Darmawati H
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERAN PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF JAMAAH AN-NADZIR DI ROMANG LOMPOA KECAMATAN BONTOMARANNU KAB. GOWA SULAWESI SELATAN Marwah Marwah; Darmawati H; Andi Nurbaethy
Sulesana Vol 14 No 1 (2020)
Publisher : Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/sulesana.v14i1.16817

Abstract

Penelitian ini berjudul “Peran Perempuan dalam Perspektif Jamaah An-Nadzir di Romang Lompoa Kec. Bontomarannu Kab. Gowa Sulawesi Selatan”. Penelitian ini dilatrabelakangi oleh permasalahan adanya perbedaan jamaah An-Nadzir dengan masyarakat dari segi tempat tinggal, perilaku  keagamaan dan perbedaan-perbedaan lain yang mempengaruhi peran perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pandangan teologis dalam Jamaah An-Nadzir, (2) Peran dan posisi perempuan dalam Jamaah An-Nadzir. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan jenis pengolahan data deskriptif kualitatif yang menggunakan pendekatan teologis dan fenomenologis. Adapun sumber data penelitian ini adalah anggota jamaah An-Nadzir khususnya kaum perempuan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan, sedangkan teknik pengolahan data melalui empat tahap yaitu reduksi data, penyajian data, teknik perbandingan dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) pandangan teologis pada Jamaah An-Nadzir cukup berbeda jika dibandingkan dengan kelompok keagamaan lainnya, yakni praktek keagamaan yang cenderung berbeda dengan praktek mayoritas umat Islam di Indonesia. Hal yang paling menonjol pada jamaah An-Nadzir terletak pada tampilan fisiknya yang memiliki ciri khas tersendiri, dan juga terkait waktu penentuan masuknya ramadan dan lebaran yang selalu lebih awal dibanding jadwal yang telah ditentukan oleh pemerintah. 2) Bagi Jamaah An-Nadzir peran dan posisi perempuan juga cukup berbeda, yakni perempuan ditempatkan di rumah. Perempuan bagi Jamaah An-Nadzir dibatasi ke ranah publik. Bagi perempuan jamaah An-Nadzir mereka tidak pernah merasa bekerja sebagai tujuan hidup atau sesuatu yang mereka inginkan  setelah  menikah. Karena kehidupan perempuan setelah menikah sepenuhnya adalah seputar mengurus suami dan anak, atau terbatas pada peran domestik. Selain itu dalam penentuan jodoh bagi perempuan Jamaah An-Nadzir tidak diberi kebebasan dalam memilih namun dipilihkan oleh orang tua atau orang yang telah dipercayakan akan hal itu. AbstractThis study is entitled “The Role of Women in the Perspective of Jamaah An-Nadzir in Romang Lompo - Bontomarannu, in Gowa Regency of South Sulawesi ”. This research is motivated by the apparent difference between the An-Nadzir congregation and the general Muslim community in terms of place of residence, religious behavior and other differences that affect the role of women. This study aims to discover: (1) The theological views in Jamaah An-Nadzir, (2) The role and position of women in Jamaah An-Nadzir. This study is a field research that employs descriptive and qualitative data processing mode with theological and phenomenological approaches. Data sources for this study comprise members of the An-Nadzir congregation, especially the women. Data collection methods used involves observation, interviews, documentation and literature study; while the data processing techniques comprise data reduction, data presentation, comparison techniques and drawing conclusions. The results of this study indicate that 1) the theological view of Jamaah An-Nadzir is quite different when compared to other religious groups, namely religious practices that tend to be different from those of the majority of Muslims in Indonesia. The most distinctive aspect about the An-Nadzir congregation lies in its physical appearance which has its own characteristics, and also in relation to the determination of the beginning of Ramadan and the Eid, which is always earlier than the schedule set by the government. 2) For Jamaah An-Nadzir, the roles and positions of women are also quite different, as their main domain is around the household and their space in public sphere is restricted. The women of the An-Nadzir congregation never consider work as a life goal or an ambition after marriage, since a woman’s life after marriage is entirely about taking care of her husband and children, or is limited to domestic roles. In addition, the women of Jamaah An-Nadzir are not given freedom to choose their husbands. It is their parents or certain people who have been entrusted for it that make the decision.
PAHAM DAN SIKAP KEAGAMAAN SISWI TERHADAP KEWAJIBAN HIJAB/JILBAB: STUDI PERBANDINGAN SMA DAN MAN DI KOTA MAKASSAR Darmawati H
Aqidah-ta: Jurnal Ilmu Aqidah Vol 6 No 1 (2020)
Publisher : Prodi Aqidah dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/aqidahta.v6i1.15975

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi paham keagamaan antara siswi terkait kewajiban penggunaan hijab/jilbab, untuk mengetahui implementasi sikap keagamaan siswi terkait kewajiban pengenaan hijab/jilbab dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, internet dan media sosial menjadi variabel paling memengaruhi siswi baik MAN maupun SMAN sebagai sumber rujukan mereka dalam menambah pengetahuan agama. Sumber-sumber yang lain seperti pengajian di organisasi dan pengajian di masjid. Pengajian di ROHIS dan halaqah cukup memberi pengaruh sebagai sumber pengetahuan keislaman siswi baik MAN maupun SMAN. Normativitas kognitif siswa terkait hijab cukup tinggi, semua siswa menerima hijab sebagai doktrin dan kewajiban agama bagi setiap muslimah serta semuanya menolak konsep bahwa hijab atau jilbab hanyalah produk budaya. Pada aspek-aspek yang lain terkait normativitas kognitif hijab di kalangan siswi SMAN maupun MAN menunjukkan bahwa kecenderungan tersebut cukup tinggi yaitu pada angka rata-rata 80-90an persen serta tidak ada perbedaan yang berarti antara normativitas kognitif hijab di kalangan siswi SMAN maupun MAN.