Vita Kartika
Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERANAN AGEN PERUBAHAN DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DI KECAMATAN INDIHIANG, KOTA TASIKMALAYA Vita Kartika; Tety Rachmawati
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 20 No 4 (2017)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.775 KB) | DOI: 10.22435/hsr.v20i4.77

Abstract

Non-communicable diseases (NCD) death rates in Indonesia have significantly increased in the last twenty years. The government has strategies to control the NCD but not successful. The many controls for the NCD such as hypertension, diabetes, and stroke by health workers are not enough, but it needs full assist from agent of changes as support strength in community. The Government also needs Agent of Change who supports the society to assist the PTM control method. The type of research is operational research. The study was carried out in 4 sub districts Indihiang, Tasikmalaya City. Twenty one agents of changes were selected. Intervention was by triggering agent changes on the NCD control. Quantitative data were collected by questionnaires while qualitative data were by in-depth interviews. Data analysis of knowledge changes that include attitude and behavior was with t test. Results showed that knowledge of the agent of changes increased significantly, (p = 0.00). And after the agents follow the triggering process, there were changes in their behaviors. Their previous negative behaviors that affect high risk of exposure to NCH have been gradually reduced and turned to be positive behaviors to prevent the emergence of NCD such as reducing the number of cigarettes smoked per day. There were also agents of change who quit smoking. Other risky behaviors were also reduced as to reduce the consumption of fried foods and contain excessive fat and coconut foods. Another positive activity that was started by the agent of change after following the trigger was to do physical activity with exercise at least once a week. The agents of changes had do healthy behavior in everyday life. It is expected that healthy behavior of the agents of change could continue and applied by the surrounding community, especially young generation as successor of the nation. ABSTRAK Tingkat kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) telah meningkat secara signifikan selama dua puluh tahun terakhir di Indonesia. Pemerintah telah melakukan beberapa strategi pengendalian PTM tetapi belum berhasil. Upaya pengendalian PTM seperti hipertensi, diabetes, dan stroke tidak cukup hanya dilakukan oleh profesional kesehatan, namun juga harus mendapat dukungan penuh dari agen perubahan sebagai kekuatan pendorong di masyarakat. Jenis penelitian adalah riset operasional. Penelitian dilakukan di 4 kelurahan Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Dipilih 21 agen perubahan. Intervensi dengan pemicuan terhadap agen perubahan dalam pengendalian PTM. Pengumpulan data kuantitatif dengan kuesioner sedangkan data kualitatif dengan wawancara mendalam. Analisis data perubahan pengetahuan yang meliputi sikap dan perilaku dengan uji t test. Hasil menunjukkan pengetahuan agen perubahan meningkat secara signifikan, (p = 0,00). Dan setelah agen perubahan mengikuti proses pemicuan, terjadi perubahan perilaku mereka. Perilaku negatif sebelumnya yang berdampak pada tingginya risiko terkena PTM, telah perlahan dikurangi dan berubah menjadi perilaku- perilaku positif untuk mencegah munculnya PTM seperti mengurangi jumlah rokok yang dihisap per hari. Ada juga agen perubahan yang berhenti merokok. Perilaku berisiko lainnya yang juga berkurang adalah mengurangi konsumsi makanan yang digoreng dan mengandung lemak berlebihan juga makanan bersantan. Kegiatan positif lain yang mulai dibangun oleh agen perubahan setelah mengikuti pemicuan adalah melakukan kegiatan fisik dengan latihan minimal seminggu sekali. Agen Perubahan sudah mulai menerapkan perilaku hidup sehat di kehidupan sehari-hari. Diharapkan perilaku sehat dari para agen perubahan dapat terus dilakukan dan diterapkan oleh masyarakat di sekitarnya, khususnya generasi muda sebagai penerus bangsa.
Budaya Kehamilan Dan Persalinan Pada Masyarakat Baduy, Di Kabupaten Lebak, Tahun 2018 Vita Kartika; asep kusnali; Rozana Ika Agustiya
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 22 No 3 (2019): Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.636 KB) | DOI: 10.22435/hsr.v22i3.1494

Abstract

Maternal and infant mortality rates in Lebak District are still high. Pregnancy and maternity culture that rooted in Baduy community be one of those catalytic factors that increase mortality rates. Intervention research based on Baduy culture itself was intended to reduce the maternal and neonatal mortality rates. The purpose of the research was to get more information about pregnancy and childbirth behaviors in the Baduy community combined with the concept of modern health services. Participation Action Research (PAR) was used as the method in this research. Data were collected by in-depth interview and Focus Group Discussion (FGD). Informants were chosen purposively consisting of Health Care Centres in Baduy, elders (kokolot), and infl uencers in Baduy Tribe. The method of data analysis uses content analysis. This research indicated that Baduy Tribes were very obedient in their norms including the process of pregnancy and maternity. They often delivered a baby without any help from the health centre or midwife. They still asked shaman for help because they believed that shaman had power to heal people. This delivery behaviour triggered a limitation for a mother to get proper health treatment. We should not also neglect the fact that geographically, Baduy Tribes live in the uphill areas. Both factors were the main reasons why women in Baduy did not get proper delivery treatment and ended up dying because of complications. Effective communications are required between health care staff and the Baduy community to decrease the mortality rate both for mothers and infants in Baduy. Abstrak Tingkat kematian ibu dan bayi di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten masih cukup tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kematian tersebut adalah budaya pada masa kehamilan dan persalinan pada masyarakat Baduy, sehingga diperlukan upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi melalui intervensi kesehatan berbasis budaya. Tujuan penelitian adalah menggali lebih dalam perilaku kehamilan dan persalinan pada masyarakat Baduy yang dipadukan dengan konsep pelayanan kesehatan modern. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah (focus group discussions/FGD). Informan dipilih secara purposive terdiri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Puskesmas, para ketua adat, tokoh masyarakat, dan kokolot serta informan penting lainnya yang berpengaruh di masyarakat Baduy. Metode analisis data menggunakan analisis isi (content analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Baduy sangat patuh dalam melaksanakan norma-norma dalam masa kehamilan dan persalinan di kehidupannya. Hal ini tergambar dari masih banyaknya persalinan yang dilakukan sendiri tanpa penolong, baik oleh dukun paraji maupun tenaga medis, kecuali terdapat penyulit dalam persalinan meminta bantuan tenaga medis. Kedudukan dukun paraji dalam masyarakat Baduy sangat dihormati dan berpengaruh karena dianggap memiliki kemampuan yang bisa memberikan pertolongan pengobatan ketika sakit. Kepatuhan dan ketaatan pada budaya serta faktor geografi s menyebabkan terbatasnya kesempatan ibu hamil pada masyarakat Baduy untuk mendapat pertolongan secara medis di fasilitas kesehatan terutama pada saat mengalami penyulit dalam proses persalinan. Diperlukan pendekatan dengan komunikasi efektif dan kerjasama yang sinergis antar tenaga kesehatan dengan para lintas program dan lintas sektor pada masyarakat Baduy untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi.