This Author published in this journals
All Journal Pharmascience
Valentina Meta Srikartika
Program Studi S1 Farmasi, FMIPA ULM, Jl A Yani Km 34,5, Banjarbaru, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Pharmascience

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV/AIDS Rawat Jalan dalam Pengobatan Terapi Antiretroviral (ART) di Rumah Sakit Dr.H.Moch.Ansari Saleh Banjarmasin Valentina Meta Srikartika; Difa Intannia; Restu Aulia
Jurnal Pharmascience Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v6i1.6081

Abstract

ABSTRAK             Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Tatalaksana terapi HIV/AIDS adalah dengan pemberian antiretroviral (ARV) seumur hidup sehingga kepatuhan mengkonsumsi obat merupakan faktor penting untuk keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi  kepatuhan pasien HIV/AIDS alasan pasien tidak patuh mengkonsumsi obat. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara faktor keyakinan, faktor dukungan sosial, faktor pendidikan, efek samping obat yang dialami pasien dengan kepatuhan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian dilakukan di poliklinik VCT RS Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Kepatuhan pasien diukur dengan menggunakan kuesioner MMAS-8 dan faktor kepatuhan diukur dengan kuesioner ACTG. Hasil analisis kepatuhan pada penelitian menunjukkan bahwa 32 (51,6%) pasien memiliki nilai kepatuhan yang tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pasien memiliki keyakinan yang tinggi sebanyak 34 pasien (54,8%), pasien memiliki dukungan sosial yang tinggi sebanyak 45 pasien (72,6%), pasien yang tidak merasakan efek samping sebanyak 33 pasien (53,2%), dan alasan pasien lupa mengkonsumsi obat tertinggi adalah pasien merasa keadaan yang dialaminya baik-baik saja sebanyak 14 orang (46,6%). Terdapat korelasi yang signifikan antara kepatuhan dengan efek samping obat (p=0,002, r= -0.326). Kata kunci: kepatuhan, faktor yang mempengaruhi kepatuhan, MMAS-8, ACTG, HIV/AIDS     ABSTRACT Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) is a set of illness symptoms, which is caused by Human Immunodeficiency Virus (HIV). As the HIV/AIDS therapy has to be consumed over a lifetime for the patients, the compliance on taking antiretroviral (ARV) medications is essential. This study aims to evaluate the compliance of HIV/AIDS outpatients and the reasons of patients incompliance. This study also examine the correlation between the beliefs, social support, education, and adverse medication events factors with ARV medication’s incompliance. The study design was cross sectional study design. The research was done in policlinic of VCT Dr. H.MOCH.SALEH hospital, Banjarmasin. The incompliance was obtained by having the ACTG questioners. The results of the compliance analysis in this study was 32 (51,6%) patients have a high compliance score. The result also showed that 34 patients (54.8%) had great belief, 45 patients (72.6%) had great social support and 33 patients (53.2%) did not get the drug side effects. Furthermore, the reason not to comply with the medicine was due to their conditions which were considered fine without medication (34 patients (37.4%)). The correlation between compliance and the drug side effects was significance (p=0,002, r= -0.326) Keywords: compliance, affected factors compliance, MMAS-8, ACTG, HIV/AIDS
Evaluasi Model Intervensi Apoteker Terhadap Peningkatan Pengetahuan Penggunaan Obat Pada Ibu Rumah Tangga Di Bantaran Sungai Kemuning Banjarbaru Valentina Meta Srikartika; Difa Intannia
Jurnal Pharmascience Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Pharmascience
Publisher : Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v6i1.6072

Abstract

ABSTRAK Praktik pengobatan sendiri atau swamedikasi di Kalimantan Selatan relatif tinggi. Masyarakat pelaku swamedikasi sangat rentan menggunakan obat tidak rasional disebabkan tidak adanya pemberian informasi penggunaan obat yang benar. Beberapa metode dapat diimplementasikan sebagai sarana Apoteker untuk mengedukasi masyarakat terkait penggunaan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan ibu rumah tangga di daerah bantaran sungai Kemuning Banjarbaru akan penggunaan obat setelah diberikan intervensi oleh Apoteker dalam bentuk CBIA dan booklet. Penelitian ini merupakan penelitian non-ekperimental dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan terhadap 33 responden kelompok CBIA dan 30 responden kelompok booklet. Tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi diukur dengan menggunakan kuisioner. Rata-rata skor pretest kelompok CBIA dan booklet adalah 3.67 dan 5.43, sedangkan rata-rata skor post-test kelompok CBIA dan booklet adalah 6.87 dan 8.97 (p<0.01). Perbandingan rata-rata peningkatan skor pengetahuan setelah intervensi CBIA adalah 3.21 ± 2.47 dan booklet adalah 3.53 ± 1.89 (p=0.567). Dapat disimpulkan bahwa model intervensi CBIA dan booklet dapat meningkatkan pengetahuan penggunaan obat secara signifikan, dan kedua metode tersebut sama baiknya untuk digunakan sebagai metode intervensi apoteker dalam meningkatkan pengetahuan pasien akan pengobatan. Kata kunci: CBIA, booklet, pengetahuan, obat, Apoteker  ABSTRACT The self-medication practice in South Kalimantan is relatively high. People who are self-medicated are very vulnerable to irrational drug use because there is no provision of information on the correct drug use. Several methods can be implemented by pharmacists to educate the public regarding drug use. This study aims to evaluate the increase in drug use knowledge of housewives in the Kemuning riverbank area of Banjarbaru after being given intervention by Pharmacists in the form of CBIA and booklets. This research is a non-experimental study with a cross-sectional research design conducted on 33 CBIA group respondents and 30 respondents booklet groups. The level of knowledge before and after the intervention was measured using a questionnaire. The average pretest scores of CBIA and booklet groups were 3.67 and 5.43, while the average post-test scores of CBIA and booklet groups were 6.87 and 8.97 (p <0.01). Comparison of the average increase in knowledge score after CBIA intervention was 3.21 ± 2.47 and the booklet was 3.53 ± 1.89 (p = 0.567). It can be concluded that CBIA and booklet intervention models can significantly improve knowledge of drug use, and both methods are equally good for use as pharmacist intervention methods in increasing patient knowledge of treatment. Keywords: CBIA, booklet, knowledge, medicine, pharmacist