Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

DETEKSI TRANSMISI TRANSOVARIAL VIRUS DEN-3 PADA NYAMUK Aedes aegypti DENGAN TEKNIK IMUNOSITOKIMIA MENGGUNAKAN ANTIBODI DSSE10 Tri Wahono; Sitti Rahmah Umniyati
SPIRAKEL Vol 10 No 1 (2018)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.748 KB)

Abstract

Transovarial transmission is a phenomenon as a supporting factor for the maintenance the presence of dengue virus in an area. Vector surveillance is an effort to control dengue disease. In addition to larvae surveillance, viral surveillance carried out on adult Ae. aegypti mosquitoes can actually be used for early warning systems for dengue outbreaks. DEN 3 virus antigen detection using streptavidin biotin peroxidase complex (SPBC) immunocytochemical technique is an alternative method for vector surveillance. The study aimed to prove the existence of transovarial transmission by detecting DEN 3 virus antigen in F1 generation mosquitoes from Ae. aegypti which has been infected orally. The study design was experimental. Adult Ae. aegypti female is infected with DEN 3 virus orally then mosquitoes are allowed to run their gonotrophic cycle. The resulting egg was colonized until becoming adult mosquitoes and DEN 3 virus antigen was detected. Antigen detection using SPBC immunocytochemical technique with DSSE10 monoclonal antibody on mosquito head squash preparation in 4 and 16 days old mosquitoes. The results were analyzed descriptively. Streptavidin biotin peroxidase complex (SBPC) immunocytochemical technique can detect DEN 3 virus antigens indicated by the presence of brown color in the head squash preparation. The presence of the DEN 3 virus antigen also proves the presence of transovarial transmission in infected Ae. aegypti mosquitoes which has been infected orally.
Potensi Kemunculan Kembali Malaria Di Kabupaten Pangandaran Lukman Hakim; Tri Wahono; Andri Ruliansyah; Asep Jajang Kusnandar
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 10 No 1 (2018): Jurnal Aspirator Volume 10 Nomor 1 2018
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (712.221 KB) | DOI: 10.22435/asp.v10i1.154

Abstract

Kabupaten Pangandaran harus tetap waspada terhadap faktor-faktor yang berkontribusi terjadinya re-emerging disease. Untuk mengetahui potensi kemunculan kembali malaria, telah dilakukan penelitian dengan identifikasi pola penyakit malaria, keberadaan parasit malaria, pengetahuan, sikap, dan perilaku berkaitan dengan malaria, mobilitas penduduk, faktor lingkungan, dan vektor penular malaria. Semua data terkumpul, dianalisis untuk mengetahui potensi kemunculan kembali malaria menggunakan analisis dynamic system. Identifikasi parasitologi pada anak berumur <10 tahun menunjukkan bahwa semua sampel darah tersebut hasilnya semua negatif Plasmodium spp. (0%). Hasil wawancara menunjukkan bahwa status pengetahuan malaria sebagian besar dalam kategori tidak baik (64,58%), 28,23% responden mempunyai anggota rumah tangga yang biasa merantau, 11,53% di antaranya pernah pulang dalam keadaan sakit malaria. Status lingkungan pemukiman responden kaitannya dengan penularan malaria sebagian besar (67,99%) tidak baik. Survei entomologi menemukan 1.037 ekor nyamuk yang terdiri dari 8 spesies Anopheles spp. dengan kepadatan berbeda. Paling banyak adalah An. vagus (67,89%) sedangkan yang paling sedikit adalah An. indefinitus (0,48%). Berdasarkan metode penangkapan, paling banyak pada penangkapan istirahat di kandang (98,46%) dan paling sedikit adalah hasil penangkapan umpan orang dalam (0,10%). Analisis dynamic system menunjukkan variabel yang mempunyai daya ungkit paling tinggi yang berpengaruh terhadap kemunculan kembali malaria adalah mobilitas penduduk.