Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

METODE PURIFIKASI VITAMIN E DARI MINYAK KELAPA SAWIT Sabrina Aprilisa Martha; Ferry F. Karwur; Ferdy S. Rondonuwu
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 1 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sejak tahun 2009, Indonesia merupakan produsen terbesar dan eksportir minyak kelapa sawit di pasar dunia. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia meningkat secara signifikan. Pada tahun 2012, Indonesia memproduksi 26,5  juta  ton minyak sawit. Potensi hayati dari minyak sawit tersebut sangat tinggi karena kandungan vitamin E (tokotrienol dan tokoferol) mencapai 600-1.000 ppm. Untuk memurnikannya, tersedia beberapa metode, bergantung tujuan (analitis/preparatif untuk mengisolasi tokoferol/tokotrienol) dan  kandungan  komponen kimiawi  (asam lemak, sterol, pigmen).  Pembahasan mengenai metode pemurnian vitamin E minyak sawit  tersebut masih sangat terbatas. Kajian ilmiah ini bertujuan menganalisis tingkat efektifitas, efisiensi, kelebihan, dan  kekurangan berbagai metode  separasi/pemisahan maupun pemurnian/purifikasi.  Low temperature solvent crystallization dan supercritical fluid chromatography mampu menghasilkan ekstrak vitamin E konsentrasi tinggi, tetapi sangat dipengaruhi rasio pelarut dan materi tak tersaponifikasi, biaya mahal, resiko tinggi, dan peralatan khusus. Prosedur lain yaitu Thin Layer, Column, dan Gas Chromatography (pemisahan-identifikasi), High-Performance Liquid Chromatograph/HPLC (kombinatoris: pemisahan-identifikasi-purifikasi). Karena penerapannya lebih mudah, HPLC merupakan teknik yang lebih sering digunakan. Teknik HPLC menyajikan reproduktifitas yang baik, kolom sangat stabil, kuantitas reagen minimal, tidak toksik bagi teknisi dan lingkungan, dan dapat memisahkan isomer α, β, γ, δ tokoferol maupun tokotrienol.  Kata Kunci: Minyak Kelapa Sawit, Vitamin E, Purifikasi
MEKANISME KERJA DAN FUNGSI HAYATI VITAMIN E PADA TUMBUHAN DAN MAMALIA Sabrina Aprilisa Martha; Ferry F. Karwur; Ferdy S. Rondonuwu
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 1 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vitamin E  ditemukan oleh Evans dan Bishop pada tahun 1922 sebagai nutrisi penting dalam fungsi reproduksi mamalia. Kemudian ditemukan kembali pada tahun 1950 oleh Klaus Schwarz dalam konteks sistem antioksidan  seluler (bersama asam amino dan selenium). Vitamin E yang meliputi tokoferol dan tokotrienol, merupakan molekul larut lemak yang memainkan peran penting dalam kesehatan mamalia, namun  hingga saat ini, pemahaman mengenai mekanisme  kerja dan fungsi hayatinya masih terbatas. Vitamin E hanya disintesis oleh organisme fotosintetik, salah satunya tumbuhan hijau. Kajian ilmiah ini mengupas fungsi  hayati  vitamin E  pada tumbuhan serta perannya pada  mamalia  (meliputi  peran baru  di luar antioksidan),  didasarkan pada aspek ekofisiologis.  Vitamin E  pada tumbuhan diketahui  memiliki peran sebagai pelindung tilakoid dari cekaman oksidatif, serta sebagai antioksidan dalam respon pertahanan fotosintesis. Hal ini serupa dengan peran pada hewan, bahwa vitamin E mencegah terjadinya penyakit kronis, terutama yang terkait komponen cekaman oksidatif: penyakit jantung, aterosklerosis, dan kanker. Melalui kajian ilmiah secara komprehensif dan mendalam ini, ditemukan beberapa fungsi vitamin E di luar fungsi spesifiknya sebagai antioksidan pada tumbuhan maupun mamalia, terutama peran penting yang ditemukan pada tokotrienol.  Vitamin E  mencegah peroksidasi lipid selama masa dormansi benih, perkecambahan, dan perkembangan awal benih  (pada tumbuhan), memiliki peran dalam ‘cell signaling’, daya proteksi DNA, lemak, protein, dan berperan dalam respon imun  (pada mamalia).   Tokotrienol, sebagai salah satu jenis vitamin E, perlu mendapatkan perhatian lebih karena memiliki fungsi anti-oksidatif, anti-hiperkolesterolemik, anti-angiogenik, dan neuroprotektif yang berbeda dengan tokoferol. Penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan situs intraseluler spesifik yang mempengaruhi fungsi tokotrienol untuk sepenuhnya memahami mekanisme efek anti-kanker dan apoptosis. Selain itu, nilai potensi senyawa ini sebagai agen kemoterapi dalam pencegahan dan pengobatan berbagai kanker perlu diteliti lebih lanjut.  Kata kunci: Vitamin E, Fungsi Hayati, Tumbuhan, Mamalia