Dimas Yulian Ananda
Industrial Engineering Departement Diponegoro University Jl. Prof. Sudarto, SH Tembalang Semarang 50239 Telp. 0247460052

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN FASILITAS PEMOTONGAN MATERIAL (Studi Kasus di Kawasan Industri Kecil Barito, Semarang) Dimas Yulian Ananda; Purnawan Adi Wicaksono
Industrial Engineering Online Journal Volume 1, Nomer 4, Tahun 2012
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan Industri Kecil Barito Semarang merupakan sentra industri kecil yang memproduksi berbagai alat keperluan rumah tangga, seperti penggorengan, panci, oven, kompor minyak, dan  tempat sampah. Kondisi stasiun kerja yang kurang ergonomis sehingga dijumpai beberapa kondisi kerja yang menyebabkan keluhan dan ketidaknyamanan kerja akibat postur pekerja yang statis dan beban kerja yang diterima. Dari hasil pengamatan maka penulis hanya akan melakukan penelitian  pada pekerja pembuatan tempat sampah karena potensi terjadinya keluhan musculoskeletal yang tinggi.Hal ini diperkuat dengan hasil peninjauan awal dengan metode Nordic Body Map. Berdasarkan data kondisi awal kerja tersebut, akan dilakukan evaluasi ergonomi serta rekomendasi fasilitas pendukung terhadap stasiun kerja pemotongan material. Metode yang digunakan untuk melakukan evaluasi ergonomi dengan  metode Rapid Entire Body Assessment dan Rapid Upper Limb Assessment Sedangkan rekomendasi fasilitas pendukung kerja menggunakan evaluasi dan pertimbangan biaya, mekanika teknik dan ergonomis dengan diaplikasikannya data antropometri Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kondisi kerja awal menunjukkan skor REBA antara 8-11 dan skor RULA antara 6-7 artinya menunjukkan level resiko yang sangat tinggi. Dengan penambahan fasilitas kerja berupa meja potong skor REBA turun menjadi 2 dan RULA menjadi 3 yang menunjukkan level resiko rendah. Hal ini dikarenakan oleh ukuran meja potong telah disesuaikan dengan antropometri pekerja di bagian pemotongan material menghasilkan postur yang lebih ergonomis.