Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Kehadiran Logam-Logam Berat (Pb, Cd, Cu, Zn) Pada Air dan Sedimen Sungai Lowatag, Minahasa Tenggara - Sulawesi Utara (The Occurrence of Heavy Metals (Pb, Cd, Cu, Zn) on Water and Sediment in the River Lowatag, Southeast Minahasa - North Sulawesi) Patty, Jesica O; Siahaan, Ratna; Maabuat, Pience V
JURNAL BIOS LOGOS Vol 8, No 1 (2018): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.8.1.2018.20592

Abstract

Abstrak Kualitas air sungai yang baik dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk keberlanjutan kehidupannya. Kehadiran logam-logam berat di air dan sedimen dapat menurunkan kualitas air sungai. Penelitian ini bertujuan menganalisis kehadiran logam-logam berat timbal (Pb), kadmium (Cd), tembaga (Cu) dan seng (Zn) di air dan sedimen Sungai Lowatag. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling pada tiga stasiun yang tersebar dari hulu ke hilir. Pengambilan sampel sedimen dilakukan secara komposit di tiap stasiun. Sampel air diulang sebanyak tiga kali di tiap stasiun. Kehadiran logam berat-logam  berat  pada sedimen dengan konsentrasi berbeda-beda yaitu Cu berturut-turut dari Stasiun I, II dan III yaitu 13; 17 dan 13 mg/kg dan Zn yaitu 73; 48 dan 56 mg/kg. Kehadiran logam berat Pb di sedimen dari Stasiun I, II dan III yaitu 28; 19,1 dan 28,2 mg/kg masih di bawah Nilai Ambang Batas (NAB) menurut RNO/1981 sebesar 10 mg/kg – 70 mg/kg. Kehadiran logam berat Cd berturut-turut 3,83;  2,69 dan 4,03 mg/kg telah melampaui NAB menurut RNO/1981 (0,1 mg/kg – 2,0 mg/kg). Kehadiran logam-logam berat Pb, Cd, Cu, dan Zn di air masih di bawah NAB menurut PP No.82/2001. Kata-kata kunci: logam berat, kualitas air, sedimen, Sungai Lowatag, Sulawesi Utara AbstractThe qualified river water is required by organisms for their sustainability. The occurrence of heavy metals in surface water and sediments can degrade the quality of river water. The aim of this study was to analyze the occurrence of lead metals (Pb), cadmium (Cd), copper (Cu) and zinc (Zn) in water and sediment of Lowatag River. The purposive sampling method was applied to survey three stations from upstream to downstream. Sediment sampling was collected compositely at each station. Water samples were collected three times in each station. The occurrence of heavy metals in the surface sediments with different concentrations of Cu were 13; 17 and 13 mg /kg and Zn were 73; 48 and 56 mg/kg respectively from Station I, II and III. The occurrence of heavy metal Pb in the sediments of Stations I (28 mg/kg), II (19.1 mg/kg) and III (28.2 mg/kg) were below the Threshold Limit Value (TLV) according to Du Reseau National D’ Observation (RNO) year 1981 (10 mg/kg-70 mg/kg). The occurrence of heavy metal Cd in the sediments of Stations I (3.83 mg/kg), II (2.69 mg/kg) and III (4.03 mg/kg) were exceeded TLV according to RNO/1981 (0.1 mg/kg-2.0 mg/kg). The occurrence of heavy metals Pb, Cd, Cu, and Zn in water were still in the standard range of Indonesia Government Regulation No.82 year 2001.Key words: heavy metals, water quality, sediment, Lowatag River, North Sulawesi 
Keanekaragaman Lamun di Pantai Kora-Kora, Kecamatan Lembean Timur Kabupaten Minahasa Sulawesi Utara (The Diversity of Seagrass in Kora-kora Beach, East Lembean District, Minahasa Regency, North Sulawesi Province) Wondal, Yuniarti Yurike; Rondonuwu, Sendy; Maabuat, Pience V
JURNAL BIOS LOGOS Vol 7, No 2 (2017): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.7.2.2017.18578

Abstract

Abstrak Penelitian dilakukan di Pantai Kora-Kora, Kecamatan Lembean Timur, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara dari Mei hingga Juni 2017. Penelitian bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman lamun di Pantai Kora-Kora. Penelitian menggunakan metode purposive random sampling untuk menentukan lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Pantai Kora-Kora, Kecamatan Lembean Timur ditemukan enam (6) jenis lamun yang termasuk dalam dua (2) suku yaitu Hidrocharitaceae meliputi Enhallus acoroides, Thallasia hemprichii, dan Halodule uninervis dan Cymodoceaceae yaitu Cydomocea rotundata, C. serrulata dan Syringodium isoetifolium.  Jenis-jenis tersebut ialah lamun yang tersebar di pesisir tropis Indo-Pasifik. Jenis yang berperan penting berdasarkan INP di Stasiun I, II dan III berturut-turut yaitu E. acoroides (58,50%), H. uninervis (58,60%) dan S. isoetifolium (63,0%). Indeks keanekaragaman jenis lamun di lokasi penelitian di Panta Kora-kora termasuk sedang (H’:1,71).   Kata kunci: Pantai Kora-Kora, keanekaragaman lamun. Abstract The research was conducted in the Kora-Kora Beach, East Lembean District, Minahasa Regency, North Sulawesi Province from May to June 2017. The aim of study was to analyze the diversity of seagrass on Kora-Kora Beach. The purposive random sampling method was used in this research to determine the research locations. The results showed that Kora-Kora Beach had six (6) seagrass species that were included in two (2) families namely Hidrocharitaceae ( Enhallus acoroides, Thallasia hemprichii, Halodule uninervis) and Cymodoceaceae (Cydomocea. rotundata, C. serrulata and Syringodium isoetifolium). These seagrass species were found in the tropical Indo-Pacific coastlines. The important species based on Importance Value Index  in Station I, II and III were E. acoroides (58.50%), H. uninervis (58.60%) and S. isoetifolium (63.0%), respectively. The seagrass species diversity index in the study areas in the Kora-kora Beach was moderate (H ': 1.71).Keywords:  Kora-Kora Beach, seagrass diversity.
Kelimpahan Populasi Capung Jarum (Zygoptera) di Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara (Population Abundance of Damselfly (Zygoptera) in Bogani Nani Wartabone National Park, North Sulawesi) Wakhid, Wakhid; Koneri, Roni; Tallei, Trina; Maabuat, Pience V
JURNAL BIOS LOGOS Vol 4, No 2 (2014): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.4.2.2014.5234

Abstract

Abstrak Capung jarum (Zygoptera) berperan penting bagi keberlangsungan ekosistem.Pada suatu ekosistem, serangga ini berfungsi sebagai agen pengendali hayati dan bioindikator lingkungan.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan capung jarum yang ada pada tiga habitat di Kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara.Pengambilan sampel dilakukan secara purposive random sampling. Koleksi capung jarum  menggunakan teknik sweepingmengikuti garis transek sepanjang 500 m pada setiap tipe habitat. Jumlah transek pada setiap tipe habitat sebanyak 3 garis transek yang dibuat sepanjang aliran sungai.Hasil penelitian didapatkan sebanyak 13 spesies capung jarum yang terdiri dari 4 famili, yaitu Coenagrionidae, Chlorocypidae, Calopterygidae, dan Platycnemididae. Famili yang paling banyak ditemukan jumlah spesiesnya adalah Coenagrionidae, sedangkan yang paling sedikit Platycnemididae. Berdasarkan tipe habitat, jumlah spesies yang paling banyak ditemukan di hutan primer sedangkan yang paling sedikit di hutan sekunder.Kelimpahan capung jarum tertinggi terdapat pada lahan pertanian, sedangkan kelimpahan terendah pada habitat hutan primer Kata kunci : capung jarum, Taman Nasonal Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara Abstract Damselfly (Zygoptera) plays important roles in the environment and this organism ia able to be used as biocontrol and bioindicator. This research was aimed to analyze the abundance of damselfly that werelocated at three different habitats in Bogani Nani Wartabone National Park, North Sulawesi. The purposive random sampling method was used to collect the samples. Damselflies were taken by using sweeping technique following 500 m transect line in each habitat. There were three transect lines in each habitat located along the river. The results showed that there were thirteen species from 4 families (Coenagrionidae, Chlorocypidae, Calopterygidae, and Platycnemididae) of damselfly. Most species were members of Coenagrionidae whereas the others werePlatycnemididae Family. Based on the types of habitat, the highest number of species was found in the primary forest, whereas the smallest number was in the secondary forest. Greatest the abundance of damselfly was the largest in the agricultural area and the smallest was in the primary forest. Keywords: damselfly, Bogani Nani Wartabone National Park, North Sulawesi
KEANEKARAGAMAN DAN INDEKS NILAI PENTING LAMUN (SEAGRASS) DI PESISIR KECAMATAN GEMEH, KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, SULAWESI UTARA Alule, Melisa; Maabuat, Pience V; Saroyo, Saroyo
Biofaal Journal Vol 1 No 2 (2020): Biofaal Journal
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.354 KB) | DOI: 10.30598/biofaal.v1i2pp85-92

Abstract

Ekosistem padang lamun merupakan salah satu ekosistem yang penting keberadaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman dan indeks nilai penting lamun pada tiga stasiun yaitu Pantai Lahu (Desa Lahu), Pantai Bannada (Desa Bannada) dan pantai Malat (Desa Malat), Kecamatan Gemeh, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Metode purposive sampling digunakan dalam penentuan tempat sampling dengan pengambilan sampel yang menggunakan metode line transect. Pada setiap stasiun memiliki tiga garis transek dengan panjang 100-200 m. Setiap stasiun memiliki tiga garis transek, jarak antar transek 50 m dan jarak antar plot 20 m. Jenis lamun yang ditemukan sebanyak tiga jenis yaitu Cymodoceae rotundata, Cymodoceae serrulata dan Thalassia hempirichii. Lamun Thalasia hemprichii memiliki nilai kepadatan relatif tertinggi pada ketiga stasiun yaitu 43%, 57% dan 62%. Secara berturut-turut lamun Thalasia hemprichii memiliki Indeks Nilai Penting tertinggi pada ketiga stasiun yaitu 91%, 103% dan 114%. Keanekaragaman jenis lamun pada ketiga stasiun tergolong rendah dengan Indeks Keanakeragaman Shannon-Wiener (H’) secara berturut-turut, yaitu1,06; 0,95; dan 0,98. Secara keseluruhan, keanekaragaman jenis lamun dipantai Lahu, pantai Bannada dan pantai Malat, Kecamatan Gemeh tergolong rendah (H’: 0,99).