Farid Agung Rahmadi
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

HUBUNGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ADAPTIF DENGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) NONFORMAL Nizar Arif Lazuardi; Farid Agung Rahmadi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.228 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15560

Abstract

Latar Belakang : Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan. Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan dan stimulasi pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini (PAUD) dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal.Tujuan : Mengetahui hubungan kemampuan kognitif adaptif pada anak yang memperoleh stimulus program pendidikan anak usia dini nonformal dan informal.Metode : Penelitian ini menggunakan metode belah lintang. Subjek penelitian adalah anak usia 2-3 tahun yang mendapatkan stimulasi di PAUD nonformal dan informal. Nilai kemampuan kognitif adaptif (CAT DQ) subjek penelitian diukur menggunakan kuesioner Capute Scales.Hasil : Didapatkan rerata CAT DQ pada pada subjek PAUD nonformal lebih tinggi daripada subjek PAUD informal. Pada subjek PAUD nonformal memiliki rerata nilai sebesar 101,1995±10,20396 sedangkan pada subjek PAUD informal memiliki rerata nilai sebesar 88,7207±9,01492 dengan hasil statistic terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,001) antara CAT DQ dengan status PAUD. Sedangkan pada uji statistik hubungan antara dua variabel tersebut terdapat hubungan yang bermakna dengan kekuatan koefisien korelasi sedang (r=0,584). Kesimpulan : Pada sampel anak yang mendapat stimulasi pendidikan di PAUD nonformal memiliki rerata nilai kemampuan kognitif adaptif yng lebih tinggi dibandingan rerata nilai kemampuan kognitif adaptif pada anak yang mendapat stimulasi pendidikan di PAUD informal.
PENGARUH STIMULASI MEDIA INTERAKTIF TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA ANAK 2-3 TAHUN Wida Rahmawati; Arwinda Nugraheni; Farid Agung Rahmadi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.251 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15982

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan bahasa merupakan indikator dari seluruh gangguan perkembangan. 80 % gangguan perkembangan disebabkan oleh kurangnya stimulasi. Media interaktif merupakan salah satu stimulasi di era digital ini. Media interaktif merupakan media audio visual yang diperkirakan dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak 2-3 tahun. Media ini dapat meningkatakan kosa kata, fonasi serta kemampuan anak untuk memahami warna, dan angka.Tujuan: Menganalisis perkembangan bahasa anak setelah pemberian stimulasi media interaktifMetode: Penelitian ini berjenis quasi eperimental dengan rancangan pre test dan post test design. Sampel dipilih dengan mengunakan teknik purposive sampling. Sampel merupakan siswa dari Toddller Setulus Hati dan Tadika Puri Kota Semarang (n=30). Pemberian intervensi media interaktif dilakukan selama 3 minggu (2 kali dalam satu minggu) dengan durasi 30 menit setiap pemberian intervensi. Perkembangan bahasa dinilai sebelum dan sesudah pemberian intervensi selama 3 minggu dengan menggunakan instrument Capute Scale.Hasil: Didapatkan peningkatan perkembangan yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian intervensi media interaktf dengan nilai (P = 0,0001)Simpulan: Terdapat peningkatan perkembangan bahasa anak sesudah stimulasi media interaktif
ASUPAN PROTEIN HEWANI SEBAGAI FAKTOR RISIKO PERAWAKAN PENDEK ANAK UMUR 2-4 TAHUN Anggita Chandra Oktaviani; Rina Pratiwi; Farid Agung Rahmadi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.805 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.20846

Abstract

Latar Belakang : Perawakan pendek merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang ditandai dengan tinggi badan menurut umur di bawah standar deviasi (<-2SD) dengan referensi World Health Organization (WHO) tahun 2006. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi nasional anak balita pendek (stunted) dan anak balita sangat pendek (severe stunted) berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) adalah 37.2% terdiri dari 18.0% sangat pendek dan 19.2% pendek. Berdasarkan laporan Nutrition in the First 1,000 Days State of the World’s Mothers tahun 2012 menyatakan bahwa kejadian perawakan pendek dipengaruhi oleh kondisi pada masa 1000 hari kehidupan mulai dari janin berada dalam perut atau ketika wanita dalam kondisi hamil sampai anak tersebut berumur 2 tahun. Masa ini disebut dengan masa windows critical, karena pada masa ini terjadi perkembangan otak atau kecerdasan dan pertumbuhan badan yang cepat.Tujuan : Menganalisis peran asupan protein hewani sebagai faktor risiko perawakan pendek pada anak umur 2-4 tahun.Metode : Penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian kasus-kontrol. Sampel terdiri dari 106 anak prasekolah umur 2-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas Rowosari Kota Semarang selama periode Mei-Agustus 2017. Uji statistik menggunakan uji komparatif Chi-square dan analisis multivariat regresi logistik.Hasil : Berdasarkan 106 subjek kasus-kontrol di wilayah Puskesmas Rowosari Semarang, didapatkan hubungan bermakna pada jumlah asupan protein hewani (p=0,000 OR 6,059 95% CI 2,517-14,588) dan pendapatan orang tua (p=0,009 OR 1,899 95% CI 0,733-4,919) terhadap perawakan pendek. Hubungan tidak bermakna didapatkan pada jenis asupan protein hewani seperti daging (p=0,186), susu (p=1,000), telur (p=0,077), ikan (p=0,374), makanan laut (p=1,000), asupan protein lain (p=1,000), riwayat pemberian ASI (p=0,077), umur pemberian MP-ASI (p=1,000), dan tingkat pendidikan ibu (p=0,251).Simpulan : Pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan pada variabel jumlah asupan protein hewani dan pendapatan orang tua terhadap perawakan pendek.
HUBUNGAN TINGKAT KECANDUAN GADGET DENGAN GANGGUAN EMOSI DAN PERILAKU REMAJA USIA 11-12 TAHUN Ahmad Ramadhan Asif; Farid Agung Rahmadi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.982 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18529

Abstract

Latar Belakang: Gadget merupakan salah satu hasil perkembangan teknologi yang diciptakan dalam bentuk perangkat kecil. Kecanduan gadget dapat berdampak pada perkembangan anak dan remaja yaitu gangguan emosi dan perilaku. Gangguan emosi dan perilaku merupakan hendaya yang serius dalam perkembangan dan menurunkan produktivitas serta kualitas hidup.Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat kecanduan gadget dengan gangguan emosi dan perilaku remaja usia 11-12 tahun.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian belah lintang. Sampel penelitian ini adalah remaja usia 11-12 tahun yang menggunakan gadget dari beberapa SD di Semarang. Pengambilan data berupa karakteristik, data tingkat kecanduan gadget menggunakan Smartphone Addiction Scale-Short Version, data gangguan emosi dan perilaku menggunakan ­ Strenghts and Difficulties Questionnaire, dan data status sosial ekonomi menggunakan kuesioner Bistok Saing. Uji statistik meggunakan uji chi-square.Hasil: Jumlah subyek penelitian sebanyak 75 orang. Dari uji bivariat chi-square didapatkan hasil yang bermakna antara tingkat kecanduan gadget dengan gangguan emosi dan perilaku remaja usia 11-12 tahun (p=0,002). Tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ayah dengan gangguan emosi dan perilaku (p=0,521), tingkat pendidikan ibu dengan gangguan emosi perilaku (p=0,903), dan jumlah saudara dengan gangguan emosi dan perilaku (p=0,627).Kesimpulan: Terdapat hubungan tingkat kecanduan gadget dengan gangguan emosi dan perilaku remaja usia 11-12 tahun.
HUBUNGAN ANTARA PAPARAM MEDIA LAYAR ELEKTRONIK DAN PERKEMBANGAN BAHASA DAN BICARA Husnia Febri Amalia; Farid Agung Rahmadi; Dimas Tri Anantyo
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.617 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v8i3.24432

Abstract

Latar Belakang: Perkembangan bahasa dan bicara merupakan indikator dari seluruh perkembangan karena kemampuan bahasa dan bicara sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan pada sistem lainnya, dan melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor, psikologis, emosi serta lingkungan di sekitar anak. Apabila terjadi keterlambatan perkembangan pada awal kemampuan bahasa dan bicara  dapat  mempengaruhi berbagai fungsi dalam kehidupan sehari hari diantaranya kehidupan personal sosial, juga akan menimbulkan kesulitan belajar, bahkan dapat mempengaruhi  kemampuan dalam dunia kerja suatu hari nanti. Banyak faktor perkembangan bahasa dan bicara  diantaranya faktor prenatal, perinatal dan postnatal. Faktor postnatal yang mempengaruhi perkembangan bahasa dan  bicara  dapat berupa paparan layar media elektronik. Tujuan: Mengetahui Hubungan paparan layar media Elektronik dengan perkembangan bahasa dan bicara. Metode: Penelitian ini menggunakan desain  cross-sectional  dengan observasi dan pengumpulan data dilakukan bersamaan. Subjek penelitian adalah anak usia 18-36 bulan dan orangtua yang dilakukan di posyandu di wilayah puskesmas Rowosari Kota Semarang. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Pengumpulan  data dilakukan dengan pengisian kuesioner, pengukuran antropometri dan instrument capute scale. Uji statistik yang digunakan adalah uji Korelasi Spearman. Hasil: Dari 60 subjek penelitian terdapat rerata nilai CLAMS anak yang terpapar layar media elektronik ≤ 1 jam (98,88±10,256) dan > 1 jam (86,83±8,243), pada onset paparan layar media  elektronik  usia ≤ 12 bulan (85,35±8,60) dan >12 bulan (91,47±10,37), dan pada jenis program hiburan layar media elektronik (88,77±11,21) dan jenis program edukasi  (93,52±5,94). Korelasi CLAMS dengan durasi, onset, jenis paparan layar media elektronik berdasarkan uji korelasi Spearman didapatkan nilai p= <0,005 . Simpulan: Terdapat hubungan durasi, onset, dan  jenis paparan layar  media elektronik  dengan  perkembangan bahasa dan bicaraKata Kunci: CLAMS,durasi,onset,jenis paparan layar media elektronik,anak usia 18-36 bulan
HUBUNGAN TINGKAT KECANDUAN GADGET DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA USIA 10 – 11 TAHUN Larasati Aurora Arifin; Farid Agung Rahmadi
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.971 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i2.18590

Abstract

Latar belakang: Belajar merupakan suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku yang semula tidak tahu menjadi tahu setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Keberhasilan atau kegagalan seseorang siswa dalam penguasan materi pelajaran dapat digambarkan melalui prestasi belajar yang dicapai. Gadget belakangan sudah menjadi gaya hidup masyarakat modern tak terkecuali anak-anak. Kecanduan gadget memiliki konsekuensi negatif terhadap kehidupan sehari – hari dan dapat menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa.Tujuan: Menganalisis hubungan tingkat kecanduan gadget dengan hasil prestasi belajar pada siswa usia 10-11 tahun di beberapa SD di kota Semarang. Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain belah lintang dilakukan pada siswa usia 10 – 11 tahun di beberapa Sekolah Dasar di kota Semarang selama bulan Maret – Mei 2016. Kuesioner Smartphone Addiction Scale – Short Version (SAS – SV) diisi oleh masing – masing subjek. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Chi square.Hasil: Subjek berjumlah 49 orang terdiri dari 29 siswa dan 20 siswi. Sebanyak 19 (38,8%) siswa memiliki tingkat kecanduan gadget tinggi. Hasil uji bivariat Kai kuadrat tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara skor tingkat kecanduan gadget dengan prestasi belajar siswa (p=0,181)Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara tingkat kecanduan gadget dengan prestasi belajar siswa usia 10 – 11 tahun
PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI SEBAGAI FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 2-3 TAHUN Noverian Yoshua Prihutama; Farid Agung Rahmadi; Galuh Hardaningsih
DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO) Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Diponegoro University, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.303 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v7i2.21288

Abstract

Latar Belakang Stunting atau perawakan pendek merupakan kondisi terhambatnya pertumbuhan tubuh akibat salah satu bentuk kekurangan gizi yang ditandai dengan tinggi badan menurut umur di bawah standar deviasi (<-2SD) dengan referensi World Health Organization (WHO) tahun 2006.Tujuan Menganalisis peran pemberian makanan pendamping air susu ibu dini sebagai faktor risiko kejadian stunting pada anak usia 2-3 tahun.Metode Penelitian analitik observasional dengan rancangan penelitian kasus-kontrol. Sampel terdiri dari 104 anak umur 2-3 tahun di wilayah kerja Puskesmas Rowosari Kota Semarang selama periode Maret-Agustus 2017. Uji statistik menggunakan uji komparatif Chi-square.Hasil Berdasarkan 104 subjek kasus-kontrol di wilayah Puskesmas Rowosari Semarang, didapatkan hubungan bermakna pada pemberian MP-ASI dini (p=0,000). Hubungan tidak bermakna didapatkan pada jenis MP-ASI (p=0,680), konsistensi MP-ASI (p=0,290), pendapatan orang tua (p=1,000).Kesimpulan Pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan pada variabel pemberian MP-ASI dini terhadap stunting. Selain itu terdapat hubungan yang tidak signifikan pada variabel jenis MP-ASI, konsistensi MP-ASI, dan pendapatan orang tua.
HUBUNGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA DENGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL Ahmad Zaim Muhtar Mahfuddin; Farid Agung Rahmadi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.365 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14201

Abstract

Latar Belakang : Perkembangan bahasa merupakan salah satu indikator perkembangan menyeluruh dari kemampuan kognitif anak yang berhubungan dengan keberhasilan di sekolah nanti. Keterlambatan perkembangan awal kemampuan bahasa dapat mempengaruhi berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Selain mempengaruhi kehidupan personal sosial, juga akan menimbulkan kesulitan belajar, bahkan hambatan dalam bekerja kelak. Identifikasi dan intervensi secara dini dapat mencegah terjadinya gangguan dan hambatan tersebut.Tujuan : Membuktikan adanya hubungan perkembangan kemampuan bahasa dengan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal di SemarangMetode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 84 responden, yang mengikuti PAUD nonformal dan PAUD informal. Penelitian dilakukan di Kelompok Belajar dan rumah-rumah warga pada bulan Maret 2016. Sampel diambil secara consequtive sampling. Data diperoleh melalui kuesioner dan wawancara terhadap orang tua responden. Analisis data dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Spearman pada program SPSS.Hasil : Hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan antara perkembangan kemampuan bahasa anak dengan PAUD di Semarang (p < 0,01; r = 0,492), sedangkan hubungan bahasa dengan jenis kelamin tidak menunjukan kemaknaan (p = 0,580 ; r = 0,061) dan hubungan kemampuan bahasa dengan status gizi juga tidak menunjukan kemaknaan (p = 0,632 ; r = 0,053).Simpulan : Terdapat hubungan skor perkembangan bahasa yang bermakna antara PAUD nonformal dan informal pada usia 2 -3 tahun (p < 0,01; r = 0,492).