Toni Yudha Pratama
FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TARI JAIPONG BAGI SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SEKOLAH KHUSUS NEGERI 02 KOTA SERANG BANTEN Toni Yudha Pratama; Suhaya Suhaya; Yuni Tanjung Utami
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.02 KB) | DOI: 10.30870/jpks.v2i1.2509

Abstract

Pembelajaran tari jaipong di sekolah dasar lebih ditujukan pada kegiatan belajar menari, bukan pengenalan dan pemahaman tentang teori-teori tari. Kegiatan praktik ini diarahkan pada kegiatan belajar bagaimana ia bergerak, memanfaatkan gerak dalam ruang dan waktu serta menemukan kekuatannya sebagai alat komunikasi. Hal itu akan memberikan siswa pengalaman penguasaan gerak dan perbendaharaan gerak sebelum mempelajari sebuah tarian jadi. Latihan penguasaan gerak ini mutlak diperlukan setiap anak. Anak berkebutuhan khusus terutama tunagrahita ringan merupakan individu yang perlu diberikan kesempatan dan pelayanan terhadap pembelajaran seni tari jaipong, hal ini dapat dijadikan media untuk anak tunagrahita ringan agar dapat melatih dan mengembangkan kemampuan motorik dan konsentrasi pada anak tunagrahita ringan walaupun mereka memiliki keterbatasan. Menari jaipong menampilkan gerakan-gerakan pada kepala, tangan dan kaki yang akan melatih motorik anak tunagrahita, serta konsentrasi dan ingatan yang kuat dalam mengingat setiap gerakan demi gerakannya. Keinginan belajar tari jaipong yang dimiliki oleh mereka dapat dijadikan orientasi oleh guru dalam pembelajaran seni tari untuk membuat stimulus-stimulus yang dapat merangsang munculnya perkembangan motorik dalam gerak-gerak tari yang mereka temukan secara kreatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran tari jaipong dan menyajikan data berupa deskripsi, menganalisis dan menginterpretasi data. Dalam kemampuan gerakan, siswa masih kaku dan hanya gerakan-gerakan sederhana saja yang dapat dilakukan siswa. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan rekomendasi, yaitu diharapkan pihak sekolah agar lebih memperhatikan pelayanan dengan memfasilitasi sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tari jaipong agar lebih baik lagi. Serta hendaknya pihak guru mempelajari pelaksanaan asesmen keterampilan menari jaipong secara tertulis. 
PEMBELAJARAN SENI PENCAK SILAT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG Toni Yudha Pratama
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.183 KB) | DOI: 10.30870/jpks.v2i2.2531

Abstract

Anak-anak dengan hambatan Intelektual, kondisi fisiknya hampir tidak berbeda dengan anak normal lainnya, begitu juga dengan perkembangan gerak dan kondisi kesehatan. Tapi untuk anak-anak tunagrahita moderat, banyak masalah kesehatan dan fisik dibatasi oleh Mosier, Grossman dan Dingman, 1965, Barlow, 1978, Patton; 1986 di Delphie (2005: 30) 'bahwa mereka mengalami gangguan gerak perkembangan, tingkat pertumbuhan abnormal, gangguan sensorik terutama pada persepsi penglihatan dan pendengaran'. Selain itu, menurut Martasuta (1983: 4), 'anak tunagrahita menunjukkan kurangnya citra diri dan konsep diri, dan menunjukkan angka di bawah normal dalam hal ukuran, kekuatan, koordinasi, keseimbangan, dan kecepatan'. Dengan demikian, tunagrahita anak sangat membutuhkan aktivitas gerak menumbuhkan dalam upaya meningkatkan kemampuan gerak serta kebugaran fisik. Metode penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dan pengumpulan hasil penelitian dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang sistematis, logis dan menyeluruh dalam mengendalikan kondisi. Diskusi, ada peningkatan tingkat kebugaran jasmani anak tunagrahita yang berusia 12 tahun ke atas setelah diberi pengobatan dalam bentuk pelatihan pencak silat selama 6 minggu dengan satu minggu tiga kali latihan selama 20-30 menit. Dari hasil perhitungan menggunakan uji rank Wilcoxon ditandai, diperoleh Thit = 0 dan T tabel 0 atau T hitung 0 ≤ T tabel 0. Hal ini mengindikasikan bahwa praktik pencak silat secara teratur dan terarah berpengaruh terhadap tingkat kebugaran fisik anak tunagrahita. berusia 12 tahun ke atas di SKh X Kota Serang.