E Mansyah
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Air dan Pemupukan terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis Anwarudin syah, Muhammad Jawal; Mansyah, E; Martias, -; Purnama, T; Fatria, D; Usman, F
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Getah kuning merupakan penyebab utama rendahnya kualitas buah manggis, sehingga tidak layak ekspor. Getah kuning yang masuk ke dalam daging buah menyebabkan rasa tidak enak dan tidak layak konsumsi. Untuk itu masalah getah kuning perlu segera diatasi. Penelitian dilakukan di sentra produksi manggis di  Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dari bulan Januari sampai Desember 2004. Penelitian bersifat super imposed trial, tetapi data diolah berdasarkan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama ialah pemberian air (tanpa diairi dan diairi), sedangkan faktor kedua ialah pemupukan (tanpa pupuk, NPK, NPKCa, dan NPKCaMg).  Pemberian air dilakukan secara tetes terus menerus pada saat tanaman sudah memasuki fase berbuah. Tujuan penelitian untuk mendapatkan teknik pengendalian getah kuning pada buah manggis. Parameter yang diamati meliputi persentase getah kuning pada kulit  bagian luar dan bagian dalam buah manggis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air secara tetes terus menerus pada tanaman manggis yang sedang berbuah dapat mengurangi  persentase getah kuning sampai 36%  pada  kulit bagian dalam buah manggis.  Getah kuning pada kulit bagian luar juga menurun tetapi tidak konsisten. Pemupukan belum mampu menurunkan persentase getah kuning pada buah manggis. ABSTRACT. Jawal, M. Anwarudin Syah, E. Mansyah, Martias, T. Purnama, D. Fatria, and F. Usman. 2010. The Effect of Drip Irrigation and Fertilization to Control the Yellow Latex Incidence on Mangosteen Fruit. The yellow latex is a major problem on mangosteen fruit quality, especially for export. The yellow latex occured in the fruit flesh caused improper taste. The experiment was conducted in the mangosteen production center, Pesisir Selatan, West Sumatera. The experiment was designed as  super imposed trial. The data was analized using factorial randomized block design with two factors and three replications. The first factor was irrigation (no irrigation and with irrigation) and the second factor was fertilizer (no fertilizer, NPK, NPKCa, and NPKCaMg). Drip irrigation was applied continously on the generative phase. The objective of this experiment was to find out the control technique of the yellow latex on mangosteen fruit. The parameter observed were the percentage of yellow latex on outer and inner skin fruit of mangosteen. The results of the experiments indicated that drip irrigation during the generative phase was able to decrease the yellow latex incidence  on the inner fruit skin of mangosteen up to 36%, but the decreased of yellow latex incidence on the outer fruit skin of mangosteen was not consistent. Fertilization did not significantly reduce  yellow latex incidence on  mangosteen fruit.
Identifikasi dan Karakterisasi Manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung Mansyah, E; Anwarudin syah, Muhammad Jawal; Muas, I; Usman, F
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 2 (2007): Juni 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticultural Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2003 sampai Agustus 2004 pada sentra produksi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung. Tujuan dari penelitian ini mengetahui keragaman aksesi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksplorasi. Pengamatan dilakukan terhadap karakter morfologi dan genetik. Pengamatan morfologi dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif serta pengamatan secara genetik dilakukan menggunakan teknik RAPD pada 8 aksesi contoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung menunjukkan variasi morfologi dan genetik, yaitu dalam bentuk kanopi tanaman dan bentuk buah. Bentuk kanopi terdiri atas piramid, elips, dan semisirkuler, sedangkan bentuk buah terdiri atas bulat, agak gepeng, seperti jantung, dan tidak beraturan. Berdasarkan data analisis RAPD menggunakan primer OPH-13 (CACGCCACAC) dan OPN-16 (AAGCGACCTG) dari 8 aksesi diketahui bahwa manggis dari Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung mempunyai koefisien kesamaan genetik antara 0,78-1,0 dan terbagi ke dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 6 aksesi yang terpisah ke dalam 2 genotip yang berbeda dengan tingkat kesamaan genetik sekitar 0,90. Kelompok kedua terdiri dari 2 aksesi dengan tingkat kemiripan sebesar 0,87. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kedelapan aksesi contoh tersebut terdiri dari 4 genotip berbeda yaitu (1) BLT-03, BKL-01, dan BKL-06, (2) BLT-08, BLT-12, dan BKL-09, (3) BLT-10, dan (4) BKL-07. Pengelompokan aksesi belum mencerminkan perbedaan secara morfologi. Hasil analisis ini masih perlu dilanjutkan untuk semua aksesi dengan primer yang berbeda. Informasi hasil penelitian ini memperkuat data tentang adanya keragaman pada manggis.ABSTRACT. Mansyah, E., M. Jawal A.S, I. Muas, Hendri, and F. Usman. 2007. Identification and Characterization of Mangosteen at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces. The research was conducted by exploration at mangosteen production center at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces from August 2003 to August 2004. The objective of this study was to find out the variability of mangosteen at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces. The parameters observed were morphology and genetic characters. Morphology characters observed were qualitative and quantitative while genetic observation was conducted by using RAPD technique. The results showed that mangosteen accessions at Bengkulu and Bangka-Belitung have morphology variations. The variations were on canopy and fruit shape. The canopy could be devided into 3 forms of pyramid, elliptical, and semicircular. Fruit shape described as round, flattened, ovoid, and irregular. RAPD analysis of 8 mangosteen accessions by using 2 primers OPH-13 (CACGCCACAC) and OPN-16 (AAGCGACCTG) showed that the accessions devided into 2 main groups with genetic similarity coefficient 0.78 to 1.0. First group consist of 8 genotypes which separated into 2 different genotypes with genetic similarity coefficient of 0.90. The second group consist of 2 genotypes with genetic similarity coefficient about 0.87. In general the 8 accessions could be separated into 4 different genotypes (1) BLT-03, BKL-01, and BKL-06, (2) BLT-08, BLT-12, and BKL-09, (3) BLT-10, and (4) BKL-07. Accessions grouping based on RAPD bands were not in accordance with morphology characters. Further evaluation by molecular marker was needed to clarify the genetic variability. This results strengthened the support about the presence of genetic variability on mangosteen.
Identifikasi dan Karakterisasi Manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung Mansyah, E; Anwarudin syah, Muhammad Jawal; Muas, I; Usman, F
Jurnal Hortikultura Vol 17, No 2 (2007): Juni 2007
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v17n2.2007.p%p

Abstract

ABSTRAK. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2003 sampai Agustus 2004 pada sentra produksi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung. Tujuan dari penelitian ini mengetahui keragaman aksesi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksplorasi. Pengamatan dilakukan terhadap karakter morfologi dan genetik. Pengamatan morfologi dilakukan terhadap karakter kualitatif dan kuantitatif serta pengamatan secara genetik dilakukan menggunakan teknik RAPD pada 8 aksesi contoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesi manggis di Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung menunjukkan variasi morfologi dan genetik, yaitu dalam bentuk kanopi tanaman dan bentuk buah. Bentuk kanopi terdiri atas piramid, elips, dan semisirkuler, sedangkan bentuk buah terdiri atas bulat, agak gepeng, seperti jantung, dan tidak beraturan. Berdasarkan data analisis RAPD menggunakan primer OPH-13 (CACGCCACAC) dan OPN-16 (AAGCGACCTG) dari 8 aksesi diketahui bahwa manggis dari Provinsi Bengkulu dan Bangka-Belitung mempunyai koefisien kesamaan genetik antara 0,78-1,0 dan terbagi ke dalam 2 kelompok. Kelompok pertama terdiri dari 6 aksesi yang terpisah ke dalam 2 genotip yang berbeda dengan tingkat kesamaan genetik sekitar 0,90. Kelompok kedua terdiri dari 2 aksesi dengan tingkat kemiripan sebesar 0,87. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kedelapan aksesi contoh tersebut terdiri dari 4 genotip berbeda yaitu (1) BLT-03, BKL-01, dan BKL-06, (2) BLT-08, BLT-12, dan BKL-09, (3) BLT-10, dan (4) BKL-07. Pengelompokan aksesi belum mencerminkan perbedaan secara morfologi. Hasil analisis ini masih perlu dilanjutkan untuk semua aksesi dengan primer yang berbeda. Informasi hasil penelitian ini memperkuat data tentang adanya keragaman pada manggis.ABSTRACT. Mansyah, E., M. Jawal A.S, I. Muas, Hendri, and F. Usman. 2007. Identification and Characterization of Mangosteen at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces. The research was conducted by exploration at mangosteen production center at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces from August 2003 to August 2004. The objective of this study was to find out the variability of mangosteen at Bengkulu and Bangka-Belitung Provinces. The parameters observed were morphology and genetic characters. Morphology characters observed were qualitative and quantitative while genetic observation was conducted by using RAPD technique. The results showed that mangosteen accessions at Bengkulu and Bangka-Belitung have morphology variations. The variations were on canopy and fruit shape. The canopy could be devided into 3 forms of pyramid, elliptical, and semicircular. Fruit shape described as round, flattened, ovoid, and irregular. RAPD analysis of 8 mangosteen accessions by using 2 primers OPH-13 (CACGCCACAC) and OPN-16 (AAGCGACCTG) showed that the accessions devided into 2 main groups with genetic similarity coefficient 0.78 to 1.0. First group consist of 8 genotypes which separated into 2 different genotypes with genetic similarity coefficient of 0.90. The second group consist of 2 genotypes with genetic similarity coefficient about 0.87. In general the 8 accessions could be separated into 4 different genotypes (1) BLT-03, BKL-01, and BKL-06, (2) BLT-08, BLT-12, and BKL-09, (3) BLT-10, and (4) BKL-07. Accessions grouping based on RAPD bands were not in accordance with morphology characters. Further evaluation by molecular marker was needed to clarify the genetic variability. This results strengthened the support about the presence of genetic variability on mangosteen.
Pengaruh Pemberian Air dan Pemupukan terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis Muhammad Jawal Anwarudin syah; E Mansyah; - Martias; T Purnama; D Fatria; F Usman
Jurnal Hortikultura Vol 20, No 1 (2010): Maret 2010
Publisher : Indonesian Center for Horticulture Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jhort.v20n1.2010.p%p

Abstract

ABSTRAK. Getah kuning merupakan penyebab utama rendahnya kualitas buah manggis, sehingga tidak layak ekspor. Getah kuning yang masuk ke dalam daging buah menyebabkan rasa tidak enak dan tidak layak konsumsi. Untuk itu masalah getah kuning perlu segera diatasi. Penelitian dilakukan di sentra produksi manggis di  Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dari bulan Januari sampai Desember 2004. Penelitian bersifat super imposed trial, tetapi data diolah berdasarkan rancangan acak kelompok pola faktorial dengan dua faktor perlakuan dan tiga ulangan. Faktor pertama ialah pemberian air (tanpa diairi dan diairi), sedangkan faktor kedua ialah pemupukan (tanpa pupuk, NPK, NPKCa, dan NPKCaMg).  Pemberian air dilakukan secara tetes terus menerus pada saat tanaman sudah memasuki fase berbuah. Tujuan penelitian untuk mendapatkan teknik pengendalian getah kuning pada buah manggis. Parameter yang diamati meliputi persentase getah kuning pada kulit  bagian luar dan bagian dalam buah manggis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian air secara tetes terus menerus pada tanaman manggis yang sedang berbuah dapat mengurangi  persentase getah kuning sampai 36%  pada  kulit bagian dalam buah manggis.  Getah kuning pada kulit bagian luar juga menurun tetapi tidak konsisten. Pemupukan belum mampu menurunkan persentase getah kuning pada buah manggis. ABSTRACT. Jawal, M. Anwarudin Syah, E. Mansyah, Martias, T. Purnama, D. Fatria, and F. Usman. 2010. The Effect of Drip Irrigation and Fertilization to Control the Yellow Latex Incidence on Mangosteen Fruit. The yellow latex is a major problem on mangosteen fruit quality, especially for export. The yellow latex occured in the fruit flesh caused improper taste. The experiment was conducted in the mangosteen production center, Pesisir Selatan, West Sumatera. The experiment was designed as  super imposed trial. The data was analized using factorial randomized block design with two factors and three replications. The first factor was irrigation (no irrigation and with irrigation) and the second factor was fertilizer (no fertilizer, NPK, NPKCa, and NPKCaMg). Drip irrigation was applied continously on the generative phase. The objective of this experiment was to find out the control technique of the yellow latex on mangosteen fruit. The parameter observed were the percentage of yellow latex on outer and inner skin fruit of mangosteen. The results of the experiments indicated that drip irrigation during the generative phase was able to decrease the yellow latex incidence  on the inner fruit skin of mangosteen up to 36%, but the decreased of yellow latex incidence on the outer fruit skin of mangosteen was not consistent. Fertilization did not significantly reduce  yellow latex incidence on  mangosteen fruit.