Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran Dukungan Sosial Pada Ibu Dengan Gejala Depresi Dalam Periode Pasca Persalinan Tri Wurisastuti; Rofingatul Mubasyiroh
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan Vol 23 No 3 (2020): Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/hsr.v23i3.3610

Abstract

A mother who just gave birth needs to psychological support from her closest people. Lack of support from the closest people triggers her emotions that lead to depression. This study aims to determine the relationship between social support and postpartum depression. The analysis used Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 data in 2014. The samples were all mothers aged 15 years old and above who married and had babies aged 2-24 weeks. The independent variables included the presence of a spouse, the presence of other relatives, the participation of the mother in the social gathering, and the characteristics of the mother (age, education and occupation). Data were from 593 mothers who had complete variables using multiple logistic regression analysis. The analysis showed that the absence of a husband had a significant effect on postpartum depression (p-value = 0.001; OR = 2.81). Both the presence of other relatives and the maternal age are confounding variables for postpartum maternal depression. Mothers who did not stay with their partners had a risk of depression 2.81 times higher than those who did. It was controlled by the presence of other relatives and the age of the mother. Postpartum mothers have to be accompanied by her partner during babysitting. Abstrak Ibu yang baru melahirkan membutuhkan dukungan psikologis dari orang-orang terdekatnya. Kurangnya dukungan dari orang terdekat dapat menyebabkan penurunan psikologis yang akan menyebabkan ibu menjadi depresi. Studi ini bertujuan mengetahui hubungan dukungan sosial dengan depresi ibu pasca persalinan. Analisis menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) 5 tahun 2014. Sampel dalam analisis adalah seluruh ibu berusia 15 tahun ke atas yang menikah dan memiliki bayi berusia 2-24 minggu. Variabel bebas yang dianalisis meliputi keberadaan pasangan, keberadaan kerabat lain, keikutsertaan ibu dalam arisan, dan karakteristik ibu (usia, pendidikan dan pekerjaan). Data dianalisis dari 593 ibu yang memiliki variable lengkap dengan menggunakan analisis regresi logistik berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketidakberadaan suami berpengaruh signifikan terhadap depresi pasca persalinan (p-value=0,001; OR=2,81). Keberadaan kerabat lain dan usia ibu merupakan variabel confounding terhadap depresi ibu pasca bersalin. Ibu yang tidak tinggal bersama pasangannya memiliki risiko depresi 2,81 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tinggal dengan pasangannya setelah dikontrol variabel keberadaan kerabat lain dan usia ibu. Ibu pasca bersalin disarankan didampingi oleh pasangan selama pengasuhan bayi.
GAMBARAN DISTRIBUSI SPESIES Anopheles DAN PERANNYA SEBAGAI VEKTOR MALARIA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR, PAPUA DAN PAPUA BARAT Vivin Mahdalena; Tri Wurisastuti
SPIRAKEL Vol 12 No 1 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/spirakel.v12i1.3441

Abstract

Malaria merupakan penyakit tular nyamuk yang masih menjadi penyebab utama kematian di negara berkembang. Malaria juga masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di daerah Indonesia bagian Timur. Tiga provinsi di Indonesia dengan annual parasite incidence (API) tertinggi per 1000 penduduk pada tahun 2018 yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua dan Papua Barat. Pengetahuan dan pemahaman mengenai nyamuk Anopheles sebagai vektor malaria di lokasi penyebarannya sangat penting dalam program intervensi pengendalian vektor malaria yang optimal. Artikel ini merupakan studi literatur dimana informasi diperoleh dari buku, artikel penelitian atau jurnal ilmiah, dan laporan hasil penelitian dari rentang tahun 2003 sampai tahun 2019. Anopheles yang ditemukan di Provinsi NTT, Papua dan Papua Barat yaitu An. vagus, An. barbirostris, An. subpictus, An. sundaicus, An. indefinitus, An. tesselatus, An. maculatus, An. aconitus, An. kochi, An. minimus, An. annularis, An. flavirostris, An. umbrosus, An. annulipes, An. farauti, An. barbumbrosus, An. ludlowae, An. punctulatus, An. aitkenii, An. longirostris, An. peditaeniatus, An. koliensis, An. bancrofti, An. hinesorum, dan An. meraukensis. Anopheles yang sudah terkonfirmasi sebagai vektor malaria yaitu An. barbirostris, An. subpictus, An. sundaicus, An. flavirostris, An. minimus, An. farauti, An. punctulatus dan An. longirostris. Perilaku kesukaan mengisap darah dari beberapa Anopheles yang menjadi vektor malaria lebih cenderung bersifat antropofilik.