Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PROFIL LINGKUNGAN HIDUP BALITA DAN TINGKAT KEMATIAN ANAK MENURUT FAKTOR LINGKUNGAN: DATA SDKI 2017 Tin Afifah; Ika Saptarini; Joko Irianto; Heny Lestary; Cahyorini Cahyorini; Andi Susilowati
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 20 No 3 (2021): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOLUME 20 NOMOR 3 TAHUN 2021
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jek.v20i3.5418

Abstract

ABSTRACT Environmental health is one of the factors that play a role in the level of health status of the population. Child mortality is one indicator of health status. The survival of children is very dependent on environmental conditions. The purpose of this article is to present a profile of the distribution of children under five years according to the health of the family's living environment and the child's mortality rate according to the characteristics and health of the environment. Data analysis of the 2017 IDHS used was toddlers who were born alive with de jure residence status. The variables studied were sources of drinking water, sanitation facilities, and main floor materials as well as mother's education, and place of residence. The descriptive analysis according to the classification of residence and the estimation of the calculation of the mortality rate for neonatal mortality rate, infant mortality rate, child mortality rate and under-five mortality rate using STATA 15 techniques. The results showed that 1 in 10 children under five in Indonesia lives in a household that does not have sanitation facilities. Most of the children under five live with families uses proper drinking water sources, and 8 out of 10 children under five live in houses with floors made of finished materials. Children under five who live in families with sanitation facilities, sources of proper drinking water and floors made of finished materials have a tendency for lower child mortality rates compared to other groups. It can be concluded that sanitation facilities and proper drinking water sources as well as floors made of finished materials support the survival of children under five years in Indonesia. Keywords: survival of children, child mortality rate, environmental health, sanitation, drinking water source ABSTRAK Kesehatan lingkungan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam tingkat derajat kesehatan penduduk. Angka kematian anak merupakan salah satu indikator derajat kesehatan. Kelangsungan hidup anak sangat tergantung dari kondisi lingkungannya. Tujuan penulisan artikel adalah menyajikan profil distribusi balita menurut kesehatan lingkungan rumah tinggal keluarga serta tingkat kematian anak menurut karakteristik dan kesehatan lingkungannya. Analisis data SDKI 2017 yang digunakan adalah balita yang lahir hidup dengan status tempat tinggal de jure. Variabel yang diteliti adalah sumber air minum, fasilitas sanitasi, dan bahan lantai utama serta pendidikan ibu, dan tempat tinggal. Analisis secara deskripsi menurut klasifikasi tempat tinggal dan estimasi penghitungan angka kematian neonatal, angka kematian bayi, angka kematian anak balita dan angka kematian balita secara teknik langsung menggunakan STATA 15. Hasil menunjukkan terdapat 1 dari 10 balita di Indonesia tinggal di rumahtangga yang tidak memiliki fasilitas sanitasi. Sebagian besar balita tinggal dengan keluarga yang menggunakan sumber air minum layak, dan terdapat 8 dari 10 balita yang tinggal di rumah dengan lantai dari bahan jadi. Balita yang tinggal pada keluarga dengan fasilitas sanitasi, sumber air minum layak dan lantai dari bahan jadi mempunyai kecenderungan angka kematian anak yang lebih rendah dibanding dengan kelompok lainnya. Dapat disimpulkan bahwa fasilitas sanitasi dan sumber air minum yang layak serta lantai dari bahan jadi mendukung terhadap kelangsungan hidup balita di Indonesia. Kata kunci: kelangsungan hidup anak, angka kematian anak, kesehatan lingkungan, sanitasi, sumber air minum
ANTROPOMETRI WANITA PRA HAMIL DAN PENGARUHNYA PADA PERTAMBAHAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DI KECAMATAN BOGOR TENGAH, KOTA BOGOR Anies Irawati; Andi Susilowati
GIZI INDONESIA Vol 37, No 2 (2014): September 2014
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v37i2.156

Abstract

Kehidupan janin dalam kandungan merupakan tahap peratama 1000 hari kehidupan yang menentukan kualitas manusia dimasa depan. Pertambahan berat badan ibu selama kehamilan merupakan indikator status gizi ibu hamil dan janin, yang tergantung pada status gizi ibu sebelum hamil. Ukuran antropometri ibu pra mil merupakan indikator yang mudah dan valid untuk prediksi status gizi ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah menilai perbedaan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan menurut ukuran antropometri berisiko (tinggi badan 150 cm, berat badan sebelum hamil 45 kg, indeks massa tubuh sebelum hamil 18,5 kg/m2 dan lingkar lengan atas 23,5 cm). Penelitian kohor prospektif dilakukan pada 401 ibu sejak sebelum ibu hamil sampai anak dilahirkan dan berumur sedikitnya 23 bulan di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor yang dilakukan sejak tahun 2012 sampai sekarang. Berat badan dan lingkar lengan atas ibu di ukur setiap bulan, dan tinggi badan di ukur ketika responden dinyatakan hamil oleh bidan. Perbedaan pertambahan berat badan menurut ukuran antropometri berisiko dianalisis menggunakan uji T. Hasil menunjukkan bahwapertambahan berat badan ibu selama kehamilan lebih rendah secara bermakna pada ibu dengan ukuran antropometri berisiko (berat badan sebelum hamil 45 kg, tinggi badan 150 cm, IMT sebelum hamil 18,5 kg/m2, LiLA 23,5 cm). Selisih terbesar adalah pada ibu dengan berat badan sebelum hamil 45 kg (3,5 kg dari standar IOM 2009). Dapat disimpulkan bahwa berat badan ibu sebelum hamil merupakan indikator untuk pertambahan berat badan ibu selama kehamilan. Disarankan pada ibu yang memulai kehamilan dengan berat badan 45 kg perlu pemantauan berkala lebih ketat agar pertambahan berat badan selama kehamilan sesuai anjuran dapat terpenuhi. ABSTRACT  THE MEASUREMENT OF ANTROPOMETRY IN PREGNANT WOMEN AND ITS IMPACT TO THE INCREASE OF BODY WEIGHT DURING PREGNANCY IN CENTRAL BOGOR SUBDISTRICT, BOGOR CITY Maternal anthropometry measurement is a valid indicator for predicting pregnancy weight gain. The objective of the study is to evaluate the difference in weight gain during pregnancy according to maternal anthropometric measurement Prospective cohort study was applied tof 401 pregnant women from pre pregnancy until giving birth in the District Central Bogor, Bogor City since 2012 until now. Weight and mid arm circumference measured every month, and the height is measured one time. The difference in weight gain according maternal anthropometry measurement analyzed using T-test. The results showed that maternal weight gain during pregnancy was significantly lower in women with pre pregnancy body weight 45 kg, height 150 cm, BMI before pregnancy 18.5 kg / m2, MUAC 23.5 cm. In conclusion, maternal antropometry measurement before pregnancy is an indicator of maternal weight gain during pregnancy. It is suggested that Women who start pregnancy with anthropometry measurement less than 45 kg need regular monitoring more frequent in order to achieve weight gain as recommended.Keywords: anthropometry, body weight, pregnancy
USIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MERUPAKAN DETERMINAN TEKANAN DARAH DI ATAS NORMAL PADA WANITA USIA SUBUR Budi Setyawati; Andi Susilowati; Iram Barida Maisya
Penelitian Gizi dan Makanan (The Journal of Nutrition and Food Research) Vol. 40 No. 2 (2017)
Publisher : Persagi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/pgm.v40i2.6306.45-53

Abstract

Peningkatan tekanan darah hingga diatas normal berisiko dalam proses timbulnya penyakit pembuluh darah penyebab kematian.  Penelitian merupakan studi observasional analitik dengan desain cross sectional study, bertujuan mendapatkan faktor determinan yang terkait dengan tekanan darah pada wanita usia subur. Data dari Penelitian Kohort Tumbuh Kembang Anak, yakni data wanita usia subur (15-49 tahun) yang berdomisili di Kelurahan Kebon Kelapa dan Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor pada tahun 2016 dengan total sampel 450 orang. Hasil menunjukkan bahwa usia dan Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan faktor determinan pada kondisi tekanan darah diatas normal. Usia ≥ 35 tahun berisiko sekitar 2 kali untuk terjadinya tekanan darah di atas normal dibandingkan wanita berusia < 35 tahun.  Nilai IMT ≥ 30 (kelebihan berat badan dan obesitas) berisiko sekitar 2 kali untuk terjadinya tekanan darah di atas normal dibandingkan wanita dan IMT < 30. Disarankan untuk  memeriksakan tekanan darah dan melakukan gaya hidup sehat sejak dini agar mencegah tekanan darah di atas normal.