Vivin Mahdalena
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

GAMBARAN DISTRIBUSI SPESIES Anopheles DAN PERANNYA SEBAGAI VEKTOR MALARIA DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR, PAPUA DAN PAPUA BARAT Vivin Mahdalena; Tri Wurisastuti
SPIRAKEL Vol 12 No 1 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/spirakel.v12i1.3441

Abstract

Malaria merupakan penyakit tular nyamuk yang masih menjadi penyebab utama kematian di negara berkembang. Malaria juga masih endemis di sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di daerah Indonesia bagian Timur. Tiga provinsi di Indonesia dengan annual parasite incidence (API) tertinggi per 1000 penduduk pada tahun 2018 yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua dan Papua Barat. Pengetahuan dan pemahaman mengenai nyamuk Anopheles sebagai vektor malaria di lokasi penyebarannya sangat penting dalam program intervensi pengendalian vektor malaria yang optimal. Artikel ini merupakan studi literatur dimana informasi diperoleh dari buku, artikel penelitian atau jurnal ilmiah, dan laporan hasil penelitian dari rentang tahun 2003 sampai tahun 2019. Anopheles yang ditemukan di Provinsi NTT, Papua dan Papua Barat yaitu An. vagus, An. barbirostris, An. subpictus, An. sundaicus, An. indefinitus, An. tesselatus, An. maculatus, An. aconitus, An. kochi, An. minimus, An. annularis, An. flavirostris, An. umbrosus, An. annulipes, An. farauti, An. barbumbrosus, An. ludlowae, An. punctulatus, An. aitkenii, An. longirostris, An. peditaeniatus, An. koliensis, An. bancrofti, An. hinesorum, dan An. meraukensis. Anopheles yang sudah terkonfirmasi sebagai vektor malaria yaitu An. barbirostris, An. subpictus, An. sundaicus, An. flavirostris, An. minimus, An. farauti, An. punctulatus dan An. longirostris. Perilaku kesukaan mengisap darah dari beberapa Anopheles yang menjadi vektor malaria lebih cenderung bersifat antropofilik.
PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN OVITRAP DAN MOSQUITO TRAP DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA Vivin Mahdalena; Rahayu Hasti Komaria
SPIRAKEL Vol 13 No 1 (2021)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/spirakel.v13i1.5257

Abstract

The Dengue Fever (DF)/Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is still a major public health problem in Indonesia. Indonesia of DHF cases in 2019 increased compared to the previous year, which was 138.127 cases with an Incidence Rate (IR) of 51.53 per 100.000 population. The vectors of dengue virus are Aedes aegypti, Aedes albopictus, Aedes polynesiensis, and Aedes scutellaris mosquitoes. Prevention of dengue transmission relies mainly through vector control. The use of traps such as ovitrap and mosquito trap has the potential to be applied and integrated with other methods. Ovitrap and mosquito trap usage information is expected to be applied in the community and can assist in the dengue vector control program. The data in this article were secondary data from several research results that had been published and were field experiment. Ovitrap and mosquito trap are able to trap Aedes and non-Aedes mosquitoes. The effectiveness of the trap can be increased through the use of attractants from plant-based ingredients in the form of straw soaking water, mixture of brown sugar and yeast, mixture of granulated sugar and yeast, and chili extract. Ovitrap and mosquito trap with attractants from plant-based ingredients were quite effective in reducing the density of Aedes mosquitoes, besides that it safer for humans and non-target animals.
KAJIAN PUSTAKA: POTENSI EKSTRAK TANAMAN DI INDONESIA SEBAGAI KANDIDAT ANTELMINTIK TERHADAP Ascaris Tanwirotun Ni'mah; Vivin Mahdalena
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol 11 No 1 (2022): MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan
Publisher : LPPM Akafarma Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48191/medfarm.v11i1.69

Abstract

Penyakit kecacingan merupakan masalah kesehatan yang masih dihadapi Indonesia, dengan angka infeksi sekitar 219 juta. Salah satu genus dari penyebab kecacingan yaitu Ascaris. Pemanfaatan tanaman sebagai sumber kandidat pengobatan infeksi Ascaris perlu dilakukan, namun informasi mengenai jenis tanaman yang berpotensi sebagai antelmintik terhadap Ascaris masih terbatas. Tulisan ini merupakan literatur review yang menyajikan informasi tanaman yang berpotensi sebagai antelmintik terhadap Ascaris. Tanaman tersebut yaitu bangle (Zingiber purpureum), kunyit (Curcuma domestica), sarang semut (Myrmecodia pendans), labu kuning (Curcubita moschata (Duch.) Poir), jahe emprit (Zingiber officinale var. amarum), bawang putih lanang (Allium sativum L.), gewang (Corypha utan Lamk), pinang merah (Areca catechu) dan takokak (Solanum torvum). Efek antelmintik dipengaruhi oleh aktivitas biologi dari kandungan senyawa kimia dalam tanaman.