Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

POTENSI FUKOSANTIN DARI RUMPUT LAUT COKLAT DALAM DUNIA KESEHATAN Paulus D. B. Murti; Ferdy S. Rondonuwu; Ocky K. Radjasa; A B Susanto
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan terganggu akibat dari pola hidup yang tidak teratur sehingga muncul penyakit degeneratif seperti obesitas, diabetes, kanker dan jantung. Perlunya asupan makanan yang bergizi dan mengandung zat alami seperti karotenoid. Struktur karotenoid dibagi dalam dua kelompok besar: pertama, karoten (α-karoten, β-karoten, likopen), yang merupakan hidrokarbon dimana tanpa ada molekul oksigen, dan kedua, santofil (xantophill) (lutein, seaksantin (zeaxanthin), fukosantin dan astaksantin) yang dioksigenasi mengandung kelompok hidroksil, metoksi, karboksil, keto atau epoksi. Fukosantin adalah salah satu pigmen berwarna oranye yang dihasilkan pada biosintesis karotenoid. Fukosantin memiliki aktivitas biologi yang berperan dalam mengatasi beberapa masalah kesehatan seperti antiobesitas, antikanker, pemakan radikal bebas, antiinflamatori.  Kata Kunci: Kesehatan, Karotenoid, Algae, Fukosantin.
MEKANISME KERJA DAN FUNGSI HAYATI VITAMIN E PADA TUMBUHAN DAN MAMALIA Sabrina Aprilisa Martha; Ferry F. Karwur; Ferdy S. Rondonuwu
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 1 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Vitamin E  ditemukan oleh Evans dan Bishop pada tahun 1922 sebagai nutrisi penting dalam fungsi reproduksi mamalia. Kemudian ditemukan kembali pada tahun 1950 oleh Klaus Schwarz dalam konteks sistem antioksidan  seluler (bersama asam amino dan selenium). Vitamin E yang meliputi tokoferol dan tokotrienol, merupakan molekul larut lemak yang memainkan peran penting dalam kesehatan mamalia, namun  hingga saat ini, pemahaman mengenai mekanisme  kerja dan fungsi hayatinya masih terbatas. Vitamin E hanya disintesis oleh organisme fotosintetik, salah satunya tumbuhan hijau. Kajian ilmiah ini mengupas fungsi  hayati  vitamin E  pada tumbuhan serta perannya pada  mamalia  (meliputi  peran baru  di luar antioksidan),  didasarkan pada aspek ekofisiologis.  Vitamin E  pada tumbuhan diketahui  memiliki peran sebagai pelindung tilakoid dari cekaman oksidatif, serta sebagai antioksidan dalam respon pertahanan fotosintesis. Hal ini serupa dengan peran pada hewan, bahwa vitamin E mencegah terjadinya penyakit kronis, terutama yang terkait komponen cekaman oksidatif: penyakit jantung, aterosklerosis, dan kanker. Melalui kajian ilmiah secara komprehensif dan mendalam ini, ditemukan beberapa fungsi vitamin E di luar fungsi spesifiknya sebagai antioksidan pada tumbuhan maupun mamalia, terutama peran penting yang ditemukan pada tokotrienol.  Vitamin E  mencegah peroksidasi lipid selama masa dormansi benih, perkecambahan, dan perkembangan awal benih  (pada tumbuhan), memiliki peran dalam ‘cell signaling’, daya proteksi DNA, lemak, protein, dan berperan dalam respon imun  (pada mamalia).   Tokotrienol, sebagai salah satu jenis vitamin E, perlu mendapatkan perhatian lebih karena memiliki fungsi anti-oksidatif, anti-hiperkolesterolemik, anti-angiogenik, dan neuroprotektif yang berbeda dengan tokoferol. Penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan situs intraseluler spesifik yang mempengaruhi fungsi tokotrienol untuk sepenuhnya memahami mekanisme efek anti-kanker dan apoptosis. Selain itu, nilai potensi senyawa ini sebagai agen kemoterapi dalam pencegahan dan pengobatan berbagai kanker perlu diteliti lebih lanjut.  Kata kunci: Vitamin E, Fungsi Hayati, Tumbuhan, Mamalia
POTENSI Chlorella Sp SEBAGAI AGEN BIOREMEDIASI LOGAM BERAT DI AIR Yafeth S. Wetipo; Jubhar Ch. Mangimbulude; Ferdy S. Rondonuwu
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 1 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan dan Industrialisasi ini menyebabkan bertambah akumulasi limbah   dan menjadi acaman pada lingkungan jika limbah tersebut tidak dikelola secara baik. Senyawa berbahaya yang sering dijumpai dalam limbah diantaranya adalah logam berat. Akumulasi logam berat di lingkungan dan dalam tubuh organisme dapat menimbulkan dampak negatif bagi oragnisme itu sendiri. Sehingga diperlukan suatu tindakan remediasi bagi lingkungan yang telah terkontaminasi dengan logam berat. Untuk proses bioremediaasi logam berat pada lingkungan dibutuhkan suatu agen biologis tertentu  yang mampu menyerab logam berat yang terdapat pada lingkungan tercemar. Chlorella sp merupakan suatu agen bioremediasi yang baik, selain dapat hidup pada lingkungan yang tercemar juga dapat memakai logam berat sebagai logam esensial untuk metabolisme. Chlorella sp mampu menyerap beberapa logam berat dengan baik seperti logam Cr (6,660 mg), Cu  (7,126 mg), Cd (8,549 mg), Zn (9,181mg) dan mampu bertahan hidup pada lingkungan tercemar dengan adanya peningkatan biomassanya Cr (0,089 mg), Cd (0,088 mg), Cu (0,090 mg), Zn (0,089 mg ), Kontrol (0,091 mg). Jadi dapat disimpulkan bahwa chlorella sp mampu menyerap logam berat dan dapat bertumbuh pada lingkungan yang tercemar oleh logam berat, sehingga dapat dipakai sebagai agen bioremediasi logam berat. Kata Kunci: Logam Berat, Degeneratif, Biomassa, Lingkungan, Bioremediasi