Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN DURASI PLESTER MESIN DENGAN PLESTER KONVENSIONAL PADA DINDING BATA RINGAN Selwyn, Hendi; Jin, Oei Fuk
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v2i1.1323

Abstract

Perkembangan teknologi baru mesin plester sudah mulai dijual dan mempengaruhi konstruksi di Indonesia terutama pembangunan gedung. Mesin ini tidak sepenuhnya menggantikan manusia untuk pekerjaan plester dinding, namun hanya memberikan bantuan pada sebagian pekerjaan. Untuk dapat melakukan efisiensi pada pekerjaan konstruksi, maka diperlukan pengetahuan mengenai suatu rangkaian proses pekerjaan. Selain itu, juga dibutuhkan kemampuan untuk menganalisis rangkaian pekerjaan kritis dalam proyek. Mesin plester merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan plester. Hal ini dikarenakan plester merupakan salah satu rangkaian pekerjaan kritis dalam pekerjaan arsitektur proyek konstruksi. Oleh karena itu studi ini dilakukan untuk mendapatkan perbedaan durasi antara penggunaan mesin dan konvensional pada pekerjaan plester. Data untuk penggunaan mesin plester dikumpulkan dari percobaan langsung di lapangan oleh pekerja yang telah dilatih untuk menggunakan mesin, sehingga setara dengan pengamatan terhadap pekerjaan plester konvensional. Metode dalam studi ini adalah dengan melakukan pengamatan langsung dan mencatat praktik pekerjaan aktual, yang disebut dengan teknik pembelajaran waktu. Selain itu studi untuk mesin plester dilakukan dalam studi kasus skala kecil yang kemudian divalidasi pada studi kasus skala besar. Tujuan validasi ini adalah untuk menunjukkan kebenaran dari data yang dikumpulkan. Hasilnya menunjukkan plester dengan mesin lebih cepat ±46,14% dibandingkan plester konvensional. Hasil ini dikarenakan plester mesin tidak memerlukan pembuatan kelabangan atau garis penjaga ketebalan yang diperlukan dalam metode plester konvensional.
PENGARUH PERUBAHAN RENCANA KONSTRUKSI TERHADAP SISTEM OPERASIONAL HOTEL Astari, Renetta; Oei, Fuk Jin
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v2i1.1435

Abstract

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang memiliki peran besar di Indonesia adalah usaha perhotelan. Hotel merupakan suatu jenis akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum. Usaha perhotelan diadakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan kamar atau jasa penginapan selama bepergian. Seiring dengan maraknya globalisasi, berbagai jenis fasilitas dan jasa mulai ditawarkan bukan hanya untuk memenuhi kepuasan konsumen, namun juga untuk tujuan komersil. Di sisi lain, globalisasi juga membawa pengaruh pada meningkatnya jumlah wisatawan yang berdampak pada keputusan investor dalam berinvestasi. Kematangan dari segi desain dan biaya menjadi aspek penting dalam penentuan nilai dan strategi investasi. Karena pada umumnya investasi mencakup biaya yang tinggi, maka perlu dilakukannya suatu proses studi kelayakan. Penelitian ini melakukan perbandingan analisis kelayakan finansial antara alternatif full operation (sistem operasional secara tidak bertahap atau menyeluruh) dan half operation (sistem operasional secara bertahap) sebagai dampak dari perubahan rencana konstruksi. Analisis dilakukan dengan perhitungan Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return (IRR). Hasil dari penelitian ini adalah kedua sistem operasional adalah layak secara finansial, akan tetap sistem operasional Full Operation lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem operasional Half Operation. Nilai Net Present Value (NPV) menunjukkan bahwa sistem Full Operation memiliki nilai yang lebih tinggi sebesar 16,43% dibandingkan dengan sistem Half Operation. Nilai Internal Rate of Return (IRR) pada kedua sistem operasional lebih tinggi daripada nilai MARR, yaitu sebesar 13%.Kata kunci: usaha perhotelan, kelayakan investasi, Full Operation, Half Operation
Analisis Kelayakan Finansial Terhadap Pembangunan Infrastruktur pada Dua Port yang Berbeda di Tepi Sungai Barito - Kalimantan Tengah Nathania Dewi Go; Oei Fuk Jin
Jurnal Teknik Sipil Vol 27 No 2 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/jts.2020.27.2.7

Abstract

AbstractThe discourse from the ESDM Ministry to increase coal production to 15.7% to a total of 477.91 million tons affects to all coal company in Indonesia. As a result of the increase in coal production target, the barging capacity should also increased. PT BBB is one of the companies that affected by this policy is trying to increase the barging capacity. PT BBB's barging activities are currently conducted at Port PT AAA. There are two alternatives two increase the barging capacity. The first alternative is building a new set of Barge Loader in Port PT BBB and the second alternative is activating the existing barge loader in Port PT AAA (but currently there is no access road from pit to port PT AAA). To determine the feasibility of this investment, financial analysis is carried out and accompanied by sensitivity analysis on exchange rate and coal price. The results of the financial analysis show that NPV of $ 949,068 for the first alternative and $ 19,109,303 for the second alternative, IRR of 13.08% for the first alternative and 26.758% for the second alternative, Payback Period of 6.567 years for the first alternative and 4.180 years for alternative second, and B / C ratio of 1.0007 for the first alternative and 1.0136 for the second alternative. All the results are exceeding the target of the investment. Meanwhile, the results of the sensitivity analysis show that the investment is declared feasible for the selling price of coal is above $ 80.AbstrakAdanya wacana dari kementrian ESDM untuk menaikan produksi batubara hingga 15,7% menjadi total 477,91 juta ton berdampak pada seluruh perusahaan batubara di Indonesia. Akibat adanya kenaikan produksi batubara, maka kapasitas barging "“ nya pun bertambah. Salah satu perusahaan yang terkena dampaknya adalah PT. BBB. Saat ini kegiatan barging PT BBB dilakukan di Port PT AAA. Untuk memenuhi penambahan kapasitas barging, ada 2 alternatif yang dapat dilakukan, yakni membuat barge loader baru di Port PT AAA (alternatif 1) atau mengaktikan barge loader yang sudah ada di Port PT BBB tetapi belum ada jalan aksesnya (alternatif 2). Untuk menentukan kelayakan investasi ini akan dilakukan analisis finansial  dan analisis sensitivitas terhadap harga batubara dan nilai kurs. Dari hasil analisis finansial diperoleh NPV sebesar $949.068 untuk alternatif pertama dan $19.109.303 untuk altenatif kedua, IRR sebesar 13,08% untuk alternatif pertama dan 26,758 % untuk altenatif kedua, Payback Period sebesar 6,567 tahun untuk alternatif pertama dan 4,180 tahun untuk altenatif kedua, dan B/C Ratio sebesar 1,0007 untuk alternatif pertama dan 1,0136 untuk altenatif kedua. Dari hasil analisis tersebut terlihat bahwa investasi ini layak. Sedangkan dari hasil analisis sensitivitas terlihat bahwa investasi dinyatakan layak jika harga jual batu bara diatas $80.
ANALISIS TINGKAT PENERAPAN KONSTRUKSI HIJAU DAN FAKTOR KENDALANYA PADA PROYEK GEDUNG Albert Nogo Susilo; Oei Fuk Jin
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 2, Mei 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i2.16508

Abstract

As an effort to overcome the negative impact of building projects by implementing green construction. Therefore, the application of green construction is very necessary in the implementation of building projects, although there are still projects that do not or do not implement green construction. The purpose of this research is to identify the factors of implementing green construction and the constraints that affect the 5 groups that have been determined with their respective categories so that a strategy can be recommended. The methods used in this research are validity test, reliability test, normality test, One Way ANOVA test between subjects and Relative Importance Index (RII) method, and SWOT analysis. The data obtained in this study were based on distributing questionnaires with purposive sampling and interview techniques. Based on the results of data analysis, it shows that the application of green construction in the 5 groups has implemented the application of green construction quite well with the majority of the constraint factor that greatly affects the implementation of green construction is the government aspect, so that a strategy is obtained such as requiring to have ISO 14000, providing costs for training, innovating, and giving appreciation.Sebagai upaya untuk mengatasi dampak negatif dari proyek gedung dengan menerapkan konstruksi hijau. Oleh karena itu, penerapan konstruksi hijau sangat diperlukan dalam pelaksanaan proyek gedung walaupun masih terdapat proyek yang tidak atau kurang menerapkan konstruksi hijau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor penerapan konstruksi hijau dan kendalanya yang mempengaruhi pada 5 kelompok yang sudah ditentukan dengan kategori masing-masing sehingga dapat direkomendasikan suatu strategi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji One Way ANOVA Between Subject dan metode Relative Importance Index (RII), serta analisis SWOT. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan dari penyebaran kuesioner dengan teknik purposive sampling dan wawancara. Berdasarkan dari hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan konstruksi hijau pada 5 kelompok tersebutsudah melaksanakan penerapan konstruksi hijau dengan cukup baik dengan mayoritas faktor kendala yang sangat mempengaruhi dalam penerapan konstruksi hijau merupakan aspek pemerintah, sehingga diperoleh suatu strategi seperti mensyaratkan untuk memiliki ISO 14000, menyediakan biaya untuk pelatihan, melakukan inovasi, dan memberikan apresiasi
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN DI PROYEK SUPERBLOCK ASC DENGAN PROGRAM @RISK Kevin Setiawan; Oei Fuk Jin
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 1, Nomor 1, Agustus 2018
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v1i1.2248

Abstract

Terdapat beberapa faktor risiko yang berpengaruh pada keterlambatan suatu proyek dan faktor-faktor risiko ini sangat penting untuk diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang ada di proyek ASC berikut penyebabnya. Data penelitian ini diperoleh dengan penyebaran kuesioner untuk mendapatkan frekuensi dan dampak keterlambatan. Program @RISK digunakan untuk membantu peringkat faktor risiko yang ada. Sementara itu, wawancara terhadap 5 site manager yang ada dilakukan untuk melakukan validasi dari penelitian ini. Dari hasil analisis, diperoleh 10 faktor risiko yang signifikan mempengaruhi keterlambatan proyek, diantaranya adalah : terjadi perubahan desain dari pihak Owner, pendetailan gambar yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan, cuaca yang berpengaruh pada aktifitas konstruksi, ketidaktepatan waktu pemesanan material, kerusakan peralatan saat dibutuhkan, kekurangan alat saat dibutuhkan, terjadi perubahan jadwal & biaya rencana dari pihak Owner, masalah longsoran saat galian tanah, kerusakan struktur pada kolom beton dan adanya retak struktur pada retaining wall.
ANALISIS PERBANDINGAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) DENGAN METODE PENGENDALIAN MATERIAL DI PROYEK A Devi Aprilliana Lienardo; Oei Fuk Jin
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 2, Mei 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i2.7045

Abstract

ABSTRACTPlanning an economical cost budget with fast work time, but not ignoring the quality of the building is the main objective of the construction project. To achieve these objectives requires proper project control, one of which is material control. Poor material control will cause work progress to be delayed, even affecting planned costs. One material control method that can be used is the Material Requirements Planning method (MRP). There are 2 types of lot sizing techniques in MRP, namely Lot For Lot (LFL) and Part Period Balancing (PPB). Based on the results of the analysis between the Material Requirements Planning (MRP) method and the project A method, it was found that the MRP method produces the most economical cost for concrete materials f’c 25 Mpa (Rp 137.415.000,00) and concrete steel (the overall cost of concrete iron is Rp. 19.993.374392,00), while for formwork material (Rp. 227.185.116,00) the project A method produces the most economical cost. Based on the analysis of the two lot sizing techniques in the Material Requirements Planning (MRP) method, the Part Period Balancing technique produces the most economical cost for all materials.ABSTRAKPerencanaan anggaran biaya yang ekonomis dengan waktu pekerjaan yang cepat, tetapi tidak mengesampingkan kualitas bangunan merupakan tujuan utama proyek konstruksi. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan pengendalian proyek yang tepat, salah satunya pengendalian material. Pengendalian material yang buruk akan menyebabkan progres pekerjaan menjadi tertunda, bahkan mempengaruhi biaya yang sudah direncanakan sebelumnya. Salah satu metode pengendalian material yang dapat digunakan adalah metode Material Requirements Planning (MRP). Ada 2 jenis teknik lot sizing pada MRP, yaitu Lot For Lot (LFL) dan Part Period Balancing (PPB). Berdasarkan hasil analisis antara metode Material Requirements Planning (MRP) dengan metode proyek A, didapati bahwa metode MRP menghasilkan biaya yang paling ekonomis untuk material beton f’c 25 Mpa (Rp 137.415.000,00) Mpa dan besi beton (biaya keseluruhan besi beton Rp. 19.993.374392,00), sedangkan untuk material bekisting (Rp. 227.185.116,00) metode proyek A menghasilkan biaya yang paling ekonomis. Berdasarkan hasil analisis antara kedua teknik lot sizing yang ada pada metode Material Requirements Planning (MRP), teknik Part Period Balancing menghasilkan biaya paling ekonomis untuk setiap material.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU TUNGGU PENGADAAN MATERIAL BETON PADA BEBERAPA PROYEK DI JAKARTA Oei Fuk Jin; Lolom Evalita Hutabarat; Andri
Jurnal Rekayasa Teknik Sipil dan Lingkungan - CENTECH Vol. 3 No. 2 (2022): Jurnal Rekayasa Teknik Sipil dan Lingkungan, OKTOBER ISSN 2722-0230 (Online)
Publisher : UKI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33541/cen.v3i2.4426

Abstract

This research is on the factors influencing the lead time of concrete material procurement in Jakarta. If the accurate material procurement lead time is getting longer, it can impact many losses on the project planning building. Factors that have been found from many studies of literature and field studies were analyzed by factor analysis and multiple linear regression analysis. Data was obtained by distributing a questionnaire to 30 respondents. After the data is retrieved and processed using factor analysis, ten variables are identified that influence the concrete material procurement lead time. These ten variables can be grouped into three major groups, namely, the cost factor, transportation factor, and internal factor. Then these ten variables were analyzed using multiple linear regression analysis by adding the dependent variable, i.e., the delay in procurement of the concrete material. The results of multiple linear regression analysis can be seen from the significant value. Four factors affect the independent variable. Four of the most influential are the number of staff, transport availability, material price increase, and fuel price increase. Knowing these factors is expected to reduce the risk of concrete material procurement lead time becoming longer.