Zhafarina Hafizha Kautsar
Departemen Teknik Sipil Jl.Prof.Ir. Soedarto, Tembalang Semarang. 50275

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERENCANAAN SUBMERGED DAN NON SUBMERGED BREAKWATER UNTUK PENANGANAN ABRASI, DI PANTAI MOROSARI DEMAK Zhafarina Hafizha Kautsar; Tubagus Nauval Dzaki; Sriyana Sriyana; Slamet Hargono
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Perubahan garis pantai dapat disebabkan oleh faktor alam maupun ulah manusia. Pantai Morosari Demak salah satu pantai yang mengalami abrasi disetiap tahunnya sehingga menenggelamkan pemukiman warga serta ekosistem mangrove. Tujuan dari perencanaan bangunan pelindung pantai ini adalah mengembalikan daratan pantai beserta eksistensi dari mangrove yang tenggelam akibat abrasi dengan merencanakan bangunan pelindung pantai. Bangunan pelindung pantai inilah yang nantinya berfungsi untuk meredam energi gelombang dan membuat garis pantai maju akibat sedimentasi. Dari analisa windrose dengan data angin selama 10 tahun 5 bulan (2007 - Bulan Mei 2017) diketahui arah angin dominan berasal dari barat laut. Gelombang rencana menggunakan periode ulang 25 tahun. Simulasi terhadap tinggi gelombang dan periode gelombang maksimum menggunakan program Mike21. Perbandingan perubahan garis pantai sebelum dan sesudah adanya bangunan pantai menggunakan program Genesis. besarnya deformasi bangunan pelindung pantai menggunakan program Plaxis. Besarnya kedalaman cerucuk bambu pada bangunan pelindung pantai menggunakan program Foundation Pro V1. Perencanaan bangunan pelindung pantai berupa bangunan submerged dan non submerged breakwater yang ditempatkan rangkap pada dua lokasi, yaitu dari arah barat laut garis pantai sebagai lokasi 1 dan dari arah barat daya garis pantai sebagai lokasi 2. Susunan lapisan dari yang paling bawah sampai ke lapisan yang paling atas pada bangunan pelindung pantai submerged dan non submerged breakwater adalah lapisan geoteknik berupa cerucuk bambu dengan kedalaman 12 m untuk non submerged breakwater dan kedalaman 20 m untuk submerged breakwater, matras bambu dengan tebal 3 lapisan atau setebal 0,5 m, lapisan geogrid setebal 20 cm; dilanjutkan pada lapisan diatasnya terdapat tumpukan batu mulai dari lapisan inti dan berm kaki, untuk lapis lindung kedua dari kedua bangunan tersebut menggunakan tumpukan batu kasar dengan berat 50 kg per butir, pada lapisan yang paling atas terdapat lapis lindung luar menggunakan struktur tetrapod dengan berat 500 kg per butir. Rekapitulasi rencana anggaran biaya untuk pembangunan submerged dan non submerged breakwater pada lokasi 1 sebesar Rp. 71.252.574.500, sedangkan rekapitulasi rencana anggaran biaya untuk pembangunan submerged dan non submerged breakwater pada lokasi 2 sebesar Rp. 30.727.219.500.
STUDI PERENCANAAN SUBMERGED DAN NON SUBMERGED BREAKWATER UNTUK PENANGANAN ABRASI DI PANTAI MOROSARI DEMAK Zhafarina Hafizha Kautsar; Tubagus Nauval Dzaki; Sriyana Sriyana; Slamet Hargono
Jurnal Karya Teknik Sipil Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018
Publisher : Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pantai Morosari, Kevamatan Sayung, Kabupaten Demak adalah salah satu pantai yang mengalami abrasi disetiap tahunnya ditambah dengan penurunan tanah menyebabkan banjir rob, sehingga menenggelamkan pemukiman warga serta ekosistem mangrove. Tujuan studi yaitu mengembalikan daratan pantai yang tenggelam akibat abrasi dengan merencanakan bangunan pelindung pantai. Perencanaan bangunan pelindung pantai berupa bangunan submerged dan non submerged breakwater yang ditempatkan rangkap sejajar pada dua lokasi, yaitu dari arah barat laut garis pantai sebagai lokasi 1 dan dari arah barat daya garis pantai sebagai lokasi 2. Simulasi terhadap tinggi gelombang dan periode gelombang maksimum menggunakan program MIKE21, menunjukkan bahwa reduksi gelombang oleh submerged breakwater sebesar 80% sedangkan submerged breakwater sebesar 66,67%. Simulasi perubahan garis pantai menunjukkan kemajuan garis pantai sejauh +100m. Simulasi terhadap deformasi tanah pada dasar bangunan menunjukkan deformasi tanah terbesar setelah pembangunan adalah 31,41 mm. Penentuan kedalaman cerucuk bambu pada bangunan pelindung pantai menggunakan program FoundationProV1 menghasilkan kedalaman cerucuk 20m untuk non submerged breakwater dan 12m untuk submerged breakwater. Hasil perhitungan dimensi menunjukkan konstruksi pada Lokasi 1 akan mempunyai cost yang relatif jauh lebih besar dibandingkan Lokasi 2, namun efektivitas dalam melindungi wilayah pantai pada Lokasi1 lebih baik dibandingkan Lokasi2