I Ketut Adnyana
Pharmacology-Clinical Pharmacy Research Group, School of Pharmacy, ITB, Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Karakteristik Energy Expenditure di Kegiatan Alam Terbuka I Ketut Adnyana; Tommy Apriantono; Sandra Jati Purwanti; Tjokorde Istri Armina
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 37 No. 1 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengukuran pengeluaran energi (energy expenditure) selama kegiatan di alam terbuka merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko kecelakaan dan menghindari penurunan kinerja selama kegiatan. Pada penelitian ini akan dilakukan pengukuran pengeluaran energi dan parameter lain selama kegiatan Pendidikan Dasar Wanadri (PDW) 2010, di Situ Lembang dengan ketinggian 1600 meter dpl, dalam rentang waktu 4 -16 Juli 2010. Pengukuran pengeluaran energi serta denyut jantung menggunakan Polar RS400. Pengukuran berat badan, persentase lemak tubuh, dan tekanan darah dilakukan pada hari tertentu dari setiap jenis kegiatan yang berbeda. Kuesioner diberikan pada akhir terakhir setiap jenis kegiatan berbeda.Subjek penelitian yang digunakan berjumlah 6 orang pria yang rata-rata berusia 20,7 ± 1,6 tahun, dengan rata-rata tinggi badan 171,8 ± 3 cm, dan berat badan 66,2 ± 5,1 kg. Pengeluaran energi saat kegiatan berbeda bermakna dan mencapai 2-3 kali lipat dari pengeluaran energi saat kegiatan normal sebelum kegiatan PDW (2956 ± 495 kkal/hari). Pengeluaran energi terbesar terjadi saat kegiatan longmarch (8286 ± 730 kkal/hari). Jumlah asupan energi (energy intake) rata-rata selama PDW terekam sebesar 1380 kkal/hari. Terjadi penurunan berat badan (10,20 ± 0,80 %), penurunan persentase lemak tubuh (48,80 ± 2,63 %), danpenurunan massa bebas-lemak (2,87 ± 0,06 %). Dari analisis data dapat disimpulkan bahwa pengeluaran energi tidak diimbangi dengan asupan energi yang cukup, sehingga terjadi perubahan berat badan dan komposisi tubuh.Kata Kunci: pengeluaran energi, kegiatan alam terbuka Determination of energy expenditure during outdoor activity is performed to reduce the risk of accidents and to avoid a fall of performance during activity. In this study, energy expenditure measurement was performed during Pendidikan Dasar Wanadri (basic training of Wanadri or PDW) 2010, at Situ Lembang which is 1600 meter above sea level, from 4 to 16 July 2010. Measurement of body weight, body fat percentage and blood pressure was performed on certain days of each different type of activity. Questionnaires were distributed on the last day of each different activity. Subjects were 6 males, which average age, height, and weight were 20.7 ± 1.6 years old, 171.8 ± 3 cm, and 66.2 ± 5.1 kg respectively. Energy expenditure during PDW activity was significantly larger, around 2-3 times of the normal activity energy expenditure prior to PDW (2956 ± 495 kcal/day). The largest energy expenditure recorded was during long march activity (8286 ± 730 kcal/day). Average energy intake during PDW was recorded at 1380 kcal/day. Weight loss (10.20 ± 0.80 %), body fat percentage decrease (48.80 ± 2.63 %), and fat-free mass decrease (2.87 ± 0.06 %) occurred in subjects during the activity. It was concluded from the data that the energy expenditure was much larger than the energy intake, which caused changes in body weight as well as body composition.Keywords: energy expenditure, outdoor activity
Uji Aktivitas Antistres dan Sedatif Minyak Biji Pala (Myristica fragrans Houtt.) pada Mencit Jantan Galur Swiss Webster I Ketut Adnyana; Retta Nugrahani; Suwendar Suwendar; Zulfan Zazuli
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 37 No. 2 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah diteliti efek antistres minyak biji pala (Myristica fragrans Houtt.) yang diberikan secara oral dan aromaterapi secara inhalasi pada mencit jantan Swiss Webster yang diinduksi stres dengan cara imobilisasi. Efek antistres ditentukan berdasarkan jumlah perpindahan mencit dalam kotak transisi terang-gelap dan lama tidur yang diinduksi dengan tiopental. Mencit yang stres ditandai dengan penurunan bobot badan yang bermakna (p<0,05). Minyak biji pala yang diberikan secara oral dengan dosis 16,90 μL/kg bobot badan dan secara aromaterapi dengan konsentrasi 0,4 g/mL dalam minyak kelapa dengan lama inhalasi dua jam memperpanjang waktu tidur (berturut-turut sebesar 208,29±159,63 menit dan 531,00±265,22 menit) secara bermakna (p<0,05) dibadingkan terhadap kontrol (38,00±7,70 menit). Efek antistres minyak biji pala ditandai dengan peningkatan jumlah perpindahan mencit dalam kotak transisi terang-gelap yang berbeda bermakna bermakna dibandingkan terhadap kontrol (9,71±2,98 kali dan 6,71±3,03 kali secara berurutan, p<0,05).Kata kunci: minyak biji pala, Myristica fragrans Houtt, antistres, sedatif.The antistress effect of nutmeg seed oil (Myristica fragrans Houtt.) given orally and as an aromatherapy through inhalation had been evaluated in stressed-male Swiss Webster mice induced by immobilization. The antistress effect was determined based on total number of crossings of mice in light-dark transition box and sleep duration induced by thiopental. Stressed mice were indicated by significant decreased of mice body weight (p<0.05). Nutmeg oil given orally at 16.90 μL/kg body weight and as aromatherapy at concentration of 0.4 g/mL in virgin coconut oil through inhalation for two hours prolonged sleep duration (208.29±159.63 minutes and 531.00±265.22 minutes respectively) significantly (p<0.05) compared to that of control (38.00±7.70 minutes). The nutmeg oil given as aromatherapy by inhalation for two hours significantly increased total number of crossing of mice in light-dark transition box compared to that of control (9.71±2.98 times and 6.71±3.03 times respectively, p<0.05) indicated the antistress effect.Keywords: nutmeg seed oil, Myristica fragrans Houtt, antistress, sedative.
Pengaruh Pemberian Jus Daun Katuk, Jus Daun Ubi Jalar, dan Kefir Terhadap Profil Hematologi Mencit Anemia yang Diinduksi Alumunium Sulfat I Ketut Adnyana; Arief Rosmadi; Joseph Iskendiarso Sigit; Siti Farah Rahmawati
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 37 No. 2 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun katuk, daun ubi jalar, dan kefir secara empiris digunakan dalam penanganan kondisi anemia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pemberian jus daun katuk, jus daun ubi jalar, serta kefir terhadap profil hematologi mencit anemia. Mencit diinduksi anemia menggunakan larutan alumunium sulfat selama 12 hari berturut-turut kemudian dilanjutkan dengan pemberian sediaan uji selama 14 hari berturut-turut. Profil hematologi mencit diamati pada hari ke-0, 12, 15, 19, 22, dan 26. Mencit yang diinduksi anemia mengalami anemia kronis, di mana 80% kelompok kontrol mengalami kematian setelah hari ke-19, sedangkan mencit dari ketiga sediaan uji tetap hidup tetap hidup sampai hari ke-26. Pada pengukuran rata-rata jumlah hemoglobin, jumlah eritrosit, dan persen hematokrit pada hari ke-19, kelompok mencit yang diberikan jus daun katuk memberikan hasil yang paling baik dibandingkan kelompok yang diberikan jus daun ubi jalar dan kefir. Pemberian jus daun katuk, jus daun ubi jalar, dan kefir dapat memperbaiki profil hematologi mencit anemia lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Ketiga sediaan juga mampumempertahankan hidup mencit yang menderita anemia. Jus daun katuk mempu memperbaiki profil hematologi paling baik dibandingkan jus daun ubi jalar dan kefir.Kata kunci: Daun katuk, daun ubi jalar, kefir, anemia. Star gooseberry leaves, sweet potato leaves, and kefir empirically used as treatment for anemia. This study aimed to examine the effect of star gooseberry leaves juice, sweet potato leaves juice, and kefir on hematology profiles of anemic mice. Mice was induced by alumunium sulfate solution for 12 consecutive days followed by the testing materials for 14 consecutive days. Hematology profile of mice was observed on day 0, 12, 15, 19, 22, and 26. The induced mice developed chronic anemia. 80% of the control group died after day 19, whereas the testing groups survived until day 26. On day 19, the gooseberry leaves juice group showed the best and significant result on the hemoglobin profile, erythrocytes profile, and hematocrite percentages. Star gooseberry leaves, sweet potato leaves, and kefir improved the hematology profile better than control group and was able to keep the anemic mice alive. Star gooseberry leaves had the best effect on improving the hematology profile of anemic mice.Keywords: Star gooseberry leaves, sweet potato leaves, kefir, anemia.
Uji Efek Antihiperurikemia Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) pada Tikus Betina Galur Wistar Elin Yulinah Sukandar; I Ketut Adnyana; Septa Readi
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 37 No. 3 (2012)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun sirsak (Annona muricata L.) digunakan secara tradisional untuk menangani berbagai penyakit termasuk untuk menurunkan asam urat. Dalam penelitian ini telah dilakukan uji antihiperurikemia ekstrak etanol daun sirsak dosis 100 mg/kg bb, 200 mg/kg bb dan 400 mg/kg bb pada tikus Wistar betina yang diberi asam urat 1 g/kg bb dan kalium oksonat 200 mg/kg bb. Hasil menunjukkan ekstrak etanol daun sirsak dosis 100 mg/kg bb, 200 mg/kg bb dan 400 mg/kg bb dapat menurunkan kadar asam urat dalam serum yang berbeda bermakna terhadap kontrol (p<0,05) tetapi tidak meningkatkan ekskresi asam urat dalam urin dibandingkan kontrol (p>0,05).Kata kunci: Annona muricata L., antihiperurikema, asam urat. Soursop (Annona muricata L.) leaves have been used traditionally for treatment some diseases including to decrease uric acid. The objective of this research is to test antihyperuricemic effect of soursop leaves extract at a dose of 100 mg/kg bw, 200 mg/kg bw, and 400 mg/kg bw in female Wistar rats that induced by uric acid 1 g/kg bw and potassium oxonate 200 mg/kg bw. Those doses could decrease uric acid level in the serum (p<0.05) but did not increase excretion uric acid in the urine (p>0.05) compared to control groups.Keywords: Annona muricata L., antihyperuricemic, uric acid.