I W Mangku
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penentuan Metode Terbaik Uji Fosfor untuk Tanaman Tomat pada Tanah Inceptisols Izhar, L; Susila, A D; Puswoko, B S; Sutandi, A; Mangku, I W
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 2 (2012): Juni 2012
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK.  Fosfor merupakan salah satu hara penting tanah dan aplikasi hara tersebut pada konsentrasi yang sesuai sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tomat. Penelitian tentang studi analisis fosfor tanah dan aplikasi pupuk fosfor pada budidaya tomat pada tanah Inceptisols dilakukan di Kebun Percobaan dan Rumah Kaca di Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Maret sampai dengan November 2010. Tujuan penelitian ialah untuk mendapatkan  metode  ekstraksi  fosfor tanah yang terbaik guna menentukan dosis pupuk fosfor pada budidaya tomat  pada tanah Inceptisols. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan perlakuan pemberian pupuk fosfor pada beberapa tingkat dosis yaitu  0X, ¼ X, ½ X, ¾ X, dan 1X, di mana nilai X ialah 368,5 kg/ha P2O5 dengan empat ulangan. Perlakuan pemupukan fosfor diterapkan pada 6 bulan sebelum penanaman tomat. Analisis korelasi dilakukan antara kandungan P tanah dan pertumbuhan tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca menggunakan media inkubasi berasal dari tanah yang diberi perlakuan dan dianalisis. Uji  fosfor  tanah menggunakan lima metode ekstraksi, yaitu metode Bray I (NH4F 0,03 N + HCl 0,025 N, nisbah 1:7); Bray II (NH4F 0,03 N + HCl 0,10 N ); Mehlich I (HCl 0,05 N + H2SO4 0,025 N); Morgan Wolf (NaC2H2H3O2.3H2O; pH 4,8); dan Truogh [HCl 0,10 N + (NH4)2SO4; pH 3]. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara pengaruh perlakuan pupuk P terhadap parameter  tinggi tanaman,  jumlah daun, dan diameter batang tomat. Bobot segar biomassa dan bobot kering tomat juga menunjukkan  perbedaan pengaruh yang signifikan antarperlakuan. Nilai korelasi terbaik ditunjukkan oleh metode pengekstrak Mehlich I melalui parameter bobot kering dan bobot basah relatif tanaman. Dengan demikian, metode uji P tanah yang menggunakan Mehlich I dapat digunakan sebagai metode ekstraksi yang paling tepat untuk menganalisis unsur hara fosfor dengan koefisien korelasi 0,88, sehingga metode Mehlich I dapat diusulkan sebagai rekomendasi pemupukan P pada budidaya tomat pada tanah Inceptisols (nilai r = 0,89).  ABSTRACT. Izhar, L, Susila, AD, Purwoko, BS, Sutandi, A,  and  Mangku, IW. 2012. Determination of the Best Method of Soil P Test for Tomato (Lycopersicon esculentum Mill. L) on Inceptisols Soil. Phosphorus is one of important soil elements and application of the element in suitable concentration give high effect on tomato growth. A study on phosphorus analysis and its application for recommendation of soil fertilization of tomato cultivation on Inceptisols soil was conducted at the field and Greenhouse of Cikabayan, Bogor Agricultural University, from March to November 2010. The objective of this research was to obtain the best extraction method of soil-P test for determining phosphorus nutrient required for tomato cultivation on Inceptisol soil. Rate of phosphorus of 0X, ¼ X, ½ X, ¾ X, and 1X, where X was 368.5 kg/ha P2O5 with four replications, was applied in the study. The treatments were applied 6 months before planting date. The research was arranged in randomized complete block design. Analysis of correlation between soil-P and plant growth based on data collected from the plants grown in the greenhouse using incubation media in treated-soil was  analyzed. Soil-P test was carried out by using five extraction methods i.e. Bray I (HCl 0,025 N + NH4F 0.03), Bray II (NH4F 0.03 N + HCl 0.10 N), Mehlich I (HCl 0.05 N + H2SO4 0.025 N), Morgan Wolf (NaC2H2H3O2.3H2O; pH 4.8), and Truogh [HCl 0.10 N + (NH4)2SO4; pH 3]. The results showed that there were significant differences among the treatments of P fertilizer on the variables of plant height, leaf number, and stem diameter of tomato. Biomass fresh and dry weight of tomato also showed significantly different between the treatments applied. The highest correlation was shown on Mehlich I extraction reagent between plant dry and fresh weight. It means that, this P-nutrient extraction method was the most appropriate in determining phosphorus nutrient for tomatoes on Inceptisols soil with a coefficient correlation of 0.88. Mehlich I can also be used to develop a comprehensive phosphorus fertilizer recommendation for tomato cultivation on Inceptisols soil (r value = 0.89).
Korelasi Kadar Hara Fosfor Daun dengan Produksi Tanaman Manggis Liferdi, Lukman; Poerwanto, R; Susila, A D; Idris, K; Mangku, I W
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 3 (2008): September 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Analisis daun dapat digunakan sebagai pedoman dalam mendiagnosis status hara dan rekomendasi pupuk pada tanaman manggis. Namun demikian, standar teknik pengambilan contoh daun harus ditentukan secara akurat. Umur daun adalah faktor utama dalam menentukan status hara tanaman buah-buahan. Daun yang tepat dijadikan contoh, yaitu ketika konsentrasi haranya mempunyai korelasi terbaik dengan pertumbuhan dan produksi. Konsentrasi hara mineral pada daun diamati pada 3 lokasi perkebunan manggis, yaitu Kabupaten Bogor, Tasikmalaya, dan Purwakarta mulai Mei 2003 sampai Mei 2004. Dua puluh pohon manggis dewasa yang relatif seragam dari masing-masing kebun diambil daunnya setiap bulan dan dianalisis kandungan P nya. Contoh daun diambil dari daun berumur 2 bulan setelah trubus dan seterusnya secara periodik hingga umur 10 bulan. Pengamatan produksi mencakup jumlah bunga yang mekar, jumlah bunga yang rontok, dan jumlah serta bobot buah per pohon. Sedangkan kualitas buah dilihat dari konsentrasi N,P, dan K dari masing-masing bagian buah dan padatan terlarut total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi hara nitrogen, fosfor, dan kalium pada daun berkurang dengan bertambahnya umur. Pada daun asal Purwakarta, kadarnya lebih tinggi daripada Tasikmalaya dan Bogor serta berkorelasi positif dengan produksi. Korelasi konsentrasi P dari beberapa umur daun dengan produksi yang paling baik adalah daun umur 4 dan 5 bulan, dengan koefisien korelasi masing-masing di atas 0,7. Oleh karena itu, daun yang tepat sebagai alat diagnosis hara P untuk tanaman manggis adalah daun umur 4-5 bulan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun rekomendasi pemupukan untuk tanaman manggis.ABSTRACT. Liferdi, R. Poerwanto, A.D. Susila, K. Idris, and I.W. Mangku. 2008. Correlation Test of Leaf Phosphor Nutrient with Mangosteen Production. Leaf analysis can be used as a guide to diagnose nutritional status and as a fertilizer recommendation tool for mangosteen tree. Therefore, sampling technique of standard leaf sampled should be established acurately. Leaves age are the main important factor to estimate plant nutritional status. The best of leaf sampling was the one which has the best correlation between leaf nutrients concentration with growth and yield. Leaf nutrient concentration was investigated on the mangosteen production orchard, at Bogor, Tasikmalaya, and Purwakarta Regency. Twenty relatively uniform and representative mangosteen trees had been selected, and every month leaf sample was analyzed for P concentration. Leaves sample were taken at 2 months after flush and then periodically up to 10 moths. Observations were done for number of open flower, number of dropped flower, and number as well as weight of fruit per plant. While for fruit quality analysis was done on the TSS of the flesh and the N, P, and K content of fruit parts. The results showed that 4 and 5 months leaf age were the best to be used as a leaf sample to diagnose P status since it has the highest correlation (above 0.7) between P concentration in the leaf and mangosteen fruit production. Phosphor concentration on the leaves decreased with the age of leaves increased. Mangosteen leaves from Purwakarta contained more P than those from Tasikmalaya and Bogor. This results can be used as a guide to estimate fertilizers recommendations for mangosteen.
Penentuan Metode Terbaik Uji Fosfor untuk Tanaman Tomat pada Tanah Inceptisols L Izhar; A D Susila; B S Puswoko; A Sutandi; I W Mangku
Jurnal Hortikultura Vol 22, No 2 (2012): Juni 2012
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v22n2.2012.p139-147

Abstract

ABSTRAK.  Fosfor merupakan salah satu hara penting tanah dan aplikasi hara tersebut pada konsentrasi yang sesuai sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tomat. Penelitian tentang studi analisis fosfor tanah dan aplikasi pupuk fosfor pada budidaya tomat pada tanah Inceptisols dilakukan di Kebun Percobaan dan Rumah Kaca di Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Maret sampai dengan November 2010. Tujuan penelitian ialah untuk mendapatkan  metode  ekstraksi  fosfor tanah yang terbaik guna menentukan dosis pupuk fosfor pada budidaya tomat  pada tanah Inceptisols. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan perlakuan pemberian pupuk fosfor pada beberapa tingkat dosis yaitu  0X, ¼ X, ½ X, ¾ X, dan 1X, di mana nilai X ialah 368,5 kg/ha P2O5 dengan empat ulangan. Perlakuan pemupukan fosfor diterapkan pada 6 bulan sebelum penanaman tomat. Analisis korelasi dilakukan antara kandungan P tanah dan pertumbuhan tanaman yang ditanam di dalam rumah kaca menggunakan media inkubasi berasal dari tanah yang diberi perlakuan dan dianalisis. Uji  fosfor  tanah menggunakan lima metode ekstraksi, yaitu metode Bray I (NH4F 0,03 N + HCl 0,025 N, nisbah 1:7); Bray II (NH4F 0,03 N + HCl 0,10 N ); Mehlich I (HCl 0,05 N + H2SO4 0,025 N); Morgan Wolf (NaC2H2H3O2.3H2O; pH 4,8); dan Truogh [HCl 0,10 N + (NH4)2SO4; pH 3]. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara pengaruh perlakuan pupuk P terhadap parameter  tinggi tanaman,  jumlah daun, dan diameter batang tomat. Bobot segar biomassa dan bobot kering tomat juga menunjukkan  perbedaan pengaruh yang signifikan antarperlakuan. Nilai korelasi terbaik ditunjukkan oleh metode pengekstrak Mehlich I melalui parameter bobot kering dan bobot basah relatif tanaman. Dengan demikian, metode uji P tanah yang menggunakan Mehlich I dapat digunakan sebagai metode ekstraksi yang paling tepat untuk menganalisis unsur hara fosfor dengan koefisien korelasi 0,88, sehingga metode Mehlich I dapat diusulkan sebagai rekomendasi pemupukan P pada budidaya tomat pada tanah Inceptisols (nilai r = 0,89).  ABSTRACT. Izhar, L, Susila, AD, Purwoko, BS, Sutandi, A,  and  Mangku, IW. 2012. Determination of the Best Method of Soil P Test for Tomato (Lycopersicon esculentum Mill. L) on Inceptisols Soil. Phosphorus is one of important soil elements and application of the element in suitable concentration give high effect on tomato growth. A study on phosphorus analysis and its application for recommendation of soil fertilization of tomato cultivation on Inceptisols soil was conducted at the field and Greenhouse of Cikabayan, Bogor Agricultural University, from March to November 2010. The objective of this research was to obtain the best extraction method of soil-P test for determining phosphorus nutrient required for tomato cultivation on Inceptisol soil. Rate of phosphorus of 0X, ¼ X, ½ X, ¾ X, and 1X, where X was 368.5 kg/ha P2O5 with four replications, was applied in the study. The treatments were applied 6 months before planting date. The research was arranged in randomized complete block design. Analysis of correlation between soil-P and plant growth based on data collected from the plants grown in the greenhouse using incubation media in treated-soil was  analyzed. Soil-P test was carried out by using five extraction methods i.e. Bray I (HCl 0,025 N + NH4F 0.03), Bray II (NH4F 0.03 N + HCl 0.10 N), Mehlich I (HCl 0.05 N + H2SO4 0.025 N), Morgan Wolf (NaC2H2H3O2.3H2O; pH 4.8), and Truogh [HCl 0.10 N + (NH4)2SO4; pH 3]. The results showed that there were significant differences among the treatments of P fertilizer on the variables of plant height, leaf number, and stem diameter of tomato. Biomass fresh and dry weight of tomato also showed significantly different between the treatments applied. The highest correlation was shown on Mehlich I extraction reagent between plant dry and fresh weight. It means that, this P-nutrient extraction method was the most appropriate in determining phosphorus nutrient for tomatoes on Inceptisols soil with a coefficient correlation of 0.88. Mehlich I can also be used to develop a comprehensive phosphorus fertilizer recommendation for tomato cultivation on Inceptisols soil (r value = 0.89).
Korelasi Kadar Hara Fosfor Daun dengan Produksi Tanaman Manggis Lukman Liferdi; R Poerwanto; A D Susila; K Idris; I W Mangku
Jurnal Hortikultura Vol 18, No 3 (2008): September 2008
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v18n3.2008.p%p

Abstract

ABSTRAK. Analisis daun dapat digunakan sebagai pedoman dalam mendiagnosis status hara dan rekomendasi pupuk pada tanaman manggis. Namun demikian, standar teknik pengambilan contoh daun harus ditentukan secara akurat. Umur daun adalah faktor utama dalam menentukan status hara tanaman buah-buahan. Daun yang tepat dijadikan contoh, yaitu ketika konsentrasi haranya mempunyai korelasi terbaik dengan pertumbuhan dan produksi. Konsentrasi hara mineral pada daun diamati pada 3 lokasi perkebunan manggis, yaitu Kabupaten Bogor, Tasikmalaya, dan Purwakarta mulai Mei 2003 sampai Mei 2004. Dua puluh pohon manggis dewasa yang relatif seragam dari masing-masing kebun diambil daunnya setiap bulan dan dianalisis kandungan P nya. Contoh daun diambil dari daun berumur 2 bulan setelah trubus dan seterusnya secara periodik hingga umur 10 bulan. Pengamatan produksi mencakup jumlah bunga yang mekar, jumlah bunga yang rontok, dan jumlah serta bobot buah per pohon. Sedangkan kualitas buah dilihat dari konsentrasi N,P, dan K dari masing-masing bagian buah dan padatan terlarut total. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi hara nitrogen, fosfor, dan kalium pada daun berkurang dengan bertambahnya umur. Pada daun asal Purwakarta, kadarnya lebih tinggi daripada Tasikmalaya dan Bogor serta berkorelasi positif dengan produksi. Korelasi konsentrasi P dari beberapa umur daun dengan produksi yang paling baik adalah daun umur 4 dan 5 bulan, dengan koefisien korelasi masing-masing di atas 0,7. Oleh karena itu, daun yang tepat sebagai alat diagnosis hara P untuk tanaman manggis adalah daun umur 4-5 bulan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun rekomendasi pemupukan untuk tanaman manggis.ABSTRACT. Liferdi, R. Poerwanto, A.D. Susila, K. Idris, and I.W. Mangku. 2008. Correlation Test of Leaf Phosphor Nutrient with Mangosteen Production. Leaf analysis can be used as a guide to diagnose nutritional status and as a fertilizer recommendation tool for mangosteen tree. Therefore, sampling technique of standard leaf sampled should be established acurately. Leaves age are the main important factor to estimate plant nutritional status. The best of leaf sampling was the one which has the best correlation between leaf nutrients concentration with growth and yield. Leaf nutrient concentration was investigated on the mangosteen production orchard, at Bogor, Tasikmalaya, and Purwakarta Regency. Twenty relatively uniform and representative mangosteen trees had been selected, and every month leaf sample was analyzed for P concentration. Leaves sample were taken at 2 months after flush and then periodically up to 10 moths. Observations were done for number of open flower, number of dropped flower, and number as well as weight of fruit per plant. While for fruit quality analysis was done on the TSS of the flesh and the N, P, and K content of fruit parts. The results showed that 4 and 5 months leaf age were the best to be used as a leaf sample to diagnose P status since it has the highest correlation (above 0.7) between P concentration in the leaf and mangosteen fruit production. Phosphor concentration on the leaves decreased with the age of leaves increased. Mangosteen leaves from Purwakarta contained more P than those from Tasikmalaya and Bogor. This results can be used as a guide to estimate fertilizers recommendations for mangosteen.