Green Open Space is a grouped or elongated area that is open in terms of its use, as well as the planting and natural growth plants. Singosari is a district that was changing in sector of industry, stores and housing. This study aims is to study about useful of green space. This research was conducted in Singosari district in the Malang Residence covering three urban villages namely Candirenggo, Pagentan and Losari. Descriptive research method was used with survey. The sample of respondents was chosen by purposive sampling that is minimum senior high school and they close to public Green Open Space. Thirty sample of respondents in each urban villages. Data collection techniques were interviews and questionnaires. The results showed that society perception is very high (83%) to the presence of green space. However, people do not know that providing a garden or yard at home is part of the provision of determined green open space by the government. The highest public perception of the green open space is the aesthetic benefit. The village with the highest provision of green open space is Candirenggo village that 70% of the total area. Public perception and participation of society in the Singosari District need to be maintained. Keywords:RTH, perception, benefit ABSTRAK Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area yang mengelompok atau memanjang yang bersifat terbuka dari segi penggunaannya, serta tempat bertumbuhnya tanaman yang ditanam dan tumbuh secara alami. Singosari adalah kecamatan di yang mengalami perubahan pada sektor industri, pertokoan dan perumahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemanfaatan RTH menurut masyarakat di Kecamatan Singosari Kabupaten Malang. Penelitian dilakukan meliputi tiga kelurahan yaitu Kelurahan Candirenggo, Pagentan dan Losari. Metode deskriptif yaitu survey digunakan dalam penelitian ini. Sampel responden dipilih secara purposive sampling yaitu minimal sekolah menengah atas dan mereka yang dekat dengan RTH publik sebanyak 30 orang disetiap kelurahan. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat sangat tinggi (83%) terhadap keberadaan RTH. Namun, masyarakat belum mengetahui bahwa menyediakan taman ataupun pekarangan dirumahnya adalah bagian dari penyediaan RTH yang di tentukan oleh pemerintah. Nilai persepsi masyarakat terhadap RTH yang paling tinggi yaitu manfaat estetika. Kelurahan dengan penyediaan RTH paling tinggi yaitu Kelurahan Candirenggo sebesar 70% dari luas wilayah. Persepsi masyarakat dan partisipasi masyarakat Kecamatan Singosari perlu dipertahankan. Kata kunci: RTH, persepsi, manfaat