ternak muda maupun dewasa (< 0,2 kg/ekor); variasi spesies hijauan dan legum di lokasi pengamatan relatif sama dan didominasi oleh spesies rumput (93,30 – 94,85 persen), dan produksi hijauan pada awal musim kemarau (bulan Juli) masih relatif tinggi, dan terus menurun sampai puncaknya pada bulan September dan Oktober
ANALISIS USAHATANI INTEGRASI TANAMAN PADI DENGAN TERNAK SAPI POTONG Batseba M.W. Tiro; Petrus A. Beding
Agros Journal of Agriculture Science Vol 21, No 1 (2019): edisi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.431 KB)

Abstract

Komoditas padi maupun sapi potong sangat potensial untuk dikembangkan secara terpadu di Kabupaten Merauke, karena selain menghasilkan produk utama (beras dan daging) juga menghasilkan produk samping (jerami, dedak, pupuk kandang). Program sistem integrasi padi sapi merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan produksi padi, daging, susu, dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya pendapatan dari usahatani integrasi antara tanaman padi dan ternak sapi potong di Distrik Semangga, Kabupaten Merauke. Metode pengkajian dirancang dalam dua kelompok perlakuan, yaitu pola integrasi dan pola non-integrasi. Analisis biaya dan pendapatan dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan usahatani integrasi dan non integrasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa sistem usahatani integrasi padi-sapi dapat meningkatkan pendapatan dan nilai R/C. Pola integrasi jauh lebih tinggi dalam memperoleh pendapatan (Rp 80.999.332) daripada non integrasi (Rp 47.680.000). Peningkatan pendapatan petani dari sistem non integrasi ke sistem integrasi sebesar Rp 33.319.332 atau sekitar 69,88 persen dengan nilai R/C meningkat sebesar 12,092 persen
SIKLUS ESTRUS DAN PROFIL HORMON REPRODUKSI INDUK SAPI PERANAKAN ONGOLE DAN SILANGAN SIMMENTAL-PERANAKAN ONGOLE Batseba M.W. Tiro; Siska Tirajoh; Petrus A. Beding; Endang Baliarti
Agros Journal of Agriculture Science Vol 22, No 2 (2020): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.306 KB) | DOI: 10.37159/jpa.v22i2.1119

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi siklus estrus dan profil hormon estrogen dan progesteron induk sapi Peranakan Ongole (PO) dan sapi silangan Simmental-Peranakan Ongole (SimPO). Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan termasuk masa prakondisi selama 2 bulan. Menggunakan 5 ekor induk sapi PO dan 5 ekor induk sapi SimPO. Pemberian pakan hijauan dan pakan penguat diberikan secara optimum, begitu pula dengan penyediaan air minum untuk mempertahankan skor kondisi tubuh antara 3,0-3,5. Induk sapi diikuti siklus birahinya sampai 3 siklus, gejala birahi dilihat dengan pengamatan visual yaitu dengan munculnya gejala-gejala birahi. Pengambilan plasma darah dilakukan pada hari ke 18 sampai 21 (hari ke 0 siklus berikutnya) dilanjutkan setiap 6 hari sampai hari ke 18. Analisis konsentrasi hormone progesteron dan estrogen menggunakan ELISA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi panjang siklus estrus antara individu baik pada induk sapi PO maupun sapi SimPO, namun rataan panjangnya siklus estrus berada pada kisaran normal yakni sapi PO 19,92 ± 1,13 hari dan sapi SimPO 18,60 ± 1,34 hari. Kadar hormon progesteron pada hari menjelang estrus berada pada konsentrasi tinggi dan menurun pada saat estrus baik pada induk sapi PO maupun sapi SimPO. Sedangkan hormon estrogen pada induk sapi PO terjadi peningkatan pada hari ke 18 – 20 dalam siklus estrus, pada sapi SimPO pada hari ke 18 dan puncaknya pada hari ke 21
PERTUMBUHAN TANAMAN LAMTORO (Leucaena leucocephala cv. Tarramba) MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN DI KAWASAN PENGEMBANGAN SAPI POTONG Batseba M.W. Tiro; Siska Tirajoh; Usman Usman; Petrus A. Beding; Fransiskus Palobo
Agros Journal of Agriculture Science Vol 23, No 1 (2021): Edsi Januari
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v23i1.1281

Abstract

Introduksi teknologi budidaya hijauan pakan lamtoro sebagai upaya penyediaan hijauan pakan berkualitas dilakukan pada kebun Kelompok Tani Wiwa Papua Bangkit Mandiri yang merupakan salah satu lokasi pendampingan pengembangan kawasan sapi potong di Kabupaten Keerom. Introduksi tanaman L. leucochepala cv Tarramba dengan menggunakan anakan dalam polybag pada lahan seluas 100 x 70 m. Penanamannya dalam bentuk budidaya lorong dengan jarak tanam 1,5 m dalam baris dan 5 m antar baris. Pada lorong tanaman lamtoro ditanam tanaman sela yakni jagung dan kacang tanah. Penanaman jagung dan kacang tanah sebagai tanama sela diantara tanaman lamtoro dengan sistem tanam tanpa olah tanah (TOT) dengan jarak tanam 40 x 80 cm dan 20 x 40 cm. Parameter pertumbuhan tanaman L. leucochepala cv Tarramba adalah tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah cabang. Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif. Diperoleh rata-rata tinggi tanaman dan diameter batang L. leucochepala cv Tarramba sampai 4 bulan tanaman di lapangan (186,4-265,4 cm dan 1,25-2,46 cm), sedangkan untuk jumlah cabang 3,10-16,5 cabang. Rataan produktivitas tanaman sela jagung dan kacang tanah mencapai 3,13 t/ha dan 1,05 t/ha.
Kinerja Reproduksi Induk Sapi Sebelum dan Sesudah Pendampingan pada Kelompok Tani Lembu Agung, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke Batseba M.W. Tiro
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 17 No 2 (2017): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v17i2.548

Abstract

Extensive land and diversity of local feed sources allows Papua to have great potential in the development of beef cattle. However, with the traditional livestock breeding system, where livestock is only released and feed still depends on the availability of nature it will certainly affect the productivity of livestock. In addition, farmers have not mastered the feed technology appropriately so that the source of feed has not been utilized optimally to support the growth of livestock. The long dry season in Merauke Regency has an impact on the limited of forage feed in terms of quality and quantity that directly affect the productivity of livestock. On the other hand, the extent of rice cultivation area in Merauke Regency by itself is enough rice cultivation available potentially as beef cattle feed, but the potential has not been optimally utilized. Strategic measures need to be taken such as improving maintenance systems through technological assistance at the farm level. This study aims to present data and information on the reproductive performance of beef cattle before and after assistance in the farming of beef cattle in the Lembu Agung Farmer Group, Kurik District, Merauke Regency. The results of technological assistance at the farm level through improved feeding on parent beef cattle can improve the performance of the parent rerpoduksi that can improve the cows body condition score (BCS) from the range 2 - 2,5 to 3 - 3,5; fix the service per conception (S/C) value to   < 2; shortening the calving interval from 18 - 24 months to 13 - 15 months; increase the calf's birth weight to 25 - 28 kg and improve changes in body weight. Keywords : Reproductive, Performance, Cow.
Pemanfaatan Jerami Kedelai pada Pakan Induk Sapi Silangan Simmental-Peranakan Ongole Batseba M.W. Tiro; Petrus A. Beding
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 18 No 1 (2018): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v18i1.848

Abstract

The onset of first postpartum estrous is an indicator in the beef cattle reproduction efficiency. Soybean straw is a local feed ingredients that contain phytoestrogen compounds. The present experiment was conducted to determine the effect of the use of soybean straw as a source of phytoestrogen to accelerate the onset of the first postpartum estrous of Simmental – Ongole crossbred cows. This research applies by completely randomized design (CRD) consisted three treatments and each treatment is repeated five times. Treatment consist of : P0: control (standar feed), P1: control + 5 g of phytoestrogen (1.8 kg of soybean straw), and P2: control + 10 of g phytoestrogen (3.6 kg of soybean straw). The result showed that the use of soybean straw as a source of phytoestrogen increase consumption CP (P<0,05), whereas DM and TDN comsumption increased only slighthy (P>0,05). Supplementation of soybean straw as a source phytoestrogen are also likely to accelerate the first postpartum estrous.  
KAJIAN PENGEMBANGAN USAHA TERNAK BABI DI KABUPATEN JAYAWIJAYA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS SWOT Batseba M.W. Tiro; Siska Tirajoh; Petrus A. Beding; Fransiskus Palobo
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 2 (2022): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i2.1956

Abstract

Usaha ternak babi di Kabupaten Jayawijaya umumnya masih dilaksanakan secara tradisional dengan sistem pemeliharaan yang masih sederhana. Kajian ini bertujuan untuk membahas kemungkinan pengembangan usaha ternak babi melalui pendekatan analisis SWOT. Penelitian telah dilakukan pada 60 responden peternak babi yang ditetapkan secara purposive random sampling. Pengumpulan data melalui wawancara terstruktur serta pengamatan langsung di lapangan. Analisis data dilakukan secara deskriptif yang dipertajam dengan analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman). Hasil kajian menunjukkan bahwa usaha pengembangan ternak babi di Jayawijaya mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan karena didukung oleh kondisi faktor internal dan eksternal, antara lain pengalaman beternak dan motivasi peternak yang cukup tinggi, sumberdaya lahan dan pakan tersedia, kondisi sosial budaya masyarakat mendukung, ketersediaan teknologi dan kebijakan pemerintah daerah mendukung. Berdasarkan analisis SWOT, maka strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan usaha ternak babi di Kabupaten Jayawijaya antara lain dengan meningkatkan atau mengoptimalkan sumber daya manusia peternak serta optimalisasi sumberdaya alam melalui penyuluhan dan pembimbingan yang intensif mengenai budidaya ternak babi yang baik diikuti demplot dengan memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia. Upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak juga perlu dilakukan melalui kursus keterampilan maupun magang.
KELAYAKAN USAHATANI PADI DI LAHAN BUKAAN BARU MELALUI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KABUPATEN MERAUKE, PAPUA SELATAN Petrus A. Beding; Batseba M.W. Tiro
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 1 (2023): edisi JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i1.2538

Abstract

Kelayakan finansial suatu usahatani sangat menentukan motivasi petani dalam melakukan kegitan usahatani. Penggunaan Varietas Unggul  merupakan salah satu komponen teknologi yang berperan dalam peningkatan produksi padi. Lahan bukaan baru merupakan salah satu sumberdaya lahan yang potensial untuk dioptimalkan untuk meningkatkan produksi pangan dengan basis usaha pada pengembangan padi. Salah satu upaya untuk mengatasi kondisi tersebut adalah dengan menerapkan budidaya padi pendekatan pengelolaan tananam terpadu (PTT). Pendekatan tersebut  mempertimbangkan lingkungan fisik, biofisik, iklim, dan kondisi sosial ekonomi petani setempat dan bersifat partisipatif.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kelayakan usaha tani padi di lahan bukaan baru dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).  Kajian dilakukan di lokasi wilayah agroekosistem lahan tadah hujan Kampung Harapan Makmur Distrik Tanah Miring Kabupaten Merauke dilaksanakan pada pada bulan  April - Desember 2018. Hasil analisis menunjukan bahwa penerapan pendekatan PTT mampu meningkatkan produksitivitas sebesar 60 % dan keuntungan bersih sebesar Rp. 2.699.000/MT/ha dengan nilai R/ C ratio 1,32. Implikasinya budidaya padi dengan pendekatan PTT dinilai layak untuk dikembangkan dengan nilai  MBCR  1,73 dengan harus memperhatikan kesesuaian agroekosistemnya.
PERCEPATAN INOVASI TEKNOLOGI PEMANFAATAN JERAMI PADI FERMENTASI SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG PADA MUSIM KEMARAU Batseba M.W. Tiro; Petrus A. Beding
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 3 (2023): edisi Juli
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i3.3133

Abstract

One of the effective dissemination methods for disseminating the technology produced is using direct communication techniques, namely through field meetings and technology degrees. A field meeting and technology degree on the use of fermented rice straw as cattle feed was held in Telaga Sari village, Kurik district, Merauke Regency, which aims to accelerate the delivery of rice straw fermentation technology and its use as beef cattle feed. Based on this study it can be concluded: 1). There was an increase in the nutritional value of fermented rice straw compared to no fermentation, 2). There was an increase in calf birth weight and weaning weight in the introduction pattern using fermented rice straw compared to the farmer pattern, namely 25.5 ± 1.06 kg and 63.4 ± 1.78 kg. Likewise, the average daily gain (ADG) of calves up to 3 months of age in the introduction pattern was higher than the farmer pattern, namely 0.42 ± 0.02 kg/head/day vs 0.35 ± 0.02 kg/head/day; sow weight change up to 3 months after calving in the introduction pattern was higher than the farmer pattern, namely 0.04 ± 0.05 kg/head/day vs -0.08 ± 0.05 kg/head/day, 3). The technology studied and deployed is technically easy to implement and develop; socially culturally acceptable and applicable, as well as attracting the interest of farmers because it can provide an alternative supply and reserve of feed during the dry season, 4). Dissemination of information on the technology of making fermented rice straw to around 55 stakeholders, namely the Regional Government, agricultural extension, farmers and Agricultural Vocational Schools as well as being covered by TVRI Papua. INTISARISalah satu metode diseminasi yang efektif untuk mendesiminasikan teknologi yang dihasilkan adalah menggunakan teknik komunikasi langsung yaitu melalui temu lapang dan gelar teknologi. Temu lapang dan gelar teknologi pemanfaatan jerami padi fermentasi sebagai pakan sapi dilaksanakan di kampung Telaga Sari, distrik Kurik, Kabupaten Merauke, yang bertujuan untuk mempercepat penyampaian teknologi fermentasi jerami padi dan pemanfaatannya sebagai pakan sapi potong. Berdasarkan kajian ini dapat disimpulkan : 1). Terjadi peningkatan nilai nutrisi jerami padi fermentasi dibandingkan tanpa fermentasi, 2). Hasil kajian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan berat lahir pedet dan berat sapi pada pola introduksi dengan memanfaatkan jerami padi fermentasi dibandingkan pola petani yakni 25,5 ± 1,06 kg dan 63,4 ± 1,78 kg. Rataan PBB pedet sampai umur 3 bulan pada pola introduksi lebih tinggi dibanding pola petani yakni 0,42 ± 0,02 kg/ekor/hari vs 0,35 ± 0,02 kg/ekor/hari; perubahan berat badan induk sampai 3 bulan setelah beranak pada pola introduksi lebih tinggi dibanding pola petani yakni 0,04 ± 0,05 kg/ekor/hari vs -0,08 ± 0,05 kg/ekor/hari. 3). Teknologi yang dikaji dan digelar, secara teknis mudah diterapkan dan dikembangkan; secara sosial budaya dapat diterima dan diterapkan, serta menarik minat petani karena dapat memberikan suatu alternatif penyediaan dan cadangan pakan pada musim kemarau, 4). Didesiminasikannya informasi teknologi pembuatan jerami padi fermentasi kepada sekitar 55 stakeholder orang yakni Pemerintah Daerah, penyuluh, petani dan SMK Pertanian serta diliput oleh TVRI Papua