Mahasiswa dan pelajar merupakan cerminan masyarakat, menjadikanmahasiswa dan pelajar sebagai kalangan yang seharusnya dapat menjadi tauladanyang baik. Peraturan lalu lintas merupakan aturan dalam berkendara yangditetapkan oleh pihak terkait seperti kepolisian lalu lintas, dimana jika terjadipenggaran maka pihak yang melanggar akan dijatuhi hukuman (sanksi) hukumyang sudah di tetapkan demi keselamatan bersama. Di kota Semarangpelanggaran lalu lintas masih di dominasi oleh kalangan terdidik (mahasiswa danpelajar) yang seharusnya dapat memberikan contoh yang baik untuk masyarakatluas. Disinilah peran penegak aturan lalu lintas dan juga orang-orang yang adadisekitar individu tersebut dapat memengaruhi perilaku dalam berlalu lintas.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan terpaan sosialisasitertib lalu lintas Kementerian Perhubungan di televisi dan interaksi peer groupdengan perilaku tertib berlalu lintas pelajar dan mahasiswa Semarang. Dasarpemikiran yang digunakan adalah Teori dependensi efek komunikasi massa dansocial learning theory. Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik non randomsampling dengan metode accidental sampling dan jumlah sampel sebanyak 50responden yang merupakan pelajar dan mahasiswa yang ada di simpang lima kotaSemarang.Analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson dengan bantuanSPSS. Uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa terpaan sosialisasi tertib lalulintas Kementerian Perhubungan di televisi menunjukkan hasil yang signifikandengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan berhubungan positif terhadap perilakutertib berlalu lintas pelajar dan mahasiswa Semarang. Sedangkan uji hipotesiskedua menunjukkan bahwa interaksi sosial peer group menunjukkan hasil yangsignifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 dan berhubungan positifterhadap perilaku tertib berlalu lintas pelajar dan mahasiswa Semarang.Kesimpulan dari uji hipotesis pertama ini adalah semakin tinggi terpaan sosialisasitertib lalu lintas Kementerian Perhubungan di televisi maka semakin tinggi (baik)perilaku tertib berlalu lintas pelajar dan mahasiswa Semarang. Sedangkan untukhipotesis kedua semakin tinggi interaksi sosial peer group maka perilaku tertibberlalu lintas pelajar dan mahasiswa Semarang akan semakin tinggi (baik).Saran peneliti adalah pihak pihak terkait lalu lintas dapat mendekati peergroup yang memiliki keterkaitan erat atau dekat dengan kegiatan berkendarasehari-hari. Hal ini dikarenakan jika peer group individu memiliki kesan positifakan tindakan melanggar lalu lintas, maka individu di dalamnya akan cenderunguntuk melakukan perilaku melanggar lalu lintas disadarinya maupun tidak.