Sukrasno Sukrasno
Pharmaceutical Biology Research Group, School of Pharmacy, Institut Teknologi Bandung, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aktivitas Antijamur Fusarium oxysporum Schlecht dari Tanaman Asli Indonesia Yenni Karlina; Sukrasno Sukrasno; I Nyoman Pugeg Aryantha
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 38 No. 3 (2013)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilakukan penelitian aktivitas antijamur ekstrak metanol dari tujuh belas simplisia, yaitu rimpang dringo (Acorus calamus L.), umbi lapis bawang putih (Allium sativum L.), rimpang lengkuas (Alpinia galanga (L.) Wild.), rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.), daun kayu manis (Cinamomum burmanii), daun sereh wangi (Cymbopogon nardus), herba urang aring (Eclipta alba), daun sirih (Piper betle L.), daun ketepeng (Cassia alata L.), rimpang temu putih (Curcuma zedoaria (Christin) Rosc.), rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.), bunga dan daun cengkeh (Syzygium aromaticum(L.) Merrill and Perry), kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.), herba babadotan (Ageratum conyzoides L.),dan daun sirih merah (Piper crocatum ) terhadap pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum Schlecht. Uji aktivitas antijamur menggunakan metode difusi agar dengan menghitung prosentase penghambatan pertumbuhan radial miselium jamur pada hari ke tujuh. Konsentrasi ekstrak metanol yang digunakan untuk uji aktivitas antijamur, yaitu 2,5%, 5%, dan 10%. Ekstrak metanol daun sirih, bunga dan daun cengkeh memiliki aktivitas antijamur tinggi, yaitu 76-100%, Ekstrak metanol kunyit, dringo, temulawak, jahe memiliki aktivitas < 50%. Ekstrak metanol babadotan, bawang putih, lengkuas, ketepeng, temuputih, sereh wangi, sirih merah, manggis, kayu manis, dan urang aring tidak memiliki aktivitas antijamur Fusarium.Kata kunci : Antijamur, Fusarium oxysporium, tanaman obat.AbstractAntifungal activity of methanol extracts from 17 crude drugs, i.e. rhizome of Acorus calamus, bulbs of Allium sativum L, rhizome of Alpinia galanga L., rhizome of Curcuma domestica Val., leaves of Cinamomum burmanii, leaves of Cymbopogon nardus, leaves of Eclipta alba, leaves of Piper betle L., leaves of Cassia alata L., rhizome of Curcuma zedoaria Christin., rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb, rhizome of Zingiber officinale Rosc., flower and leaves of Syzygium aromaticum, peel of Garcinia mangostana, herbs of Ageratum conyzoides, and leaves of Piper crocatum against fungi growth Fusarium oxysporum Schlecht. Antifungal activity was tested using agar diffusion method by calculating the percentage inhibition of fungal mycelium radial growth on the seventh day of incubation. Concentrations of the methanol extracts used were 2.5%, 5%, and 10% w/v. Methanol extract of Piper betle leaf, flower and leaf of clove, had a high antifungal activity 76-100%. Methanol extract of turmeric, dringo, ginger, had activity <50%. Methanol extract of babadotan, garlic, galangal, candle bush, white turmeric, citronella grass, red betel, mangosteen, cinnamon, and bhringraj did not have antifungal fusarium activity.Keyword : Antifungal activity, Fusarium oxysporium , medicinal plants.
Antihypertensive Effect of Bay Leaf Extract (Syzygium polyanthum (Wight) Walp., Myrtaceae) Sukrasno Sukrasno; Kusnandar Anggadiredja; Dudi Dudi; Afifah B. Suciatmo
Acta Pharmaceutica Indonesia Vol. 38 No. 4 (2013)
Publisher : School of Pharmacy Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bay leaf (Syzygium polyanthum (Wight) Walp., Myrtaceae) has been recently widely used as traditional medicine in addition to its conventional use as seasoning in cooking. Ethanol insoluble fraction of water extract has been tested for its antihypertensive activity. Bay leaf extract tested in this experiment significantly decreased systole and diastole of rat after being induced with ephinephrine compared to control at 36 mg/kg bw (p < 0.01). At 9 mg/kg decreased systole significantly (p< 0.05) but the decrease of diastole was not significant (p < 0.05), while at 18 mg/kg bw the decrease of systole and diastole were both not significant (p < 0.05). The major component of the extract has been isolated and partially identified by UV and IR spectrophotometry and GC-MS, and it is more likely to be a substituted catechin monomer.Keywords: Syzygium polyanthum, ethanol insoluble aqueous extract, antihypertensive activity.AbstrakSelain digunakan secara konvensional sebagai bumbu masak, daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp., Myrtaceae) juga banyak digunakan secara luas sebagai tanaman obat tradisional. Telah dilakukan pengujian aktifitas antihipertensi pada fraksi tidak larut etanol dari ekstrak air daun salam. Ekstrak daun salam yang diujikan pada percobaan ini secara signifikan dapat menurunkan tekanan sistol dan diastol dari tikus yang telah diinduksi oleh epinefrin, dibandingkan dengan tikus kontrol pada 36 mg/kg bb (p< 0,01). Pada konsentrasi 9 mg/kg bb terlihat dapat menurunkan tekanan sistol secara signifikan (p> 0,05), namun tidak menurunkan tekanan diastol secara signifikan (p < 0,05). Sedangkan pada konsentrasi 18 mg/kg bb, penurunan tekanan sistol dan diastol tidak menunjukkan hasil yang signifikan (p < 0,05). Komponen utama dari ekstrak telah berhasil diisolasi dan dilakukan identifikasi sebagian menggunakan spektrofotometer UV, spektrofotometer inframerah, dan KG-SM. Hasil identifikasi menunjukkan kemiripan dengan monomer katekin yang tersubstitusi.Kata kunci: Syzygium polyanthum, ekstrak air tidak larut etanol, aktifitas antihipertensi.