Reki Karunia
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pengaruh Variasi Model Ketidakberaturan Vertikal pada Gedung Bertingkat Tinggi terhadap Respons Seismik dengan Analisis Respons Spektrum Reki Karunia; Baehaki Baehaki; Woelandari Fathonah
Jurnal Fondasi Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jft.v9i1.7588

Abstract

Indonesia secara geografis terletak di kawasan cincin api pasifik, sehingga berpotensi terhadap ancaman gempa. Data BMKG menunjukkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan dari 7000 kali (tahun 2017) menjadi 11920 kali (tahun 2018), 23 di antaranya menimbulkan kerusakan struktur. Kerusakan struktur dipengaruhi karakteristik gempa, salah satunya adalah frekuensi yang mampu merusak bangunan bertingkat tinggi. Konfigurasi ketidakberaturan pada bangunan bertingkat tinggi juga rentan terhadap kerusakan akibat gempa, terutama ketidakberaturan vertikal. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan respons seismik model-model ketidakberaturan vertikal pada bangunan bertingkat tinggi berdasarkan tinjauan base shear, displacement, dan drift.Penelitian ini membandingkan 4 variasi model ketidakberaturan vertikal berdasarkan SNI 1726-2012, yaitu model A (tipe 1, 5a), B (tipe 1, 2, 5a), C (tipe 1, 3, 5a), dan D (tipe 1, 4, 5a). Tinjauan-tinjauan respons seismik pada seluruh model dibandingkan terhadap model A. Analisis yang digunakan adalah metode respons spektrum SNI 1726-2012.Dihasilkan nilai base shear untuk arah x dan y sebesar 96,41% dan 96,47% pada model B, 129,45% dan 128,66% pada model C, serta 79,52% dan 80,15% pada model D. Nilai displacement untuk arah x dan y sebesar 99,89% dan 99,87% pada model B, 90,52% dan 90,78% pada model C, serta 91,36% dan 89,98% pada model D. Nilai drift maksimum untuk arah x dan y sebesar 100,73% dan 100,88% pada model B, 105,24% dan 94,80% pada model C, serta 96,77% dan 98,76% pada model D. Nilai-nilai drift tersebut mendekati kinerja batas layannya. Disimpulkan bahwa model D memiliki respons seismik terburuk dikarenakan menghasilkan base shear terkecil dan drift yang terjadi sangat besar.