Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Monitoring efikasi pengobatan kombinasi Artesunate- Amodiaquine (AAQ) pada penderita malaria Plasmodium falciparum tanpa komplikasi di Sulawesi Tenggara Junus Widjaja; Hayani Anastasia,; Phetisya Pamela Frederika Sumolang; Leonardo Taruk Lobo
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 6 No 2 (2014): Jurnal Aspirator Volume 6 Nomor 2 2014
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (724.896 KB)

Abstract

Abstrak. Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian terutama pada kelompok risiko tinggi seperti bayi, balita dan ibu hamil. Salah satu kendala dalam pemberantasan malaria adalah kegagalan pengobatan, karena resistensi parasit terhadap obat anti malaria. Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan daerah endemis malaria di Indonesia, selama tahun 2010 ditemukan 28.205 kasus malaria dan tahun 2011 ditemukan 32.040 kasus malaria dan sejak tahun 2004 telah menggunakan AAQ. Penelitian merupakan studi prospektif single-arm, parasitologis dan klinis, subyek diamati selama 28 hari untuk yang diobati dengan AAQ. Sampel paling banyak adalah laki-laki sebesar 89%, sedangkan perempuan sebesar 11%. Pada umumnya subyek penelitian berusia produktif sebesar 78% dan anak-anak 22%. Pengamatan selama 28 hari respon parasitologis sesudah pengobatan hari bebas parasit pada hari ke-2 (H2). Respon gametosida berupa hari bebas parasit ditemukan pada ke-3 (H3). Dianalisis dengan menggunakan lembar analisis pada Excel spreadsheet. Artesunate Amodiquine (AAQ) yang diberikan selama 3 hari pada penderita malaria Plasmodium falciparum tanpa komplikasi di Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan respon baik yaitu respon parasitologis dan klinis yang memadai sebesar 100%.
Parasit Gastrointestinal pada Hewan Ternak di Tempat Pemotongan Hewan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah Intan Tolistiawaty; Junus Widjaja; Leonardo Taruk Lobo; Rina Isnawati
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 12 Nomor 2 Desember 2016
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.742 KB) | DOI: 10.22435/blb.v12i2.200

Abstract

Disease in lifestock due to gastrointestinal parasites can cause economic loss and harmful for health of breeders or people who eat meat from these animals. . Slaughterhouse is an important place for monitoring parasitism in livestock, surveillance of disease in livestock and zoonoosis. Previous studies showed that some people living nearby a swine slaughterhouse were infected with Ascaris lumbricoides and Trichuris trichura. Based on those results, it is required to study about the gastrointestinal parasites in livestock which could transmit to human in Slaughterhouse in Jono Oge Village and Biromaru Slaughterhouse, Sigi regency. This study was a cross-sectional design, and fecal samples collection were carried out on 97 cattles, 33 pigs and 33 goats slaughtered at slaughterhouse of Sigi, Central Sulawesi. Samples from cattleswere examined according to sedimentation method, while those from pigs and goats were examined using Ritchie method. Single infections by Facsiola sp., Paramphistomum sp., Trichuris sp., Oesophagustomum sp., Ascaris sp., Eimeria sp., and Balantidium sp. were found in cattle and pigs. In cattle, dual infections were found which caused by Strongyloidea sp. and Paramphistomum sp., Trichuris sp. and Paramphistomum sp., Fasciola sp. and Paramphistomum sp. A mixed infection also observed in cattles which caused by Paramphistomum sp., Fasciola sp., and Trichuris sp. while Trichostrongylus sp., was found in goat