Mardianis Mardianis
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jambi

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Kerinci [The Contribution of Tourism Sector to Local Revenue in Kerinci Regency] Mardianis Mardianis; Hanibal Syartika
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v9i1.972

Abstract

Based on Government Regulation No. 50 of 2011, Kerinci Regency of Jambi Province belongs to the National Tourism Strategic Area of 2010-2025. While the contribution of tourism sector to PAD is still very small. Increasing the number of tourist destinations until 2014 and the determination as a National Tourism Strategic Region can be a potential increase in the Local Revenue from the tourism sector to become the leading sector in Kerinci Regency in the future. The purpose of this study is to examine the potential of the tourism sector in Kerinci Regency to be a leading sector so as to provide the economic impact on the Local Revenue and how tourism development strategy in Kerinci Regency. Research method used was descriptive based on secondary data during the period of 2010-2014, the analytical tool used was Location Quotient Method, Dynamic Location Quotient and Specialization Index. SWOT analysis was also used for analysis of tourism sector development strategy. Research results show that the tourism sector has not become a leading sector, but is a prospective sector to be developed in support of economic development and increase the income of Kerinci district in the future. The contribution of the tourism sector to the Local Revenue in the study period was only 0.57 percent or relatively non-contributing. The future development strategy focused on improving the uniqueness of Kerinci regency as a tourist destination through; Development of Community Based Tourism Area, Community Awareness Tourism, Tourism Product Diversification which can be Typical Region, Growing Aware Movement of “Tradition of Mudik/Pulang Kampung”, Preserving Local Culture as Tourism Unique and Increasing promotion and publication.Keywords: Kerinci Regency, tourism, local revenue, base sectorAbstrakBerdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi termasuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Tahun 2010-2025. Sementara kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih sangat kecil. Peningkatan jumlah tempat wisata sampai dengan tahun 2014 dan penetapan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional menjadi potensi peningkatan PAD dari sektor pariwisata sehingga menjadi sektor unggulan di Kabupaten Kerinci ke depannya. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji potensi sektor pariwisata di Kabupaten Kerinci sebagai sektor unggulan sehingga memberikan dampak ekonomi terhadap PAD dan bagaimana strategi pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Kerinci. Metode penelitian dengan analisis deskriptif dari data sekunder selama periode tahun 2010-2014, alat analisis digunakan Metode Location Quotient, Dynamic Location Quotient dan Indeks Spesialisasi. Analisis SWOT digunakan untuk analisis strategi pengembangan sektor pariwisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor pariwisata belum menjadi sektor unggulan, akan tetapi merupakan sektor yang prospektif untuk dikembangkan dalam mendukung pembangunan perekonomian dan meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Kerinci ke depannya. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD pada periode penelitian hanya 0,57 persen atau relatif tidak berperan. Adapun strategi pengembangan ke depannya difokuskan pada peningkatan keunikan Kabupaten Kerinci sebagai destinasi wisata melalui pengembangan kawasan wisata berbasis partisipasi masyarakat, pembinaan masyarakat yang sadar wisata, diversifikasi produk wisata yang bisa menjadi ciri khas daerah dibanding daerah lainnya, menumbuhkan gerakan sadar wisata “tradisi mudik/pulang kampung”, melestarikan budaya lokal sebagai keunikan wisata dan peningkatan promosi dan publikasi.Kata kunci: Kabupaten Kerinci, pariwisata, pendapatan daerah, sektor unggulan
SUPPLY CHAIN AND VALUE ADDED OF JAVA PREANGER MANGLAYANG TIMUR ARABICA COFFEE Nugrahana Fitria Ruhyana; Mardianis Mardianis; Herlina Roseline; Sekar Nur Wulandari
Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik Vol 13, No 1 (2022)
Publisher : Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22212/jekp.v13i1.1932

Abstract

To improve the competitiveness and business efficiency of Java Preanger Arabica Coffee (JPAC) from Mount Manglayang Timur, Sumedang Regency, West Java, information is needed regarding the coffee products flow from upstream to downstream, along with the problems faced by each component of the supply chains, the added value of coffee processing, and follow-up plan to develop the JPAC Manglayang Timur business. This study aimed to answer those questions. The research used a mixed-method, a descriptive approach to describe the coffee supply chains and developing plans, and the Hayami method to analyze the coffee value-added. This study was conducted in Sumedang Regency, the production center of JPAC Manglayang Timur. The researcher collected data from interviews, observation, and Focus Group Discussions with resource persons selected by purposive and snowball methods. The results showed 2 (two) JPAC supply chain patterns based on market orientation, namely exports and domestics. Business actors consisted of farmers, farmer groups, large traders/wholesalers, processing industries, cafes or coffee shops, and household consumers. The issues faced by the business actors were the limitations of agro-input and processing equipment, and the lack of marketing integration among business actors. Specialty coffee processed from JPAC Manglayang Timur, specifically the wine processed, has higher value-added than natural, fully-washed, and honey processed coffee. The capacity of coffee farmers needs to be improved o produce specialty coffee that can compete globally through the support of government regulations and synergy between stakeholders from upstream to downstream so that JPAC can become a superior commodity for Sumedang Regency.Keywords: supply chain, value-added, Java Preanger Arabica Coffee, Mountain Manglayang TimurAbstrakDalam upaya meningkatkan daya saing dan efisiensi usaha Kopi Arabika Java Preanger (KAJP) asal Gunung Manglayang Timur Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, diperlukan informasi mengenai aliran produk dari hulu hingga hilir, berikut permasalahan yang dihadapi oleh setiap pelaku dalam rantai pasok, nilai tambah dari pengolahan kopi, dan rencana selanjutnya untuk mengembangkan usaha KAJP Manglayang Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab berbagai permasalahan tersebut di atas. Metode penelitian menggunakan metode campuran dengan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggambarkan rantai pasok dan rencana pengembangan usaha, serta metode Hayami digunakan untuk analisis nilai tambah. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Sumedang sebagai sentra produksi KAJP Manglayang Timur. Peneliti mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan Focus Group Discussion dengan narasumber yang dipilih secara purposive dan snowball. Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua pola rantai pasok KAJP berdasarkan orientasi pasarnya, yaitu ekspor dan domestik. Pelaku usaha terdiri dari petani, kelompok tani, pedagang besar, industri pengolahan, kafe atau kedai kopi, dan konsumen rumah tangga. Permasalahan yang dihadapi pelaku usaha adalah keterbatasan agro input dan alat pengolahan, serta minimnya integrasi pemasaran antarpelaku usaha dalam rantai pasok. Kopi spesial yang diolah dari KAJP Manglayang Timur, khususnya yang diproses secara fermentasi, dapat memberikan nilai tambah lebih tinggi dibandingkan dengan proses pengolahan secara kering, basah, dan madu. Kapasitas petani kopi perlu terus ditingkatkan agar menghasilkan kopi spesial yang mampu bersaing di pasar global melalui dukungan regulasi pemerintah dan sinergi antar pemangku kepentingan dari hulu hingga hilir sehingga KAJP dapat menjadi komoditas unggulan Kabupaten Sumedang.Kata kunci: rantai pasok, nilai tambah, Kopi Arabika Java Preanger, Gunung Manglayang Timur