Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Kualitas Penghitungan Emisi Gas Rumah Kaca dari Sektor Pengelolaan Sampah dengan Metode IPCC 2006 (Studi Kasus: Kota Cilacap) Mochammad Chaerul; Arry Febrianto; Haryo Satriyo Tomo
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 18, No 1 (2020): April 2020
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.66 KB) | DOI: 10.14710/jil.18.1.153-161

Abstract

Gas rumah kaca (GRK) berpotensi diemisikan dari berbagai tahapan dalam pengelolaan sampah, termasuk dari tahap penanganan sampah di sumber, pengangkutan dan penimbunan sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA). Di banyak negara, metode IPCC 2006 dipilih untuk memprediksi emisi GRK dari berbagai macam sector, termasuk dalam pengelolaan sampah. Di dalam metode IPCC 2006 terdapat tingkatan basis data (Tier) yang didasarkan atas sumber data yang digunakan dalam menghitung emisi GRK. Tier 1 merupakan tingkatan terendah dimana berbagai macam data default telah disediakan untuk perhitungan emisi GRK. Penelitian ini bertujuan mengetahui emisi GRK yang dihasilkan dari pengelolaan sampah di Kota Cilacap sebagai representasi Kota kecil di Indonesia menggunakan metode IPCC 2006 tetapi dengan kualitas yang lebih baik daripada Tier 1. Peningkatan kualitas penghitungan dilakukan dengan menyediakan berbagai macam data spesifik untuk Kota Cilacap, diantaranya data timbulan dan komposisi sampah melalui sampling dan analisis laboratorium untuk mendapatkan proporsi organik karbon yang dapat terdegradasi (DOC), fraksi DOC yang terasimilasi (DOCf), laju degradasi (kd) dan fraksi metana (F). Dari perhitungan didapat bahwa prediksi total emisi GRK dari pengelolaan sampah di Kota Cilacap sebesar 4,58 x 105 ton CO2-eq. dimana tahap tahap pengangkutan dan penimbunan sampah menjadi yang dominan. Nilai total emisi dari penimbunan sampah berselisih sekitar 50% lebih besar dibandingkan bila menggunakan data default Tier 1. Hasil ini semakin memperkuat urgensi implementasi konsep 3R (Reduce Reuse dan Recycle) mulai di sumber yang memang telah diamanatkan oleh Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Dampak Lingkungan dari Teknologi Pengolahan Sampah Menjadi Energi di Indonesia: Perspektif Life Cycle Assessment Amelinda Dhiya Farhah; Mochammad Chaerul; Haryo Satriyo Tomo
Jurnal Serambi Engineering Vol. 10 No. 2 (2025): April 2025
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The principle of reduce, reuse, recycle (3R) serves as the main reference in waste management, but further efforts are needed to handle non-recyclable materials. Based on the waste management hierarchy, the next step is energy recovery through waste-to-energy (WtE). WtE technology can generate renewable energy as a substitute for fossil fuels while reducing waste disposal in landfills. Various WtE technology options are available, depending on the heterogeneous characteristics of waste. According to the Ministry of Public Works and Housing, waste treatment technologies in Indonesia include physical, biological-chemical, and thermal processes. Although WtE offers benefits, its potential impacts must also be considered. This study reviews trends in Indonesia regarding the use of the life cycle assessment (LCA) method as a tool for evaluating different WtE technologies from an environmental perspective. The review covers the analyzed functional units, selection of impact categories, supporting software, and the application of sensitivity analysis and data uncertainty. The findings from LCA applications can assist policymakers in designing sustainable WtE management strategies.