Ulayya Wasilah Munasti
Universitas Syiah Kuala

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pelaksanaan layanan konseling di P2TP2A terhadap anak korban kekerasan dalam rumah tangga Ulayya Wasilah Munasti; Nurhasanah Nurhasanah; Nurbaity Bustamam
JIMBK: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bimbingan & Konseling Vol 4, No 4 (2019): Desember 2019
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK  Ulayya Wasilah Munasti. 2019. Pelaksanaan Layanan Konseling di P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) Terhadap Anak Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala.Pembimbing:(1)   Dra. Nurhasanah, M.Pd (2) Nurbaity, S.Pd., M.Ed. Kata kunci: Layanan konseling, anak korban kekerasan dalam rumah tangga. Kasus kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak sering terjadi di Kota Banda Aceh. Kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak merupakan tindakan yang dilakukan baik suami, istri maupun keluarga lainnya yang berakibat timbulnya penderitaan secara fisik, seksual maupun psikologis bagi anak. Salah satu cara mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan layanan konseling. Layanan konseling merupakan upaya membantu konseli memecahkan suatu permasalahan dan membantu untuk berani mengambil keputusan yang baik bagi dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pelaksanaan layanan konseling yang diberikan kepada anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), 2) mengetahui hambatan apa saja yang dialami pada saat diberikan layanan konseling kepada anak korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif serta menggunakan teknik wawancara. Subjek penelitian ini adalah konselor di P2TP2A. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) layanan konseling yang dipakai menggunakan pendekatan secara individu, keluarga, islami, advokasi dan rehabilitasi, namun pelaksanaannya kurang terstruktur. 2) hambatan yang dialami yaitu tidak terbangunnya komitmen orang tua untuk mendukung anak sepenuhnya dalam layanan konseling, termasuk kerjasama dalam memantau pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan sebagai PR oleh konselor dalam layanan konseling maupun kerjasama untuk menjalankan keputusan tindakan.