Safrida Safrida
Program Studi Agribisni, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

DAMPAK IMPOR GULA TERHADAP PRODUKSI TEBU DAN HARGA GULA DOMESTIK DI INDONESIA Safrida Safrida; Sofyan Sofyan; Adawiya Taufani
Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad Vol 5, No 1 (2020): Agricore: Jurnal Agribisnis dan Sosial Ekonomi Pertanian Unpad
Publisher : Departemen Sosial Ekonomi Faperta Unpad

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agricore.v5i1.24850

Abstract

Gula merupakan salah satu produksi dari subsektor perkebunan yang berasal dari tanaman tebu. Selama tahun 2005-2016, produksi tebu Indonesia cenderung menurun, sementara konsumsi gula semakin meningkat. Untuk memenuhi konsumsi tersebut, Indonesia melakukan impor gula dengan harga yang lebih rendah dari harga gula dalam negeri. Namun dampaknya adalah terjadinya penurunan produksi tebu di Indonesia.   Kondisi ini tidak sesuai dengan tujuan dari kegiatan impor. Secara teori,  impor hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan tidak mempengaruhi produksi. Ketika impor meningkat, produksi gula dalam negeri seharusnya juga meningkat untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak impor gula terhadap produksi tebu dan harga gula domestik di Indonesia. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk data time series tahun 1997-2016. Penelitian ini menggunakan model regresi persamaan simultan dengan 7 persamaan yang terdiri dari 6 persamaan struktural dan 1 persamaan identitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) trend dan proyeksi impor gula, produksi tebu dan harga gula pada lima tahun yang akan datang terus meningkat, (2) impor gula berdampak pada turunnya produksi tebu di Indonesia, (3) impor gula juga berdampak pada peningkatan harga gula domestik.Kata Kunci: gula, tebu, produksi, impor, hargaABSTRACTSugar is one of the production from the plantation sub-sector derived from sugar cane. During 2005-2016, Indonesian sugarcane production tended to decrease, while sugar consumption increased. To fulfill this consumption, Indonesia imports sugar at prices lower than domestic sugar prices. However, the impact of sugar imports  is the decline in sugarcane production in Indonesia. This condition is not accordance with the objectives of the import activity. In theory, imports are only to meet domestic needs and do not affect production. When imports increase, domestic sugar production should also increase to reduce dependence on imports. This study aims to determine the impact of sugar imports on sugarcane production and domestic sugar prices in Indonesia. The data used in this study are secondary data in the form of time series data for 1997-2016. This study uses a simultaneous equation regression model with 7 equations consisting of 6 structural equations and 1 identity equation. The results showed that: (1) the trend and projection of sugar imports, sugarcane production and sugar prices in the coming five years continues to increase, (2) sugar imports have an impact on the decline in sugarcane production in Indonesia, (3) sugar imports also have an impact on increasing domestic sugar prices. Keywords: sugar, sugarcane, production, import, price
Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar Yasfir Ma'arif; Teuku Fauzi; Safrida Safrida
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 3, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.862 KB) | DOI: 10.17969/jimfp.v3i4.9411

Abstract

Abstrak  Pertumbuhan  penduduk dan dinamika pembangunan telah menggeser pemanfaatan lahan yang akhirnya menimbulkan kompleksitas permasalahan lahan yang semula berfungsi sebagai media bercocok tanam (pertanian), berangsur-angsur berubah menjadi multifungsi pemanfaatan. Berubahnya pemanfaatan lahan pertanian ke non pertanian dapat disebut juga sebagai alih fungsi lahan. Kabupaten Aceh Besar adalah salah satu kabupaten yang terus menghadapi permasalahan alih fungsi lahan, khususnya lahan sawah. Alih fungsi lahan ini mengakibatkan luas lahan sawah di Aceh Besar terus menurun. Lahan yang paling banyak mengalami alih fungsi lahan adalah jenis lahan sawah yang menjadi lahan non pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan sawah dan mengidentifikasi dampak sosial dan ekonomi yang dialami petani mantan pemilik lahan akibat alih fungsi lahan sawah menjadi lahan non pertanian. Berdasarkan hasil regresi secara parsial dari analisis regresi faktor harga jual, kebutuhan hidup dan kondisi lahan berpengaruh nyata terhadap konversi lahan sawah di  Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Bedasarkan hasil regresi secara serempak dari hasil regresi didapatkan bahwa harga jual, kebutuhan hidup dan kondisi lahan secara serempak mempengaruhi konversi lahan sawah di Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Berdasarkan isu dampak sosial sebagai akibat alih fungsi lahan di lihat dari keinginan kondisi lama, meningkatkan rasa kerjasama dan kekeluargaan, serta kemampuan memenuhi kebutuhan keluarga mendapatkan hasil yang positif dengan nilai ≥ 50%. Berdasarkan isu dampak ekonomi sebagai akibat alih fungsi lahan di lihat dari peningkatan pendapatan mendapatkan hasil yang positif dengan nilai ≥ 50%.Impact Of Paddy Fields Function  On Community Socio-Economic Conditions Of Baitussalam District, Aceh Besar RegencyAbstract  Population growth and the dynamics of development have shifted land use which eventually led to the complexity of the problem of land that used to function as a farming medium (agriculture), gradually becoming a multifunctional use. Changing the use of agricultural land to non-agriculture can also be referred to as land conversion. Aceh Besar District is one of the districts that continues to face the problem of land conversion, especially rice fields. The conversion of this land function has caused the area of paddy fields in Aceh Besar to continue to decline. The land that has experienced the most land use change is the type of rice field that becomes non-agricultural land. This study aims to identify the factors that cause the conversion of paddy fields and identify the social and economic impacts experienced by farmers former landowners due to the conversion of paddy fields to non-agricultural land. Based on the partial regression results from the regression analysis, the factors of selling price, life necessity and land conditions have a significant effect on the conversion of paddy fields in Baitussalam District, Aceh Besar District. Based on the simultaneous regression results from the regression results, it was found that the selling price, life needs and land conditions simultaneously affected the conversion of paddy fields in Baitussalam District, Aceh Besar District. Based on the issue of social impacts as a result of land use change seen from the desires of the old conditions, increasing the sense of cooperation and kinship, as well as the ability to meet family needs get positive results with a value of ≥ 50%. Based on the issue of economic impact as a result of the transfer of land functions, it can be seen from the increase in income that has a positive result with a value of ≥ 50%.
Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Volume Impor Bawang Putih di Indonesia Putri Sakinah; Romano Romano; Safrida Safrida
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Vol 4, No 3 (2019): Agustus 2019
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.607 KB)

Abstract

Bawang putih adalah salah satu rempah penting yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai bumbu masakan.Karena perannya sebagai bumbu  sangat essensial, ketersedian stok bawang putih menjadi suatu permasalahan yang perlu diperhatikan. Karena peninngkatan penduduk permintaan terhadap bawang putih semakin meninngkat akan tetapi produksi bawang putih malah mengalami penurunan, Sehingga untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga kestabilan harga pemerintah harus meningkatkan volume impor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume impor bawang putih di Indonesia serta menggambarkan perkembangan volume impor, harga bawang putih impor, harga bawang putih lokal, produksi bawang putih di Indonesia, serta kebijakan impor bawang putih.Dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif dan analisis  regresi linier berganda menggunakan alat analisis OLS (Ordinary Least Square) dengan bantuan aplikasi SPSS. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa secara serempak variabel , harga bawang putih impor, harga bawang putih lokal, produksi bawang putih dan volume impor tahun sebelumnya berpengaruh nyata terhadap volume impor bawang putih. Secara parsial semua variabel berpengaruh nyata,  kecuali harga bawang putih impor.  Harga bawang putih lokal dan volume impor tahun sebelumnya berpengaruh positif sedangkan produksi bawang putih dalam negeri berpengaruh negatif. Dari hasil penelitian ini juga disimpulkan bahwa sejak tahun 2002 hingga 2017 volume impor, harga bawang putih impor dan harga bawang putih lokal memiliki tren meningkat sedangkan produksi bawang putih memiliki tren menurun. selam tahun 2002 hingga 2017 terdapa 2 kebijakan pemerintah dalam hal impor bawang putih yaitu penghapusan tariff impor di tahun 2004 dan wajib tanam sebanyak 5% dari jumlah bawang putih yang diimpor oleh importir di tahun 2017.