Radicalism is a concept that has been widely discussed in various fields, including politics, sociology and psychology. This article aims to provide a comprehensive understanding of radicalism, its characteristics and implications. The author defines radicalism as the tendency to take an extreme stance on an issue, which often leads to violent or extreme behavior. This article highlights the difference between radicalism and extremism, and how the two concepts are often confused. Radicalism is seen as the process of adopting an extreme ideology and using it to justify violence or terrorism. This article also discusses the relationship between radicalism and terrorism, noting that not all radicals are terrorists, but that many terrorists are radicalized individuals who have been influenced by extremist ideologies. The author believes that radicalization is a complex process that can be influenced by various factors, including psychological, social and economic factors. This article also touches on the issue of deradicalization, namely the process of reversing radicalization and promoting moderate beliefs and behavior. The author notes that deradicalization programs have been implemented in various countries, including Indonesia, but much still needs to be done to address the root causes of radicalization. Overall, this article provides a comprehensive overview of radicalism and its implications, highlighting the importance of understanding this complex phenomenon to address the problem of terrorism and promote coexistence. Abstrak Radikalisme merupakan sebuah konsep yang telah banyak dibahas di berbagai bidang, termasuk politik, sosiologi, dan psikologi. Artikel ini bermaksud untuk memberikan pemahaman yang menyeluruh mengenai radikalisme, karakteristiknya, dan implikasinya. Penulis mendefinisikan radikalisme sebagai kecenderungan untuk mengambil sikap ekstrem terhadap suatu isu, yang sering kali mengarah pada perilaku kekerasan atau ekstrem. Artikel ini menyoroti perbedaan antara radikalisme dan ekstremisme, dan bagaimana kedua konsep tersebut sering kali membingungkan. Radikalisme dipandang sebagai proses mengadopsi ideologi ekstrem dan menggunakannya untuk membenarkan kekerasan atau terorisme. Artikel ini juga membahas hubungan antara radikalisme dan terorisme, dengan mencatat bahwa tidak semua radikal adalah teroris, tetapi banyak teroris adalah individu yang teradikalisasi yang telah dipengaruhi oleh ideologi ekstremis. Penulis berpendapat bahwa radikalisasi adalah proses rumit yang dapat dipengaruhi oleh bermacam faktor, khususnya faktor psikologis, sosial, dan ekonomi. Artikel ini juga menyinggung isu deradikalisasi, yaitu proses membalikkan radikalisasi dan mempromosikan keyakinan dan perilaku moderat. Penulis mencatat bahwa program deradikalisasi telah dilaksanakan di banyak negara, termasuk Indonesia, namun masih banyak yang perlu dilakukan untuk mengatasi akar penyebab radikalisasi. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan gambaran menyeluruh tentang radikalisme dan implikasinya, menyoroti pentingnya memahami fenomena kompleks ini untuk mengatasi masalah terorisme dan mempromosikan hidup secara berdampingan.