Bambang Darmo Yuwono
Teknik Geodesi Undip

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KETELITIAN HUMMINBIRD HELIX 5 CHIRP SI GPS G2 DENGAN MENGGUNAKAN USV (Unmanned Surface Vehicle) (Studi Kasus: Waduk Pendidikan Diponegoro, Semarang) Rachaditya Pradipta; Bambang Darmo Yuwono; Bambang Sudarsono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (953.319 KB)

Abstract

Kegiatan pengukuran dan pemetaan batimetri sangat dibutuhkan untuk area-area penelitan perairan. Informasi batimetri ini dapat dipasok oleh peta yang menunjukkan gambaran kedalaman perairan, mirip dengan peta topografi yang mewakili ketinggian permukaan bumi. Namun pemetaan batimetri di daerah perairan dangkal sulit dilakukan karena keterbatasan alat, alat yang tersedia saat ini banyak digunakan untuk air dalam seperti di laut.Penelitian ini bertujuan memetakan perairan dangkal yang bertempat di Waduk Pendidikan Diponegoro dengan menggunakan wahana tanpa awak atau USV Quadramaran yang dilengkapi oleh echosounder HUMMINBIRD HELIX 5 CHIRP SI GPS G2. Dilakukan juga validasi titik kedalaman di beberapa area waduk menggunakan metode sounding poleuntuk mengkoreksi ketelitian dari pemeruman. Ketelitian kedalaman dikoreksi dalam orde khusus dengan SNI 7646:2010.Dari hasil pemeruman yang dilakukan pada 30 Agustus 2017 diperoleh kedalaman waduk dari permukaan air ke sedimen terdangkal sebesar 0,27 meter dan terdalam sebesar 7,07 meter. Berdasarkan hasil dari selisih titik-titik pemeruman diperoleh nilai standar deviasi sejumlah 0,060 meter yang menjadikannya diterima pada orde khusus. Hasil perbandingan data titik pemeruman dan pengukuran sounding polediperoleh standar deviasi sejumlah 0,187 meter yang menjadikannya diterima pada orde khusus. Dilakukan 90 uji ketelitian akurasi kedalaman  titik pemeruman dengan 47 titik sounding poledan 90 titik pemeruman.Berdasarkan 90 uji tersebut dinyatakan 44 titik diterima pada orde khusus dan 46 ditolak pada orde khusus.
ANALISIS FENOMENA URBAN HEAT ISLAND SERTA MITIGASINYA (STUDI KASUS : KOTA SEMARANG) Seprila Putri Darlina; Bandi Sasmito; Bambang Darmo Yuwono
Jurnal Geodesi UNDIP Volume 7, Nomor 3, Tahun 2018
Publisher : Departement Teknik Geodesi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1302.619 KB)

Abstract

ABSTRAK                Kota Semarang sebagai ibukota Provinsi Jawa Tengah memiliki aktivitas pembangunan yang tinggi seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk akibat urbanisasi. Pembangunan dilakukan dengan pengalihan fungsi lahan menjadi lahan terbangun. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya suhu permukaan di Kota Semarang terutama di daerah pusat kota dan memicu terjadinya fenomena UHI.Penelitian ini bertujuan untuk membahas fenomena Urban Heat Island di Kota Semarang berdasarkan hubungan perubahan tutupan lahan dan kepadatan penduduk terhadap suhu permukaan, serta merancang mitigasi UHI. Ekstraksi suhu permukaan dan tutupan lahan diperoleh dari pengolahan citra Landsat multitemporal tahun 2009, 2013, dan 2017 dengan algoritma land surface temperature (LST) dan klasifikasi terbimbing (supervised). Hasil suhu permukaan dikorelasikan dengan perubahan tutupan lahan dan kepadatan penduduk menggunakan uji regresi sederhana. Persebaran fenomena UHI diperoleh dari klasifikasi pengolahan LST dengan ambang batas UHI. Rekomendasi mitigasi UHI untuk Kota Semarang dilakukan berdasarkan tutupan lahan dan RTRW Kota Semarang.Hasil penelitian menunjukan hubungan perubahan suhu permukaan dengan perubahan tutupan lahan dan kepadatan penduduk. Nilai koefisien determinasi (R2) antara perubahan suhu permukaan dengan vegetasi rapat adalah 89.80%, dengan lahan terbangun adalah 53.93%, dengan lahan terbuka adalah 3.48%, dan dengan kepadatan penduduk adalah 54.28%. Fenomena UHI di Kota Semarang berpusat di Kecamatan Semarang Tengah dan Selatan. Mitigasi UHI yang dapat dilakukan adalah modifikasi fisik bangunan, berupa penggunaan material dengan albedo tinggi, penerapan green wall, green roof, greening parking lots, serta penambahan vegetasi disekitar bangunan dan disepanjang jalan. Selain itu juga perlu dilakukan pengawasan terhadap perubahan fungsi lahan dan kesesuainnya dengan RTRW Kota Semarang yang telah ditetapkan.